Kamis, 24 Oktober 2024

💫 BAB MENERANGKAN DZIKIR SEUSAI SHOLAT 💫

أَجْمَعَ ٱلْعُلَمَآءُ عَلیٰ ٱسْتِحْبَابِ ٱلذِّكْرِ بَعْدَ ٱلصَّلَاةِ، وَجَآءَتْ فِيْهِ أَحَادِيْثٌ كَثِيْرَةٌ صَحِيْحَةٌ فِيْ أَنْوَاعِ مِنْهُ مُتَعَدِّدَةٌ، فَنَذْكُرُ أَطْرَافًا مِنْ أَهْمِهَا.
Para Ulama' sepakat bahwa dzikir seusai sholat itu hukumnya sunnah, saking banyaknya dalil yang menerangkan bahwa dzikir itu sunnah maka kami ( Imam Nawawi ) hanya menyebut pada beberapa ujung hadits saja.
رُوَيْنَافِيْ كِتَابِ ٱلتُّرْمُذِيِّ عَنْ أَبِيْ أَمَامَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ : قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ أَيُّ ٱلدُّعَاءُ أَسْمَعُ؟ قَالَ " جَوْفُ ٱللَّيْلِ ٱلْأٓخِرِ "، وَدُبُرُ ٱلصَّلَوَاتِ ٱلْمَكْتُوْبَاتِ ".
Telah diriwayatkan dalam Sunan at-Turmudzi dari Abi Amamah al-Bahily mudah-mudahan Allah ﷻ paring Ridho dateng Beliaunya. آمين. Telah berkata bahwa : Kapan Kanjeng Rosul Muhammad ﷺ saat berdo'a? 
Aku dengar bahwa Baginda Rosul Muhammad ﷺ berdo'a itu pada pertengahan malam yang terakhir, dan atau setiap selesai sholat Fardlu.
وَفِيْ رِوَايَةٍ فِيْ صَحِيْحَيْهِمَا عَنِ إِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَفْعَ ٱلصَّوْتِ بِالذِّكْرِ حِيْنَ يَنْصَرِفُ ٱلنَّاسِ مِنَ ٱلْمَكْتُوْبَةِ كَانَ عَلیٰ عَهْدِ رَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ ٣، وَقَالَ إبْنُ عَبَّاسٍ : كُنْتُ أَعْلَمُ إِذَا إنْصَرَفُوْا إِذَا سَمِعْتُهُ.
Pada riwayat tertentu, bahwa didalam Kitab Shohih Imam Bukhori dan Imam Muslim di ceritakan dari Imam Ibnu Abbas RA : Sesungguhnya mengeraskan suara dalam dzikir pada saat selesai sholat Fardlu itu telah diamalkan sejak zaman Rosulillah Muhammad ﷺ, dipertegas oleh Imam Ibnu Abbas : Aku mengetahui sendiri bahwa Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ telah mengerjakan hal demikian seusai sholat fardlu.
٣ - قَالَ ٱلْمُصَنِّفُ : هٰذَا دَلِيْلٌ لِمَا قَالَهُ بَعْضُ ٱلسَّلَفِ أَنَّهُ يُسْتَحَبُّ رَفْعُ ٱلصَّوْتِ بِالتَّكْبِيْرِ وَالذِّكْرِ عُقْبَ ٱلْمَكْتُوْبَةِ، وَغَيْرِهِمْ مُتَّفَقُوْنَ عَلیٰ عَدَمِ إِسْتِحْبَابِ رَفْعِ ٱلصَّوْتِ بِالتَّكْبِيْرِ وَالذِّكْرِ، وَحَمِلَ ٱلشَّافِعِيُّ هٰذَا ٱلْحَدِيْثُ عَلیٰ أَنَّهُ جَهْرٌ وَقْتًا يَسِيْرًاحَتَّی يُعَلِّمَهُمْ صِفَةَ ٱلذِّكْرِ، لَا أَنَّهُمْ جَهَرُوْا دَآئِمًا أه.
3. Dalam catatan kaki :
Ngendiko Imam Nawawi sebagai penulis Kitab ini, Itu sebagai landasan Dalil para Ulama' Salaf menerangkan bahwa : mengeraskan suara dari Takbir dan dzikir lainnya itu adalah Sunnah diamalkan pada habis sholat fardlu, dan Ulama' lainnya sepakat bahwa  pengerasan suara dalam takbir dan dzikir itu sunnah.
Menurut pendapat Imam Syafi'i RA bahwa Dalil yang menerangkan bahwa dzikir bersuara itu boleh dilakukan pada waktu-waktu tertentu tidak untuk selamanya.


أَجْمَعَ ٱلْعُلَمَآءُ عَلیٰ ٱسْتِحْبَابِ ٱلذِّكْرِ بَعْدَ ٱلصَّلَاةِ، وَجَآءَتْ فِيْهِ أَحَادِيْثٌ كَثِيْرَةٌ صَحِيْحَةٌ فِيْ أَنْوَاعِ مِنْهُ مُتَعَدِّدَةٌ، فَنَذْكُرُ أَطْرَافًا مِنْ أَهْمِهَا.
Para Ulama' sepakat bahwa dzikir seusai sholat itu hukumnya sunnah, saking banyaknya dalil yang menerangkan bahwa dzikir itu sunnah maka kami ( Imam Nawawi ) hanya menyebut pada beberapa ujung hadits saja.
رُوَيْنَافِيْ كِتَابِ ٱلتُّرْمُذِيِّ عَنْ أَبِيْ أَمَامَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ : قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ أَيُّ ٱلدُّعَاءُ أَسْمَعُ؟ قَالَ " جَوْفُ ٱللَّيْلِ ٱلْأٓخِرِ "، وَدُبُرُ ٱلصَّلَوَاتِ ٱلْمَكْتُوْبَاتِ ".
Telah diriwayatkan dalam Sunan at-Turmudzi dari Abi Amamah al-Bahily mudah-mudahan Allah ﷻ paring Ridho dateng Beliaunya. آمين. Telah berkata bahwa : Kapan Kanjeng Rosul Muhammad ﷺ saat berdo'a? 
Aku dengar bahwa Baginda Rosul Muhammad ﷺ berdo'a itu pada pertengahan malam yang terakhir, dan atau setiap selesai sholat Fardlu.
وَفِيْ رِوَايَةٍ فِيْ صَحِيْحَيْهِمَا عَنِ إِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَفْعَ ٱلصَّوْتِ بِالذِّكْرِ حِيْنَ يَنْصَرِفُ ٱلنَّاسِ مِنَ ٱلْمَكْتُوْبَةِ كَانَ عَلیٰ عَهْدِ رَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ ٣، وَقَالَ إبْنُ عَبَّاسٍ : كُنْتُ أَعْلَمُ إِذَا إنْصَرَفُوْا إِذَا سَمِعْتُهُ.
Pada riwayat tertentu, bahwa didalam Kitab Shohih Imam Bukhori dan Imam Muslim di ceritakan dari Imam Ibnu Abbas RA : Sesungguhnya mengeraskan suara dalam dzikir pada saat selesai sholat Fardlu itu telah diamalkan sejak zaman Rosulillah Muhammad ﷺ, dipertegas oleh Imam Ibnu Abbas : Aku mengetahui sendiri bahwa Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ telah mengerjakan hal demikian seusai sholat fardlu.
٣ - قَالَ ٱلْمُصَنِّفُ : هٰذَا دَلِيْلٌ لِمَا قَالَهُ بَعْضُ ٱلسَّلَفِ أَنَّهُ يُسْتَحَبُّ رَفْعُ ٱلصَّوْتِ بِالتَّكْبِيْرِ وَالذِّكْرِ عُقْبَ ٱلْمَكْتُوْبَةِ، وَغَيْرِهِمْ مُتَّفَقُوْنَ عَلیٰ عَدَمِ إِسْتِحْبَابِ رَفْعِ ٱلصَّوْتِ بِالتَّكْبِيْرِ وَالذِّكْرِ، وَحَمِلَ ٱلشَّافِعِيُّ هٰذَا ٱلْحَدِيْثُ عَلیٰ أَنَّهُ جَهْرٌ وَقْتًا يَسِيْرًاحَتَّی يُعَلِّمَهُمْ صِفَةَ ٱلذِّكْرِ، لَا أَنَّهُمْ جَهَرُوْا دَآئِمًا أه.
3. Dalam catatan kaki :
Ngendiko Imam Nawawi sebagai penulis Kitab ini, Itu sebagai landasan Dalil para Ulama' Salaf menerangkan bahwa : mengeraskan suara dari Takbir dan dzikir lainnya itu adalah Sunnah diamalkan pada habis sholat fardlu, dan Ulama' lainnya sepakat bahwa pengerasan suara dalam takbir dan dzikir itu sunnah.
Menurut pendapat Imam Syafi'i RA bahwa Dalil yang menerangkan bahwa dzikir bersuara itu boleh dilakukan pada waktu-

waktu tertentu tidak untuk selamanya.

