Kamis, 06 Maret 2025

Khutbah Jumat di Bulan Ramadhan

**السلام عليكم ورحمة الله وبركاته**

**الحمد لله الذي جعل الصيام جُنّةً من النار، والصلاة والسلام على سيدنا محمدٍ رسولِ اللهِ المبعوثِ رحمةً للعالمين، وعلى آلهِ وصحبهِ أجمعين، ومن تبعهم بإحسانٍ إلى يوم الدين. أما بعد:**

**أيها الإخوة المؤمنون،**

Kita bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat dan rahmat-Nya yang tak terhingga, terutama nikmat kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh berkah, ampunan, dan rahmat. Bulan di mana pintu-pintu surga dibuka lebar, pintu-pintu neraka ditutup rapat, dan setan-setan dibelenggu. Bulan di mana setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya.

**يا أيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون**

Saudaraku, Ramadhan adalah bulan pendidikan dan pelatihan. Melalui puasa, kita diajarkan untuk mengendalikan hawa nafsu, menahan diri dari hal-hal yang dilarang, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat. Rasulullah SAW bersabda:

**"مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ"**

_"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh terhadap puasanya."_ (HR. Bukhari).

**أيها المؤمنون،**

Ramadhan juga adalah bulan Al-Qur'an. Allah SWT berfirman:

**شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ**

_"Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)."_ (QS. Al-Baqarah: 185).

Mari kita perbanyak membaca, mempelajari, dan mengamalkan Al-Qur'an di bulan yang mulia ini. Jadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup kita, bukan hanya di bulan Ramadhan, tetapi juga di bulan-bulan lainnya.

**إخواني في الله،**

Ramadhan juga adalah bulan solidaritas dan kepedulian sosial. Melalui puasa, kita merasakan lapar dan dahaga yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Mari kita tingkatkan sedekah, berbagi, dan membantu sesama. Rasulullah SAW bersabda:

**"مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا"**

_"Barangsiapa yang memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun."_ (HR. Tirmidzi).

**أيها المؤمنون،**

Marilah kita manfaatkan bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya. Perbanyaklah ibadah, istighfar, dan doa. Jangan sia-siakan kesempatan emas ini. Ramadhan adalah kesempatan untuk memperbaiki diri, menghapus dosa-dosa, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

**اللهم أعنا على صيام رمضان وقيامه، واجعلنا من عتقائك من النار، وارزقنا ليلة القدر، واغفر لنا ولوالدينا وللمسلمين أجمعين.**

**اللهم آمين.**

**أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي ولكم، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.**

**السلام عليكم ورحمة الله وبركاته**

---

**Terjemahan:**

**Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh**

**Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan puasa sebagai perisai dari api neraka. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, utusan Allah yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, serta kepada keluarga dan sahabatnya, dan kepada siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat. Amma ba'du:**

**Wahai saudara-saudara seiman,**

Kita bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat dan rahmat-Nya yang tak terhingga, terutama nikmat kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh berkah, ampunan, dan rahmat. Bulan di mana pintu-pintu surga dibuka lebar, pintu-pintu neraka ditutup rapat, dan setan-setan dibelenggu. Bulan di mana setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya.

**Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.** (QS. Al-Baqarah: 183)

Saudaraku, Ramadhan adalah bulan pendidikan dan pelatihan. Melalui puasa, kita diajarkan untuk mengendalikan hawa nafsu, menahan diri dari hal-hal yang dilarang, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat. Rasulullah SAW bersabda:

_"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh terhadap puasanya."_ (HR. Bukhari).

**Wahai orang-orang yang beriman,**

Ramadhan juga adalah bulan Al-Qur'an. Allah SWT berfirman:

_"Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)."_ (QS. Al-Baqarah: 185).

Mari kita perbanyak membaca, mempelajari, dan mengamalkan Al-Qur'an di bulan yang mulia ini. Jadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup kita, bukan hanya di bulan Ramadhan, tetapi juga di bulan-bulan lainnya.

**Saudara-saudaraku seiman,**

Ramadhan juga adalah bulan solidaritas dan kepedulian sosial. Melalui puasa, kita merasakan lapar dan dahaga yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Mari kita tingkatkan sedekah, berbagi, dan membantu sesama. Rasulullah SAW bersabda:

_"Barangsiapa yang memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun."_ (HR. Tirmidzi).

**Wahai orang-orang yang beriman,**

Marilah kita manfaatkan bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya. Perbanyaklah ibadah, istighfar, dan doa. Jangan sia-siakan kesempatan emas ini. Ramadhan adalah kesempatan untuk memperbaiki diri, menghapus dosa-dosa, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

**Ya Allah, bantulah kami untuk berpuasa dan menegakkan malam Ramadhan. Jadikanlah kami termasuk orang-orang yang dibebaskan dari api neraka. Karuniakanlah kepada kami Lailatul Qadar, dan ampunilah kami, kedua orang tua kami, dan seluruh umat Islam.**

**Ya Allah, kabulkanlah doa kami.**

**Saya mengakhiri khutbah ini dan memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung untuk saya dan untuk kalian semua. Maka mohonlah ampun kepada-Nya, sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.**

**Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh**

---

Semoga khutbah ini bermanfaat dan dapat menginspirasi jamaah untuk memanfaatkan bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya.