وَرُوَيْنَا بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ فِيْ سُنَنِ أَبِيْ دَاوُدَ وَٱلنَّسَآئيِّ عَنْ مُعَاذٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللّٰهِ ﷺ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ : " يَامُعَاذُ، وَاللّٰهِ إِنِّيْ لَأُحِبُّكَ " فَقَالَ : " أُوْصِيْكَ يَامُعَاذُ، لَاتَدَعَنَّ فِيْ دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُوْلُ : أَللّٰهُمَّ أَعِنِّيْ عَلیٰ ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ ".
Telah di riwayatkan pada kita dengan Sanad yang Shohih di ambil dari Sunan Abi Dawud dan Sunan Nasa'ie dari Shahabat Mu'adz bin Jabal RA : Sesungguhnya Baginda Rosul Muhammad ﷺ pernah memegang pundakku sembari Dawuh " Wahai Mu'adz : Demi Allah saya ini cinta pada Anda, kemudian Beliau ﷺ berwasiat : Wahai Mu'adz Jangan coba-coba meninggalkan dalam setiap Anda selesai sholat untuk membaca do'a : Ya Allah, panjenengan paringi kepada kami untuk selalu ingat dateng panjenengan dan tetap syukur serta bagusnya ibadah kami dateng panjenengan ".
وَرُوَيْنَا فِيْ كِتَابِ إِبْنِ سِنيٰ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللّٰهِ ﷺ إِذَا قَضَیٰ صَلَاتَهُ مَسَحَ جَبْهَتَهُ بِيَدِهِ ٱلْيُمْنیٰ ثُمَّ قَالَ : " أَشْهَدُ أَنْ لَآإِلٰهَ اللّٰهُ ٱلرَّحْمٰنُ ٱلرَّحِيْمُ، أَللّٰهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّيْ ٱلْهَمَّ وَالْحَزَنَ ".
Telah di riwayatkan pada kita, dalam Kitabnya Imam Ibnu Shina, dari Imam Anas bin Malik RA berkata : Bahwa Baginda Rosul Muhammad ﷺ pada setiap akhir salam ( selesai dari sholatnya ) mengusap kening beliau dengan tangan kanannya sembari berdo'a " Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut di sembah kecuali Allah ﷻ Yang Punya Sifat Kasih dan Sayang. Ya Allah Tuhan kami, hilangkan beberapa broblematika kami serta kesedihan kami ".

Mugi manfaat mohon maaf bila terdapat khilaf.
Kami nuqil dari Kitab " ألْأَذْكَارُ ٱلنَّوَوِيَّةِ " pada Bab Dzikir halaman 112-117
والله الموفق إلی أقوم الطريق،
ألفقير إلی رحمة الله،
Moch Turchan Amar,
Sda, 21 Robi'ul akhir 1446 H/25 Oktober 2024 M.
٭٭٭ ❉ ❉ ❉٭٭٭

Kamis, 17 Oktober 2024

💠KESUNAHAN-KESUNAHAN SETELAH SELESAI MELAKSANAKAN SHOLAT 💠

ثَالِثًا : ٱلسُّنَنُ ٱلَّتِيْ بَعْدَ ٱلْإِنْتِهَاءِ مِنَ ٱلصَّلَاةِ.
١ - أَلْإِسْتِغْفَارُ ثَلَاثًا.
٢ - مَسْحُ جَبْهَتِهِ وَوَجْهِهِ بِيَدِ ٱلْيُمْنٰی مَعَ قَوْلِهِ : " أَشْهَدُ أَنْ لَآإِلٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ ٱلرَّحِيْمُ، اَللٌّهُمَ أَذْهِبْ عَنِّيْ ٱلْهَمِّ وَٱلْحَزَنِ "
1. Membaca Istighfar tiga kali.
2. Mengusap kening dan wajah dengan tangan kanan dengan membaca do'a:
yang artinya : " Saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Ya Allah, hilangkanlah keprihatinan dan kesusahan dariku "
٣ - قَوْلُهُ : " أَللّٰهُمَّ أَنْتَ ٱلسَّلَامُ وَمِنْكَ ٱلسَّلاَمُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسِّلَامِ وَأَدْخِلْنَا دَارَكَ : دَارَ ٱلسَّلَامِ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ يَاذَالْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ ".
3. Berdoa ;
" Ya Allah, Engkau Maha Pemberi Keselamatan, dari Engkaulah keselamatan, maka hidupkanlah aku Ya Tuhanku dengan keselamatan, dan masukkanlah aku ke rumah Panjenengan, rumah keselamatan. Engkau selalu memberikan keberkahan dan Maha Luhur wahai Tuhan Pemilik Keagungan dan Kemulyaan ".
٤ - قَوْلُهُ : " ٱللّٰهُمَّ لَامَانِعَ لِمَآ أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا رَادَّ لِمَا قَضَيْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَالْجَدِّ مِنْكَ ٱلْجَدُّ ".
4. Berdo'a :
" Ya Allah, tidak ada yang bisa mencegah pada apa yang Engkau berikan, tidak ada yang bisa memberikan apa yang Engkau cegah, dan tidak ada yang bisa menolak apa yang Engkau putuskan. Usaha tidak akan bermanfaat pada orang yang berusaha tanpa pertolongan Panjenengan ".
٥ - قَوْلُهُ : " ٱللّٰهُمَّ أَعِنِّيْ عَلیٰ ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ ".
5. Berdo'a :
" Ya Allah, Tolonglah aku agar bisa ingat, syukur dan beribadah dengan baik pada Panjenengan ".
٦ - قِرَآءَةُ آيَةُ ٱلْكُرْسِيِّ.
٧ - ٱلتَّسْبِيْحَاتُ : سُبْحَانَ اللّٰهِ ٣٣، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ٣٣، وَاللّٰهُ أَكْبَرُ ٣٣، وَتَمَامُ ٱلْمِئَةِ : لَآإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ ٱلْمُلْكُ وَلَهُ ٱلْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلیٰ كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ، فَفِيْ ٱلْحَدِيْثِ : أَنَّ مَنْ قَالَ ذٰلِكَ " غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ ٱلْبَحْرِ ". أخرجه مسلم في صحيْحه ٤ : ٢٠٧١ - ٢٦٩١.
6. Membaca Ayat Kursi.
7. Membaca doa:
Membaca beberapa Tasbih, yaitu سُبْحَانَ اللّٰهِ 33 x, ألحمد للّٰهِ 33 x, dan أَللّٰهُ أَكْبَرُ 33 x serta menyempurnakan bilangan seratus dengan bacaan :
Yang artinya,
" Tidak ada Tuhan selain Allah SWT semata, tidak ada sekutu bagiNya, hanya miliknya kekuasaan dan pujian, Yang Maha Menghidupkan dan Mematikan, Dia Maha kuasa di atas segala segala sesuatu ". 
Dalam satu Hadits di sebutkan : " Bahwa sesungguhnya orang yang membaca tasbih-tasbih ini maka seluruh kesalahannya akan diampuni walaupun sebanyak busa di lautan. Haditsnya dijamin Shohih oleh Imam Muslim pada Haditsnya juz 4 hadits nomor urut 2071 dan 2691.
Mekaten mugi manfaat mohon maaf bilih wonten engkang khilaf.
Kulo nuqil saking kitab Fiqih " تَقْرِيْرَاتُ ٱلسَّدِيْدَةُ " pada bab Sunnah Bakdah Sholat halaman 252.
والله الموفق إلی أقوم الطريقِ،
ألفقير إلی رب الجليلِ،

Moch Turchan Amar,
Sda, 14 Robiul Akhir 1446 H/18 Oktober 2024 M.
٭٭٭ ❉ ❉ ❉٭

Kamis, 05 September 2024

💠 SUNNAH BERDOA SETELAH TASYAHHUD SEBELUM SALAM 💠


٢٤ - يُسَنُّ ٱلدُّعَآءُ بَعْدَ ٱلتَّشَهُّدِ وَقَبْلَ ٱلسَّلَامِ، وَلَا يُطَوِّلُهُ زِيَادَةً عَلیٰ قَدْرِ ٱلتَّشَهُّدِ وَالصَّلَاةِ عَلیٰ ٱلنَّبِيِّ ﷺ -٢-، وَأَفْضَلُهُ : " ٱللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ ٱلْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ ٱلْمَحْيَا وَٱلْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ ٱلْمَسِيْحِ ٱلدَّجَّالِ، وَمِنَ ٱلْمَغْرَمِ وَٱلْمَأْثَمِ.

24. Disunnahkan membaca do'a setelah tasyahhud akhir dan sebelum salam, namun tidak terlalu panjang sehingga melebihi bacaan tasyahhud dan sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad . Do'a yang paling utama tsb artinya ;

" Ya Allah, kami meminta perlindungan dari Panjenengan dari siksa neraka Jahannam, dari siksa qubur, dari fitnah kehidupan juga kematian, dari bahaya fitnah Dajjal, dari kerugian dan dari dosa.

" أَللّٰهُمَّ إِغْفِرْ لِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَاأَسْرَرْتُ وَمَاأَعْلَنْتُ، وَمَا أَسْرَفْتُ وَمَآ أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ، أَنْتَ ٱلْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ ٱلْمُؤَخِّرُ، لَآ إِلٰهَ إِلَّآ أَنْتَ "

" Ya Allah, ampunilah saya, atas dosa yang telah lewat, juga dosa yang lalu. Dosa-dosa yang aku rahasiakan dan aku tampakkan, juga dosa yang melampaui batas, serta dosa-dosa yang Engkau lebih mengetahui dari pada aku, Engkau Dzat yang Maha dahulu dan Maha Akhir, tidak ada Tuhan selain ُEngkau.

وَالدُّعَآءُ ٱلَّذِيْ عَلَّمَهُ ٱلنَّبِيُّ ﷺ سَيِّدَنَا أَبَا بَكْرٍ ٱلصِّدِّيْقِ، وَهُوَ : " أَللّٰهُمَّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسُيْ ظُلْمًا كَثِيْرًا كَبِيْرًا، وَلَا يَغْفِرُ ٱلذُّنُوْبَ إِلَّآ أَنْتَ، فَإِغْفُرْلِيْ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَإرْحَمْنِيْ، إِنَّكَ ٱلْغَفُوْرُ ٱلرَّحِيْمُ ".

Dan do'a yang di ajarkan oleh Rosulullah kepada Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq RA yaitu,

" Ya Allah, sesungguhnya aku telah berbuat ani-aya kepada diriku sendiri, dengan aniaya yang banyak juga besar. Dan tidak ada yang mengampuni dosa selain Engkau. Maka ampunilah kami dengan ampunan dariMu, Belas kasihanilah kami dan sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha pengampun serta Maha kasih sayang".

٢٥ - يُسَنُّ فِيْ ٱلسَّلَامِ : أَنْ يَبْتَدِئَ بِهِ وَوَجْهُهُ مُسْتَقْبِلُ ٱلْقِبْلَةِ، وَٱلتَّسْلِيْمَةُ ٱلثَّانِيَةِ، وَٱلْإِلْتِفَاتُ بِحَيْثُ يُریٰ خَدُّهُ فِيْ ٱلتَّسْلِيْمَيْنِ مِنَ ٱلْخَلْفِ، وأَنْ يَبْدَأََ ٱل٘إِلْتِفاتِ عِنْدَ ٱلْمِيْمِ مِنْ :عَلَيْكُمْ، وَالْإِنْتِهاءُ مِنَ ٱلسَّلاَمِ مَعَ آلْإِنْتِهَاءِ مِنَ ٱلإِلْتِفَاتِ، وَالتَّيَامُنُ فِيْهِ، وَأنْ يَزِيْدَهُ قَوْلُهُ ; " وَرَحْمَةُ اللّٰهِ " -١- وَإِدْرَاجُ ٱلسَّلاَمِ، وَعَدَمُ مَدِّهِ، وَأَنْ يَفْصِلَ بَيْنَ ٱلتَّسْلِمَتَيْنِ بِقَدْرِ " سُبْحَانَ اللّٰهِ "، وَنِيَّةُ ٱلْخُرُوْجِ مِنَ ٱلصَّلاَةِ مَعَ تَسْلِيْمَةِ الْأُوْلیٰ، وَأْنْ يَنْوِيْ ٱلسَّلاَمَ عَلیٰ ٱلْمَلآَئِكَةِ وَٱلْمُؤْمِنَي ٱلْإِنْسِ وَالْجِنِّ -٢- فِيْ ٱلتَّسْلِيْمَتَيْنِ، وَيَنْوِيَ ٱلرَّدَّ عَلیٰ ٱلْإِمَامِ فِيْ إِحْدَاهُمَا.

25. Sunnah memulai salam dengan posisi menghadap Qiblat. Sunnah mengucapkan salam kedua, menoleh didalam kedua salam sehingga pipinya dapat dilihat dari belakang, menoleh dimulai ketika mengucapkan MIMnya lafadl  " عَلَيْكُمْ " dan selesai mengucapkan salam bersamaan dengan selesainya menoleh. Mendahulukan menoleh ke arah kanan, menambahkan lafadl " وَرَحْمَةُ اللّٰهِ " melambatkan salam, tidak terlalu memanjangkan ucapan salam, memisah di antara kedua salam dengan kira-kira waktu yang cukup untuk mengucapkan " سُبْحاَنَ اللّٰهُ " niat keluar dari sholat bersamaan dengan salam yang pertama, niat mengucapkan salam kepada para Malaikat dan kaum mukmin dari kalangan manusia dan jin pada kedua salam, dan niat menjawab : Imam pada salah-satu salam.

Mekaten mugi manfaat mohon maaf bila terdapat khilaf.

Kami nuqil dari kitab تَقْرِيْرَةُ السَّدِيْدَة bab Sunnah halaman 247-248

والله الموفق إلی أقوم الطريق،

ألفقير إلی رحمة الله عزّی وجلّیٰ،

Moch Turchan Amar,

Sidoarjo, Jum'at Legi, 02 Robi'ul Awwal 1446 H/06 September 2024 M.

٭٭٭ ٭٭٭ 

Selasa, 13 Februari 2024

mauQuta

MauQuta

MauQuta is a company that specializes in providing digital prayer time solutions. They offer a range of products and services related to prayer time schedules and clocks, particularly for mosques and Islamic institutions.

MauQuta provides software solutions for calculating and displaying accurate prayer times based on location and time zone. Their software can be integrated into various platforms and devices, such as websites, mobile apps, and digital prayer time clocks.

In addition to software solutions, MauQuta also offers digital prayer time clocks that can be installed in mosques and other prayer spaces. 

These clocks automatically display the current prayer time, allowing worshippers to easily keep track of the prayer schedule.

MauQuta aims to provide reliable and accurate prayer time solutions that cater to the needs of the Muslim community. They prioritize accuracy and usability in their products to ensure that prayer times are easily accessible and reliable for worshippers.

For more detailed and up-to-date information about MauQuta and their products, I recommend visiting their official website 

www.mauquta.com or contacting them directly (031)8282316

Let me know if there's anything else I can assist you with!

Minggu, 04 Februari 2024

Kata Pengantar dan Sambutan di Buku Yasin Tahlil

 



SAMBUTAN KELUARGA

    Alhamdulillah, bersyukur kepada Allah atas segala rahmat dan karunia-Nya. Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kehidupan dan kematian sebagai sarana untuk menguji dan menilai manusia. Kehidupan merupakan ajang bagi manusia untuk sebanyak banyaknya beramal baik, sementara kematian merupakan titik akhir atas segala kesempatan yang telah diberikan dan sekaligus merupakan titik awal untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita selama di dunia.

    Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan semua orang-orang yang mengikuti-Nya. Diantara pesan-pesan Baginda Nabi yang terpenting adalah dorongan agar umatnya senantiasa mengingat mati dan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk menghadiri atau datang takziah saat ada keluarga, teman, atau tetangga yang meninghal dunia, kiranya dapat kita jadikan sebagai bahan renungan dan pelajaran.

    Semoga Allah SWT. menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yang dapat sebanyak banyaknya beramal baik dan dapat sekecil mungkin berbuat keburukan selama menjalani kehidupan di dunia ini, serta dijadikan sebagai umat Kanjeng Nabi yang mendapatkan syafaat kelak diakhirat. Amin

    Kematian merupakan sesuatu yang pasti terjadi. Sudah menjadi ketetapan Allah yang maha kuasa, bahwa segala sesuatu yang bernyawa pasti akan mati. Kematian tidak dapat dipercepat maupun ditunda-tunda. Baik tua maupun muda, besar maupun kecil, laki-laki maupun perempuan, apapun kondisi seseorang apabila sudah tiba saat kematiannya, ia tidak dapat mengelak walaupun bersembunyi di tempat yang paling sulit ditembus oleh pasukan paling ampuh sekalipun.

    Kematian adalah batas pemisah antara kehidupan jasmani manusia dengan kehidupan rohaninya, pemisah antara jasad dan ruhnya. Apabila kematian telah tiba, maka jasad fisiknya saja yang mati, organ organ tubuhnya tidak lagi berfungsi untuk menjalani kehidupan di dunia, kemudian jasadnya akan kembali melebur dengan tanah, kembali keelemen sebagaimana dulunya dia diciptakan. Sementara ruhnya akan tetap hidup untuk menjalani kehidupan selanjutnya.

Sebagaimana kepercayaan umat mukmin bahwa ruh sebenarnya tetap hidup walaupun di dunia yang berbeda, maka tidak mengherankan apabila banyak diantara umat mukmin yang apabila ditinggalkan mati oleh orang yang dicintainya, mereka tetap mendoakan agar ruh orang yang dicintainya senantiasa diampuni, dirahmati dan diberikan tempat terbaik disisi Allah SWT. Bahkan didalam agama islam mengajarkan untuk mengucapkan salam kepada mereka yang sudah meninggal saat melewati kuburnya.

    Berkenaan dengan peringatan 40 hari berpulangnya Ibu tercinta ke rahmatullah, kami ingin menyampaikan salah satu peristiwa yang terjadi selama masa Almarhumah mengalami rasa sakit. Peristiwa ini sangat berkesan sekaligus menjadi pelajaran bagi kami, anak-anaknya. Semoga peristiwa ini menjadi pengingat anak cucu Almarhumah dalam menghadapi situasi yang sama, yaitu saat mendampingi orang tercinta yang sedang sakit, agar senantiasa berdoa dan mengaji (membaca al-qur'an) disampingnya selama masa sakit sampai akhirnya meninggal dunia, karena doa dan bacaan alqur`an tersebut akan sangat memberikan manfaat yang sangat besar bagi yang bersangkutan.

 

MEMBACAKAN SURAT ATAU AYAT -AYAT AL-QUR’AN UNTUK ORANG YANG SAKIT

 

    Sejak mengalami rasa sakit, kira-kira kurang lebih tiga tahun yang lalu, Emak kami Almarhumah Ibu Hj. Zumroti sempat tidak sadar beberapa kali. Namun, setiap kali dibacakan surat atau ayat-ayat Al-Qur’an, lambat laun Emak mulai sadar dan memberi respon dengan mengikuti bacaan surat Al-Qur’an tersebut. Ketika sudah tidak dapat memberikan respon dalam bentuk ucapan, saat dibacakan surat Al-Qur’an itu, gumpalan air mata memenuhi kelopak matanya kemudian mengalir ke sisi kanan dan kiri.

    Peristiwa tersebut sering terjadi. Kejadian paling berkesan sekaligus juga agak mengejutkan kami sebagia putra-putri beliau adalah peristiwa yang terjadi pada tanggal 04 Desember 2023(tiga pekan sebelum wafat). Pada waktu itu, setelah dimandikan Emak tidur. Jam 10 lebih Emak terbangun, kemudian meminta “makan sebelum kedahuluan mati,” katanya. Setelah makan satu sendok tidur lagi. Karena sampai jam 11 belum bangun dan belum makan, maka Emak dibangunkan oleh istri Saya, Shinta.

Ketika ditawari makan, jawaban Emak: Aku wis mangan karo malaikat Munkar Nakir".

Ketika ditawari minum, jawaban Emak: "Aku wis ngombe banyu suargo”

“Ya Allah Nak, tibae mangan nang kono luwih enak timbang mangan nang kene. Ngombene yo luwih seger nang kono, kabeh enak-enak wis”

Tidak lama setelah itu, masih dalam kondisi terpejam, Emak mengatakan: “Mati.” Spontan Nuril dan Shinta bertanya: “Emak pingin suntik ta opo mangan, badane sakit ta?” Emak menjawab: “Mati.” Nuril mengomentari: “Gak enak mati, rekreasi ae, sangune wes bek ta?” Dijawab: “Wis bek”. Setiap ditanya, jawabnya mati dan mati saja. Trus pas ditawari, jalan jalan ta Mak? Emak njawab, "Yo, jalan-jalan nang kuburan".

    Emak juga menceritakan diperlihatkan surga yang indah. Keindahannya tidak ada tandingannya di dunia. Makan di surga enak, minum di sana juga enak. Beliau juga menceritakan kalau diperlihatkan Kanjeng Nabi yang tampan rupawan. Posisinya ketika melihat Nabi Muhammad, Emak berada dibelakang Gus Nawi, katanya.

    Di antara ucapan-ucapan yang muncul saat itu adalah: “Di akhirat tempatnya orang disiksa”. “Sembayang utamakno”. “Aku wes dienteni dua malaikat. Malaikat itu besar-besar yaitu Munkar dan Nakir”. “Di surga isinya kyai-kyai yang ikhlas dan tidak ada dokter”.

    Yang diminta oleh Emak ketika itu hanya mati. Beliau mengatakan: “Mati Yo ikhlas, anakku dungakno kabeh”. “Aku sering diketoki bapakmu, diajak bapakmu, tapi tak janjeni kapan-kapan. Isine dzikir ngaji.”

Melihat kondisi seperti itu, sekitar jam 12:15 Shinta menelpon saya, agar segera pulang karena Emak berbicara seperti itu.

Saya pun datang jam 12:30. Ketika sampai di kamar Emak, beliau dalam keadaan antara melek dan merem, Emak mengatakan kepada Saya: “Luk, kalau aku wafat warahno dulur-dulurmu ojo oleh nangis, ojo ngelo (keluar air mata), sing ikhlas kabeh, terus cacakmu kongkon  moleh cekne uman aku dan suruh pidato, cek aku lego, lek wes pidato  aku lego ndang berangkat.”

Karena bilang begitu, lalu saya melakukan videocall dengan Cak Yin yang posisinya ada di Jogja, dengan tujuan agar Emak berbicara sendiri dengan Cak Yin. Ketika itu Emak hanya bilang: “Le, muliho engko ndak nututi aku. Ndak cukup karo videocall.”

Karena Emak berbicara sangat singkat  ke Cak Yin, lalu Saya komentari: “Kok cuma ngomong sedikit ke Cak yin Mak?”

“Wes ngono thok ae gak akeh-akeh, cacakmu ndang kongkon budal”, jawab Emak.

Setelah itu, Saya membaca Surat Yasin dan Emak ikut membaca berdasarkan hafalannya (tanpa teks) sampai akhir surat. Di tengah-tengah membaca surat Yasin, Emak nyeletuk kepada Shinta: “Yo iki sing bener moco Yasin, karena yasin iku panganane wong kate mati”.

Jam 13.00 Emak sudah mulai bangun dan kesadarannya sudah normal. Ketika itu Nuril mengatakan: “Emak wes tangi, sak aken Cak Yin akeh pekerjaan gak usah nang Surabayo wes.”

Jawaban Emak dengan nada yang agak meninggi: “Ko’en gak sak aken cacakmu gak uman aku ta?”

Di sisi lain, Cak Yin meluncur dari Yogyakarta dengan membayangkan kondisi Emak sebagaimana yang dilihatnya divideocall dan juga cerita-cerita yang dishare dalam grup keluarga. Singkat cerita, Cak Yin sampai di Wisma Bungurasih Surabaya tepat jam 21.00 WIB. Setelah mencium tangan dan kening Emak, Cak Yin bertanya dengan tujuan menggoda: “Emak sudah enak-enak di surga kog mbalik nang donyo?” Emak hanya tersenyum saja. Setelah itu, Emak dan Cak Yin ngobrol kesana-kemari sampai jam 22.15. WIB. Emak mengakhiri pembicaraan dengan mengatakan: “Wis Le, istirahat turuwo, nuruti ceritane Emak, ndak enthek-enthek”.

Keesokan harinya, sekitar jam 07.00-08.00, Emak dibangunkan Yuk Is yang pagi itu datang dari Grati untuk menggantikan  Nuril. Yuk Is membangunkan Emak untuk dimandikan. Pada saat dimandikan oleh Yuk Is dan Nuril, Emak meminta untuk dibawa ziarah ke makam mumpung ada dua anak laki-lakinya. Permintaan itu di-iyakan oleh kedua putrinya. Pembicaraan dan permintaan ini tidak diketahui oleh Saya karena sekitar jam 10.00 pada saat berbincang-bincang dengan Cak Yin, Saya sedang siap-siap mau keluar ke Grati karena ada keperluan. Sementara itu, Cak Yin yang mendengar permintaan Emak sudah mempunyai niatan untuk ke Makam Sunan Ampel sekalian belanja kitab untuk keperluan pondok. Ketika hendak berangkat ke Ampel, ternyata Emak tertidur dan Cak Yin pun pergi tanpa pamit kepadanya.

Setelah Dhuhur, Emak bangun dan merasa orang-orang di sekitarnya, yaitu Yuk is dan Nuril, tidak sedang mempersiapkan keberangkatannya untuk ziarah. Emak tidak melihat adanya persiapan sama sekali untuk ziarah. Akhirnya, Emak menyalahkan Yuk is dan Nuril, sampai akhirnya Nuril mengatakan: “Emak sudah dianter ke Makam tetapi tidur”. Setelah diberitahu jawaban itu, baru Emak sedikit tenang hatinya walaupun masih terasa mengganjal.

Menjelang Ashar Cak Yin kembali dari Sunan Ampel dan sudah mengetahui perihal keributan antara Emak dengan kedua putrinya tentang keinginan ziarah itu. Cak Yin juga sudah diberitahu tentang alasan yang telah disampaikan kepada Emak, bahwa beliau sudah dianter ziarah, tetapi tidur. Karena itulah ketika berbicang-bincang dengan Emak, Cak Yin mengatakan alasan yang sama dengan mengatakan: “Emak kan pernah minta diantar suntik ke dokter, ketika sudah sampai di tempat praktek dokter, Emak tidur. Akhirnya Emak tidak jadi disuntik. Demikian pula sama halnya dengan ziarah, kejadiannya hampir sama.” Pada saat itu Emak agak lega dan menerima.

       Tak lama setelah masuk waktu Ashar, Saya datang dari Grati. Pada saat itu Nuril datang ke kamar dan mengatakan: “Iki Cak Luk wis teko, lek pingin ziarah iso berangkat.” Spontan Emak mengatakan: “Aku sakjane ndak percoyo lek wis diajak ziarah lan aku turu”. Akhirnya karena khawatir membuat hati Emak gelo, akhirnya permintaan ziarah ke Makam Wali Sunan Ampel tidak dapat dihentikan. Akhirnya, Saya dengan mengajak Cak Yin, Shinta dan Nuril, menuju ke Makam Sunan Ampel. Padahal, sebenarnya Cak Yin ketika itu sudah bilang kalau mau kembali ke Yogyakarta setelah shalat Ashar dan diiyakan.



 

Gambar ini tepat ada di pintu masuk atau gerbang Makam Sunan Ampel Surabaya

Setelah ziarah ke Makam Sunan Ampel, meskipun ziarah cuma di parkiran Masjid dan tepat di Gerbang masuk makam, Emak mengatakan kepada Saya: “Emak merasa sangat lega dan puas.”

 

Dua pekan setelah kejadian diatas tgl 18 Desember 2023 emak kayaknya kena demam flu dan saya bawa ke RS Griya Amerta DR.Soetomo. Selera makannya tidak ada pernafasan kesulitan karena hidung buntu. Pas periksa dokter akhirnya disarankan untuk ngamar. Alhamdulillah sampai jumat kondisi emak mulai membaik dan ada saran dari salah satu dokter yang boleh pulang, tetapi tiba-tiba sabtu pagi (23 Desember 2023) emak tidak sadar diri dan sudah tidak bisa diajak komunikasi, kemudian sore sama dokter di sarankan untuk di rawat di ruang HCU. 

Kejadian berikutnya yang menjadi pelajaran berharga bagi kami, adalah ketika kami membacakan beberapa surat Al-Qur’an untuk Emak yang berada  dalam keadaan tidak sadar dan memakai alat bantu oksigen di rumah sakit. Keadaan seperti ini dialami oleh Emak ketika tidak sadar dihari Sabtu tanggal 23 Desember 2023. Berdasarkan permintaan dokter, pada hari itu diminta untuk dipindahkan ke ruang HCU. Dalam kondisi seperti ini Emak tidak dapat berkomunikasi melalui mulut. Respon yang muncul dapat dilihat dari linangan dan tetesan air matanya ketika surat-surat Al-Qur’an dibacakan.

 

Pada tanggal 24 Desember 2023, saat di rumah sakit itu sedang ditunggu ketiga putrinya, Yuk Um, Yuk Is dan Yuk Aan. Kira-kira setelah Maghrib, kami dikejutkan dengan berita bahwa kondisi Emak kritis dan perawat sudah sempat mengatakan “innā lillāhi wa innā ilahi rāji’ūn”. Tiada gerak di mata walaupun kami gerak-gerakkan. Tiada denyut nadi ditangan yang kami rasakan. Tiada respon yang terlihat dimata kami. Perawat membiarkan kami mendampinginya dengan membacakan surat-surat Al-Qur’an. Pada saat itu semua anak-anaknya mengaji bersama, terutama surat Yasin, baik di samping beliau maupun di luar ruangan. Dari kondisi yang kritis seperti itu, ternyata setelah dibacakan surat-surat Al-Qur’an hingga jam 00.00 WIB indikator medis yang tertera dalam layar menunjukkan perbaikan. Di malam itu ternyata lambat laun diketahui kalau kesadaran Emak membaik dan mata sedikit terbuka.

Keesokan harinya setelah berkonsultasi dengan dr. Muhammad Hardian Basuki, akhirnya keluarga sepakat untuk meminta Emak dikeluarkan dari HCU agar dapat ditunggu oleh putra dan putrinya.

Malam tanggal 25 Desember 2023 Emak sudah dipindahkan ke bangsal sekitar jam 20.00-an. Di malam itu satu persatu putra dan putrinya termasuk menantu bergantian men-talqīn Emak. Respon yang muncul adalah air mata yang keluar merembes ke sisi kanan dan kiri. Respon yang sama terjadi setelah satu persatu bergantian membacakan surat-surat Al-Qur’an sampai akhirnya sekitar jam 04.55 WIB beliau menghembuskan nafas terakhir kembali ke haribaan Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Kami semua bersedih, tetapi semua teringat pesan Almarhumah tidak boleh ada yang meneteskan airmata atas kepergiannya. Airmata kamipun tertahan untuk tidak menetes keluar demi menjalankan pesan terakhir beliau. Selamat tinggal Emak kami tercinta. Meskipun berat, kami harus merelakan kepergianmu menuju ke hadirat Allah SWT. yang telah memanggilmu. Kami hanya bisa mendoakanmu, memintakan maghfirah, rahmat dan maaf kepada Allah untukmu. Selamat jalan, kamipun pasti akan menyusulmu, dan Semoga kami semua dapat dipertemukan kembali di alam sana. Amin.

 

 

 

PELAJARAN BERHARGA BAGI KELUARGA

Berpulangnya Almarhumah Emak kepada Allah Yang Maha Memilikinya, meninggalkan pelajaran yang berharga bagi kami semua, putri dan putranya. Menemani orang yang tercinta di saat-saat menjelang akhir hayatnya, kami rasakan amat sangat penting dilakukan. Mengingat orang yang sedang menjelang ajalnya sangat membutuhkan pendampingan rohani. Bacaan kalimat tayyibah dan beberapa surat al-Qur’an sangat membantu yang bersangkutan untuk menjadi tenang dalam menghadapi situasi yang hanya bisa dirasakan olehnya seorang diri. Tak seorangpun mampu membantu orang yang sedang menghadapi ajalnya selain meringankan proses ajalnya dengan membacakan kalimat tayyibah dan surat-surat Al-Qur’an. Dari pengalaman ini, kami berkeyakinan bahwa sangat penting mendidik anak atau keluarga untuk bisa mengaji Al-Qur’an dan membuat mereka suka mengaji agar dalam situasi-situasi yang genting, seperti menghadapi sakit keras dan menjelang ajal seperti diceritakan di atas, mereka bisa mendampingi orang yang dicintai agar kembali kepada Allah dengan mudah dan tenang.

Keluarga berharap apa yang dialami Almarhumah Emak Zumroti, khususnya pada tanggal 4 Desember 2023 seperti yang diceritakan diatas, menjadi pertanda baik bagi Almarhumah. Apa yang dilihat pada saat itu semoga menjadi perwujudan dari apa yang dinyatakan dalam sebuah riwayat dari Sayyidina Ali, bahwa: “Tidak satupun jiwa manusia bisa meninggalkan dunia sebelum dia mengetahui apakah ia termasuk ahli surga atau ahli neraka”.

Dalam riwayat lain dikatakan dari Abu Ja’far Muhammad bin Ali bin al-Husain bin Ali ra, ia berkata:


"مَا مِنْ مَيِّتٍ يَمُوْتُ إِلَّا تَمَثَّلَ لَهُ عِنْدَالْمَوْتِ أَعْمَالُهُ الْحَسَنَةُ وَأَعْمَالُهُ السَّيِّئَةُ"


“Setiap orang yang akan meninggal pasti akan ditampilkan kepadanya amal-amal kebaikannya dan amal-amal keburukannya saat akan meninggal”.

Pelajaran lain yang bisa kami petik sebagai anak yang mendampingi selama masa kritis Almarhumah adalah bahwa orang yang berada dalam kondisi tidak sadar walaupun terlihat bisa berkata, sebenarnya masih memiliki kesadaran untuk memberikan respon. Jangankan disaat orang itu dinyatakan secara medis masih hidup, disaat nyawa sudah lepas dari jasadpun, orang masih punya kemampuan untuk mendengar apa yang dikatakan oleh orang yang masih hidup. Berkaitan dengan masalah ini, kemampuan mendengar dari orang yang sudah meninggal ini, Nabi  Muhammad pernah bertanya kepada orang-orang kafir yang terbunuh dalam Perang Badar. Dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik r.a, disebutkan:


فَجَعَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُنَادِيْهِمْ بِأَسْمَائِهِمْ وَأَسْمَاءِ آبَائِهِمْ: "يَا فُلاَنُ بْنُ فُلاَنٍ، ويَا فُلاَنُ بْنُ فُلاَنٍ، وَيَا فُلاَنُ بْنُ فُلاَنٍ ، أَيَسُرُّكُمْ أنَّكُمْ أطَعْتُمُ اللَّهَ ورَسولَهُ؛ فإنَّا قدْ وجَدْنَا ما وعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا، فَهلْ وجَدْتُمْ ما وعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا؟! قَالَ: فَقَالَ عُمَرُ: يا رَسولَ اللَّهِ، ما تُكَلِّمُ مِن أجْسَادٍ لا أرْوَاحَ لَهَا! فَقَالَ رَسولُ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: والذي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بيَدِهِ، ما أنتُمْ بأَسْمَعَ لِما أقُولُ منهمْ.


“Kemudian Nabi Muhammad SAW menyebut nama-nama mereka beserta nama-nama bapak mereka satu persatu dan berkata kepada mereka. “Apakah kalian sekarang mendapatkan perasaan gembiran andaikata kalian semua taat kepada Allah dan rasul-Nya? Ketahuilah bahwa sungguh kami telah mendapatkan apa yang telah dijanjikan Tuhan kami kepada kami adalah benar. Apakah kalian mendapati apa yang dijanjikan oleh tuhan kalian benar?! Lalu Anas bin Malik menceritakan: Umar bertanya: Wahai rasulullah SAW., Apa yang Nabi katakan kepada jasad-jasad yang sudah tidak memiliki nyawa itu?! Rasulullah SAW menjawab: “Demi Zat di mana jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya,  tidaklah kalian lebih bisa mendengarkan apa yang aku katakan melebihi daripada pendengaran kalian”. (Maksudnya, mereka juga bisa mendengar apa yang aku ucapkan sebagaimana kalian bisa mendengar ucapan-Ku).

Berdasarkan riwayat di atas dan riwayat-riwayat lain yang disebutkan dalam banyak kitab hadis maupun lainnya, yang tidak mungkin disampaikan di sini, kita semua yakin bahwa orang yang sudah meninggal bisa mendengar dan melihat apa yang dilakukan oleh keluarganya. Berdoa untuk orang yang sudah meninggal dan membaca surat-surat atau ayat-ayat dari al-Qur’an, apalagi di atas pusaranya, pasti didengar oleh mereka yang sudah meninggal. Kita semua meyakini bahwa bacaan-bacaan itu, yang dimaksudkan untuk mereka yang sudah meninggal, akan membuat mereka menjadi tentram, atau dapat mengurangi kondisi berat dan tidak nyaman yang mereka rasakan di alam kuburnya. Bacaan-bacaan penuh faedah itu bagaikan surat-surat yang diterima oleh mereka yang kesepian dari orang yang mencintainya.

 

Ranuklindungan, 29 Januari 2024

                                                         

Keluarga Besar alm Bapak Sudjak dan almh Ibu Zumroti

almarḥūmāni wa al-maghfūr lahumā

 

Acara tahlil 40 hari pada tgl 2 dan 3 Februari 2024



Selasa, 23 Januari 2024

Berbakti Kepada Kedua Orang Tua disaat Hidup atau Sudah di Alam Kubur

✾ TIP TERBAIK BERBHAKTI KEDUA ORANG TUA WALAU SUDAH MENINGGAL DUNIA ✾


Berdasarkan Hadits yang masyhur, Baginda Rosul Muhammad ﷺ memberikan bimbingan kepada kita melalui Sabda Beliau :

  ✿ إِذَا مَاتَ ٱلْإِنْسَانُ ٱنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّامِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ، أَوْعِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْوَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُوْلَهُ  ❉ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ خد م. " للبخاري في الأدب وللمسلم ٣.

Jika Manusia telah meninggal dunia maka dinyatakan putus seluruh amalnya, baik yang terkait dengan sholatnya, zakatnya, puasanya dan hajinya, kecuali tiga perkara :

1. Shodaqoh Jariyah. Semisal bentuk Waqof pahalanya tetap mengalir sampai kapanpun kepada yang Jariyah.

2. Ilmu Yang Bermanfaat. Semisal para Guru, Para Pengarang Kitab itu lebih bermanfaat dari generasi ke generasi.

3. Anak Sholeh yang pandai berdo'a terhadap kedua orang tua. 
Terkait dengan keberadaan Anak Sholeh, dalam surat Ath-thur

Allah ﷻ berfirman :

۞ وَٱلَّذِيْنَ آمَنُوا وَٱتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَتُهُمْ بِإِيْمَانٍ ٱلْحَقْنَابِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآأَلَتْنٰهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْئٍ ۗ كُلٌّ آمْرِئٍ بِمَاكَسَبَ رَهِيْنٌ ۞ الطور ٢١.

Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam ke imanan, kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka di dalam surga, dan kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal "kebaikan" mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.

Berdasarkan kedua Dalil Naqli termaktub diatas yakni Al-Hadits dan diperkuat oleh Al-Qur'an diatas, masih ada cara lain yang lebih baik untuk berbhakti kepada kedua orang tua dan atau orang lain sbb :

١ - قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ ﷺ إنَّ أُمِّيْ أُفْتُلِتَتْ نَفْسُهَا فَهَلْ لَهَا أَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟ قَالَ ﷺ : نَعَمْ.

1. Datang seorang laki kepada Baginda Rosul Muhammad ﷺ seraya berkata : Waktu Ibu saya sebelum meninggal ada sesuatu yang belum tersampaikan saya yaqin Ibu pesan kepingin SHODAQOH, setelah meninggal saya baru sadar, apakah boleh saya Shodaqoh yang pahalanya saya HADIYAHKAN buat Ibu saya yang sudah meninggal? Ngendiko Baginda Rosul Muhammad ﷺ : Na'am " Betul Bisa sampai pahalanya. Intinya Mayit bisa menerima Manfaat Pahala sebab sedekahnya keluarga yang masih hidup.

2. Haji Nadzar dan Puasa Nadzar boleh dilakukan Badal oleh Ahli Warisnya bila yang bersangkutan  telah meninggal dunia.

Itu semua didalam Ilmu Fiqih di sebut

" إِنْتِفَاعُ لِغَيْرِهِ "

 Intifa' lighoirihi, yakni Hidup itu perlu bantuan orang lain. Dan masih banyak dalil lain yang terkait dengam masalah ini. In sya Allah kami sambung.
Mugi Manfaat mohon maaf bila terdapat khilaf.


Kami Nuqil dari kitab فَيْضُ ٱلْقَدِيْرُ Syarah جَمْعُ الصَّغِيْرُ Juz 1 hal 547.
Tafsir Al-Ibriz Juz 27 hal.1942.
والله الموفق إلی أقوم الطريق،
الفقير إلی رحمة الله عز وجل،
Moch Turchan Amar,
Sda, 13 Rajab 1445 H/25 Januari 2024 M.

Kamis, 18 Januari 2024

Cerita Sebelum Kematian Ibu Hj. Zumroti

 KATA SAMBUTAN KELUARGA

Segala puji bagi Allah yang menjadikan kehidupan dan kematian sebagai sarana untuk menguji dan menilai hamba-hamba-Nya, siapakah di antara mereka yang paling bagus amalnya. Kehidupan merupakan sarana yang dibuat oleh Allah untuk menjadi ajang beramal bagi manusia, sementara kematian dijadikan sebagai titik akhir manusia berkesempatan untuk beramal dan setelah titik itu manusia diminta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama mereka menjalani kehidupan. Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yang menjadikan kehidupan ini sebagai tempat kita beramal dengan sebaik-baiknya. Amin.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi kita, Muhammad SAW, yang di antara pesan-pesannya yang terpenting untuk umat-Nya adalah dorongan agar senantiasa mereka ingat kematian dan menyiapkan diri untuk dunia setelah kematian. Demikian pula semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada keluarga, sahabat dan semua orang yang mengikuti jejak baik-Nya hingga hari kiamat tiba. Amin.

Kematian merupakan sesuatu yang pasti terjadi. Sudah menjadi ketetapan Allah yang menciptakan alam kehidupan ini bahwa segala sesuatu yang bernyawa pasti akan mengalami mati. Waktu kematian tidak dapat dikedepankan, dipercepat maupun ditunda-tunda. Baik tua maupun muda, besar maupun kecil, laki-laki maupun perempuan, apapun kondisi seseorang apabila sudah tiba saat kematiannya, ia tidak dapat mengelak walaupun dia bersembunyi di tempat yang paling sulit ditembus oleh pasukan paling ampuh sekalipun. 

Kematian adalah batas pemisah antara kehidupan manusia beserta jasad fisiknya dengan kehidupan manusia tanpa jasad fisik, hanya dengan ruhnya semata. Apabila kematian telah dialami seorang manusia, maka jasad fisiknya akan kembali melebur dengan elemen tanah yang menjadi bahan penciptaannya. Sementara ruh manusia tetap bertahan hidup dalam dunianya sendiri. Dengan demikian, sebenarnya kematian hanyalah perpisahan antara jasad material seseorang dengan ruhnya. Yang mati hanya jasadnya yang tidak lagi berfungsi untuk menjalani kehidupan di dunia, sedangkan ruhnya masih tetap ada dan hidup di dunianya yang tidak membutuhkan jasad fisik.

Manusia mukmin percaya bahwa ruh setelah meninggalkan jasadnya, tetap hidup di dunianya. Karena ia masih tetap ada dan hidup di dunianya, maka tidak mengherankan apabila banyak di antara manusia mukmin yang ditinggalkan oleh orang yang dicintai dan dikasihi, tetap mendoakan agar mereka senantiasa diampuni, dirahmati, dan dimaafkan. Bahkan ajaran agama Islam mendorong umatnya untuk mengucapkan salam kepada mereka yang sudah meninggal dan berada dalam kuburnya.

Berkenaan peringatan berpulangnya Ibu tercinta (Hj. Zumrroti) ke rahmatullah, kami ingin menyampaikan salah satu peristiwa yang terjadi selama masa almarhumah mengalami rasa sakit sejak 3tahun. Peristiwa ini sangat berkesan sekaligus menjadi pelajaran bagi kami, anak-anaknya. Semoga peristiwa ini menjadi pengingat anak cucu almarhumah dalam menghadapi situasi yang sama, yaitu mendampingi orang yang tercinta dengan senantiasa berdoa dan mengaji di sisinya selama masa sakit sampai akhirnya meninggalkan dunia yang fana ini karena mendampingi orang yang sedang sakit dengan membacakan doa dan mengaji memberikan manfaat yang sangat besar bagi yang sedang sakit.

MEMBACAKAN AYAT-AYAT ATAU SURAT AL-QUR’AN UNTUK ORANG YANG SAKIT

Sejak mengalami rasa sakit, kira-kira kurang lebih dua setengah tahun yang lalu, Almarhumah sempat tidak sadar beberapa kali. Namun, setiap kali dibacakan surat-surat atau ayat-ayat dari al-Qur’an, lambat laun Almarhumah mulai sadar dan mengikuti bacaan surat-surat atau ayat-ayat al-Qur’an tersebut. Hal ini terjadi ketika Almarhumah masih bisa bernapas secara normal, tanpa bantuan oksigen.

Pertama, Almarhumah tidak sadar pada saat mengalami rasa sakit yang sangat kuat, yang di kemudian hari diketahui karena TBC tulang. Selanjutnya, kondisi tidak sadar sering dialami Almarhumah dan pada saat itu pula putra-putrinya yang mendampingi selalu membacakan ayat-ayat atau surat-surat al-Qur’an. Sebelum bacaan itu selesai, Almarhumah sedikit demi sedikit sadar dan ikut membaca sisa bacaan ayat atau surat tersebut.

Pada Mei tahun 2021 sesudah hari raya idul fitri ibu Zumroti mulai mengalami sakit syaraf di bagian tulang belakan, anak-anaknya membawa ke dokter ahli bedah syaraf kemudian di MRI pada tgl 19 Mei 2021 di RSUD Sidoarjo dengan hasil ada 4 syaraf dibagian bawah yang kejepit dan diduga akibat jatuh. Dokter menyarankan untuk di operasi. Kami sekeluarga menawarkan kepada ibu Zumroti yang keberatan untuk dioperasi yang pada saat itu ramai-ramainya COVID 19. Kemudian kami konsultasikan kepada dokter lain yaitu dr. Saiful Islam dokter ahli syaraf. Saran dokter ahli syaraf diobati saja karena ibu sudah berumur 76 tahun, kata dokter kalau di operasi khawatir nanti syaraf yang akan kejepit berpindah ke posisi lain. Mulai bulan Mei 2021 ibu mengkonsumsi obat atorvastatin 10mg, thrombo aspilet, jointace collagen, alpentin 100mg, celebrex 100mg (bila perlu saja), methycobalt 500mg. Januari 2022 ada tambahan obat pletaal 50mg, karena ada bengkak di kaki. Mei 2022 ada obat proxilene 200mg. Juni 2022 ada obat zyloric100mg. Juli 2022 obat trental 400mg, ada gangguan sirkulasi pembuluh darah. Mulai 20 September 2022, resep dari Doker M. Hardian Basuki, gabapentin 300mg, ultracet, osfit, oscal 0,25, dan rifastar (obat TB tulang), osteocare.

Ibu berada di rumah putranya yg ke 5 pada awalnya kosumsi obat2an ini teratur di minum di Surabaya, begitu terasa nyeri syarafnya hilang ibu minta

Pada tanggal 04 Desember 2023, kira-kira sebelum masuk waktu Dzuhur sekitar jam 11.00, Almarhumah dalam kondisi tidur. Padahal, biasanya di waktu tersebut dalam kondisi terjaga. Karena kondisinya masih tidur, maka Shinta, istri dari Lukman, dan Nuril yang pada saat itu menjaga Almarhumah, mencoba untuk membangunkan Almarhumah untuk makan dan minum, tetapi anehnya dalam keadaan tidur itu Almarhumah menjawab dengan jawaban yang mengagetkan karena sepertinya Almarhumah sedang berada di alam lain saat menjawab pertanyaan dua anak yang menjaganya.

Almarhumah, menurut cerita Nuril, dalam kondisi terpejam mengatakan: “Mati.” Spontan Nuril dan Shinta bertanya: “Emak suntik ta mangan, badane sakit ta?” Emak menjawab: “Mati.” Nuril mengomentari: “Gak enak mati, rekreasi ae, sangune wes bek ta?” Dijawab wis bek. Setiap ditanya, jawabnya mati dan mati saja. Ketika diminta untuk makan, Almarhumah tidak mau. 

Sebelum kejadian itu Emak bangun minta makan sebelum kedahuluan mati, Katanya. Tetapi Almarhumah hanya makan satu sendok saja, lalu tidur lagi dan mengalami hal itu dalam waktu lama. Emak menceritakan diperlihatkan surga yang indah di dunia tidak ada, makan di surga enak minum juga enak. Emak juga menceritakan kalau diperlihatkan kanjeng Nabi seng ganteng, posisine Emak di belakang Gus Nawi. Di akhirat tempatnya orang disiksa. Sembayang utamakno. Aku wes dienteni dua malaikat. Malaikat itu besar-besar yaitu Munkar dan Nakir. Di surga isinya kyai2 yang ikhlas dan tidak ada dokter. Seng dikarepno mati. Mati Yo ikhlas, anakku dungakno kabeh. Aku sering diketoki bapakmu, diajak bapakmu, tapi tak janjeni kapan2. Isine zikir ngaji.

Shinta menceritakan bahwa pada saat itu Emak saya bangunkan, dan saya tawari untuk makan.

Emak menjawab: "Aku wis mangan karo malaikat Munkar Nakir."

Kemudian ketika saya tawari minum, Emak menjawab dengan mata terpejam, "Aku wis ngombe banyu suargo."

Setelah itu, masih kata Shinta, Emak bercerita bahwa makan di sana (suargo) ternyata lebih enak, minumnya juga lebih seger. Pokoknya semua uenak-uenak.

Nuril, anak bungsunya, menimpali dengan bertanya: “Apa Emak pingin jalan-jalan?”

Iya jalan-jalan ke kuburan. Pokoknya wis pingin mati.” Jawab Emak. Emak melanjutkan dengan mengatakan bahwa: “Di suargo ketemu kyai-kyai sing ikhlas. Aku (emak) yo wes ikhlas, ndik surgo gak ketemu dokter.

Melihat kondisi Emak seperti itu, Shinta sekitar jam 12: 15 menelepon suaminya, Lukman, agar pulang karena Emak berbicara seperti itu.

Lukman datang jam 12:30. Ketika sampai di kamar di mana Emak terbaring dalam keadaan antara melek dan merem, Emak mengatakan kepada Lukman: “Luk, kalau saya wafat warahno dulur-dulurmu ojo oleh nangis, ojo ngelo (keluar air mata) sing ikhlas kabeh, terus cacakmu kongkon  moleh cekne uman aku dan suruh pidato aku biar lego, lek wes pidato  aku lego ndang berangkat.”

Karena bilang begitu terus Lukman melakukan videocall dengan cacaknya, Diyin, agar Emak berbicara sendiri dengan Diyin. Ketika itu Emak hanya bilang: “Leh, muliho engko ndak nututi aku. Ndak cukup karo vidiocall.

Karena Emak bilang singkat ke cacaknya, Lukman bilang kepada Mak: “Kok cuma ngomong sedikit ke Cak yin?”

Wes ngono thok ae gak akeh2 cacakmu ndang kongkon budal”, Jawab Emak.

Setelah itu, Lukman membaca Surat Yasin, dan Emak ikut membaca dengan hafalan Yasinnya (tdk membaca buku Yasin) sampai akhir surat tersebut. Di tengah-tengah membaca Yasin Emak mengatakan kepada Shinta: “Yo iki sing bener moco Yasin karena  panganane wong kate mati”.

Jam 13.00 Emak sudah mulai bangun normal. Ketika itu Nuril mengatakan: “Emak wes tangi, sak aken cak Yin ake pekerjaan gak usah nang surabayo wes.”

Jawaban Emak dengan nada yang agak meninggi: “Ko’en gak sak aken cacakmu gak uman aku ta?” 

Dialog di atas terjadi pada hari Senin tanggal 4 Desember 2023 mulai jam 11 posisi Emak tidur. Posisi tidur seperti itu sebenarnya bukan kondisi biasa bagi Almarhumah setelah dimandikan atau di-seko badannya. Biasanya Almarhumah posisi waktu seperti itu dalam keadaan terjaga atau terbangun. Kejadian ini berlangsung sekitar dua jam lamanya.

Di sisi lain, Cak Yin meluncur dari Yogyakarta dengan membayangkan kondisi Emak sebagaimana yang ada di videocall dan cerita-cerita yang dishare dalam grup keluarga. Karena satu dan lain hal, ia baru dapat keluar dari Yogyakarta sekitar setelah Ashar dan baru sampai di Wisma Bungurasih Surabaya tepat jam 21.00 WIB. Setelah mencium tangan dan kening Emak, Cak Yin bertanya dengan tujuan menggoda: “Emak sudah enak-enak di surga kog mbalik nang donyo?”. Almarhumah hanya tersenyum saja. Setelah itu, Emak dan Cak Yin ngobrol kesana-kemari sampai jam 22.15. WIB.

Keesokan harinya, sekitar jam 07.00-08.00, Almarhumah dibangunkan Yu’ Is untuk dimandikan. Pada saat dimandikan, Almarhumah meminta untuk dibawa ziarah ke makam semampang ada dua anak laki-lakinya. Permintaan itu di-iyakan oleh Yu’ is dan Nuril. Permintaan ini tidak diketahui oleh Lukman karena sekitar jam 10.00 pada saat berbincang-bincang dengan Cak Yin, Lukman mau keluar ke Grati karena ada keperluan. Sementara itu, Cak Yin yang tahu dengan keinginan tersebut sudah mempunyai niatan untuk ke Makam Sunan Ampel sekalian belanja kitab untuk keperluan pondok. Ketika hendak berangkat ke Ampel, ternyata Almarhumah tidur dan Cak Yin pun pergi tanpa pamit kepadanya.

Setelah Dhuhur Almarhumah bangun dan merasa orang di sekitarnya, yaitu Yu’ is dan Nuril, tidak sedang mempersiapkan keberangkatannya untuk ziarah. Akhirnya Almarhumah menyalahkan Yu’ is dan Nuril, sampai akhirnya Nuril mengatakan bahwa Emak sudah dianter ke Makam tetapi Emak tidur. Setelah diberitahu begitu baru Almarhumah sedikit tenang hatinya.

Menjelang Ashar Cak Yin kembali dari Sunan Ampel dan sudah mengetahui perihal keinginan Almarhumah untuk ziarah dan diberitahu kalau sudah diantar ziarah tetapi Almarhumah tidur. Karena itulah Cak Yin ketika berbicang-bincang dengan Emak mengatakan alasan yang sama dengan mengatakan bahwa Emak Pernah minta disuntik ke dokter, sudah diantar ke dokter tetapi sampai di tempat praktek dokter, Emak tidur. Akhirnya tidak jadi disuntik. Demikian pula halnya dengan ziarah hampir sama. Pada saat itu agak lega dan menerima.

Tetapi, tak lama setelah masuk waktu Ashar, Lukman datang dari Grati. Pada saat itu Nuril datang ke kamar dan mengatakan: “Iki Cak Luk wis teko, lek pingin ziarah iso berangkat.” Spontan Almarhumah mengatakan: “Aku sakjane ndak percoyo lek wis diajak ziarah lan aku turu”. Akhirnya permintaan ziarah ke Makam wali itu tidak dapat dihentikan, dan akhirnya, singkat cerita, Cak Yin kembali lagi ke Makam Sunan Ampel bersama Cak Luk dan mbak Shinta dan Nuril, meskipun sebenarnya Cak Yin sudah bilang kalau mau kembali ke Yogyakarta setelah shalat Ashar.

C:\Users\Tamrin Tullab\AppData\Local\Packages\5319275A.WhatsAppDesktop_cv1g1gvanyjgm\TempState\1E206BCB08B982D409040E9B434D3D5B\WhatsApp Image 2024-01-09 at 18.43.42_9e5a04bf.jpg

Gambar ini tepat ada di pintu masuk atau gerbang Makam Sunan Ampel Surabaya

Setelah ziarah ke Makam Sunan Ampel, meskipun ziarah cuma di parkiran Masjid Ampel dan tepat di Gerbang masuk makam, Almarhumah mengatakan kepada cak Luk bahwa emak merasa sangat lega dan puas.

Kedua, membacakan beberapa surat al-Qur’an dalam keadaan tidak sadar dan memakai alat bantu oksigen. Keadaan seperti ini dialami oleh Almarhumah ketika tidak sadar di hari Sabtu tanggal 23 Desember 2023. Pada hari ini Almarhum berdasarkan permintaan dokter diminta untuk dipindahkan ke ruang HCU. Dalam kondisi seperti ini Almarhumah tidak dapat berkomunikasi melalui mulut. Respon yang muncul dapat dilihat dari linangan dan tetesan air mata ketika ayat-ayat atau Surat-Surat al-Qur’an dibacakan.

Pada tanggal 24 Desember 2023 di rumah sakit Emak ditunggu ketiga putrinya, Yu’ Um, Yu’ Is dan Aan. Kira-kira setelah Maghrib dan menjelang isya’ kami dikejutkan dengan berita bahwa kondisi Emak kritis dan perawat sudah sempat mengatakan “innā lillāhi wa innā ilahi rāji’ūn”. Tiada gerak di mata walaupun digerakkan-gerakkan. Tiada denyut nadi di tangan yang terasa. Pada saat itu semua anak Almarhumah membacakan surat-surat al-Qur’an, terutama Yasin. Dari kondisi yang kritis seperti itu, ternyata setelah dibacakan surat-surat dari al-Qur’an hingga jam 00.00 WIB indikator medis yang tertera dalam layar menunjukkan perbaikan. Di malam itu ternyata lambat laun diketahui kalau kesadaran Emak membaik dan mata sedikit terbuka.

Keesokan harinya setelah berkonsultasi dengan dokter yang dikenal oleh keluarga dan bertanya kepada dokter yang menangani Almarhumah, akhirnya keluarga sepakat untuk meminta Almarhumah dikeluarkan dari HCU agar dapat ditunggu oleh putri dan putrinya. 

Malam tanggal 25 Desember 2023 Almarhumah dipindahkan ke bangsal sekitar jam 20.00-an. Di malam itu satu persatu putrid an putri termasuk menantu bergantian mentalqin Almarhumah. Respon yang muncul adalah air mata yang keluar merembes ke sisi kanan dan kiri mata atau pelipis kanan dan kiri di samping mata. Respon yang sama terjadi setelah satu persatu bergantian membacakan surat-surat al-Qur’an sampai akhirnya sekitar jam 04.55 WIB beliau menghembuskan napas terakhir kembali ke haribaan Tuhan yang maha Kuasa. Kami semua bersedih, tetapi semua teringat pesan Almarhumah tidak boleh ada yang meneteskan airmata dengan kepergiannya. Airmata kamipun tertahan untuk tidak menetes keluar demi menjalankan pesan terakhir Almarhumah.


PELAJARAN BERHARGA BAGI KELUARGA

Berpulangnya Emak kami kepada Allah Yang Maha Memilikinya meninggalkan pelajaran yang berharga bagi kami semua, putri dan putranya. Menemani orang yang tercinta di saat-saat menjelang akhir hayat amat sangat penting dilakukan mengingat orang yang sedang menjelang ajalnya sangat membutuhkan pendampingan rohani. Bacaan kalimat tayyibah dan beberapa surat al-Qur’an membantu yang bersangkutan untuk menjadi tenang dalam menghadapi situasi yang hanya bisa dirasakan sendiri olehnya. Tak seorangpun mampu membantu orang yang sedang menghadapi ajalnya selain meringankan proses ajalnya dengan membacakan kalimat tayyibah dan surat-surat al-Qur’an. Dengan demikian penting pula mendidik anak atau keluarga untuk bisa mengaji al-Qur’an dan suka mengaji agar dalam situasi-situasi yang genting seperti menghadapi ajal bisa mendampingi orang yang dicintai agar kembali kepada Allah dengan mudah dan tenang.

Keluarga berharap apa yang dialami Almarhumah, khususnya pada tanggal 4 Desember 2023 seperti yang diceritakan di atas, menjadi pertanda baik baik Almarhumah. Apa yang dilihat pada saat itu semoga menjadi perwujudan dari apa yang dinyatakan dalam sebuah riwayat dari Sayyidina Ali, bahwa: “Tidak satupun jiwa manusia bisa meninggalkan dunia sebelum dia mengetahui apakah ia termasuk ahli surga atau ahli neraka”.

Dalam riwayat lain dikatakan dari Abu Ja’far Muhammad bin Ali bin al-Husain bin Ali ra, ia berkata:

"مَا مِنْ مَيِّتٍ يَمُوْتُ إِلَّا تَمَثَّلَ لَهُ عِنْدَالْمَوْتِ أَعْمَالُهُ الْحَسَنَةُ وَأَعْمَالُهُ السَّيِّئَةُ"

“Setiap orang yang akan meninggal pasti akan ditampilkan kepadanya amal-amal kebaikannya dan amal-amal keburukannya saat akan meninggal”.