Kisah Pemimpin dalam Memutuskan Keadilan

Ceritakan kisah nabi dalam membuktikan dua orang yang mengaku ibu dari seorang anak?

Kisah tentang Nabi Sulaiman (Salomo) dalam membuktikan siapa ibu sebenarnya dari seorang anak adalah salah satu kisah yang terkenal dalam Al-Qur'an dan Alkitab. Kisah ini menggambarkan kebijaksanaan dan keadilan Nabi Sulaiman dalam menyelesaikan perselisihan.

### Kisah dalam Al-Qur'an (Surah Al-Anbiya, 21:78-79)

Dalam Al-Qur'an, kisah ini disebutkan dalam Surah Al-Anbiya (21:78-79):

> "Dan (ingatlah) Daud dan Sulaiman, ketika keduanya memberikan keputusan mengenai ladang, karena (ladang itu) dirusak oleh kambing-kambing kaumnya. Dan Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu. Dan Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu. Dan Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya."

### Kisah dalam Alkitab (1 Raja-raja 3:16-28)

Dalam Alkitab, kisah ini diceritakan dalam 1 Raja-raja 3:16-28:

Suatu hari, dua orang wanita datang kepada Nabi Sulaiman dengan membawa seorang bayi. Keduanya mengaku sebagai ibu dari bayi tersebut. Salah satu wanita mengatakan bahwa bayi itu adalah anaknya, sementara wanita yang lain juga mengklaim hal yang sama. Mereka berselisih dan meminta Nabi Sulaiman untuk memberikan keputusan.

Nabi Sulaiman, dengan kebijaksanaannya, memerintahkan agar bayi itu dibagi dua dengan pedang, dan masing-masing wanita diberikan separuh dari bayi tersebut. Mendengar keputusan ini, salah satu wanita dengan segera menyerah dan berkata, "Jangan bunuh bayi itu! Berikan saja bayi itu kepadanya." Sementara itu, wanita yang lain justru setuju dengan keputusan tersebut.

Melihat reaksi kedua wanita tersebut, Nabi Sulaiman segera mengetahui siapa ibu sebenarnya dari bayi itu. Wanita yang rela menyerahkan bayi itu kepada wanita lain demi menyelamatkan nyawanya adalah ibu yang sebenarnya. Nabi Sulaiman kemudian memerintahkan agar bayi itu diberikan kepada wanita yang rela menyerahkan bayi tersebut.

### Pelajaran dari Kisah Ini

Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya kebijaksanaan, keadilan, dan kasih sayang dalam menyelesaikan perselisihan. Nabi Sulaiman menggunakan kecerdasan dan kebijaksanaannya untuk menemukan kebenaran, dan keputusannya didasarkan pada kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Kisah ini juga menunjukkan bagaimana seorang pemimpin yang bijaksana dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang adil dan penuh hikmah.

Dalam sejarah Islam, tidak ada riwayat yang secara spesifik menceritakan tentang sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang menghadapi kasus dua orang yang mengaku sebagai ibu dari seorang anak. Kisah yang mirip dengan ini adalah kisah **Nabi Sulaiman (Sulaiman)** yang terkenal dalam tradisi Yahudi dan Kristen, seperti yang tercantum dalam Alkitab (1 Raja-raja 3:16-28). Kisah ini menggambarkan kebijaksanaan Nabi Sulaiman dalam menyelesaikan perselisihan antara dua wanita yang mengaku sebagai ibu dari seorang bayi.

Namun, dalam tradisi Islam, kisah ini **tidak disebutkan dalam Al-Qur'an atau hadits sahih**. Meskipun demikian, kebijaksanaan dan keadilan dalam menyelesaikan perselisihan adalah nilai-nilai yang sangat dijunjung tinggi dalam Islam, dan para sahabat Nabi Muhammad ﷺ juga dikenal karena keadilan dan kebijaksanaan mereka dalam memutuskan perkara.


Kisah dalam Al-Qur'an (Surah Al-Anbiya, 21:78-79)

Terima kasih atas pertanyaannya. Sepertinya ada sedikit kekeliruan dalam referensi yang diberikan. Kisah tentang Nabi Sulaiman (Sulaiman) yang menyelesaikan perselisihan dua wanita yang mengaku sebagai ibu dari seorang anak **tidak disebutkan secara langsung dalam Surah Al-Anbiya (21:78-79)**. Ayat-ayat tersebut lebih membahas tentang kebijaksanaan Nabi Daud (Dawud) dan Nabi Sulaiman dalam menyelesaikan perselisihan lain, bukan kisah tentang dua wanita dan seorang bayi.

Kisah tentang dua wanita yang memperebutkan seorang anak **tidak tercantum secara eksplisit dalam Al-Qur'an**, tetapi lebih dikenal melalui riwayat dalam Alkitab (1 Raja-raja 3:16-28). Namun, kebijaksanaan Nabi Sulaiman secara umum memang disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai salah satu karunia yang diberikan Allah kepadanya.

### Ayat Al-Qur'an tentang Kebijaksanaan Nabi Sulaiman

Meskipun kisah spesifik tentang dua wanita dan bayi tidak disebutkan dalam Al-Qur'an, kebijaksanaan Nabi Sulaiman dijelaskan dalam beberapa ayat, seperti:

1. **Surah Al-Anbiya (21:78-79)**:

   > "Dan (ingatlah) Daud dan Sulaiman, ketika keduanya memberikan keputusan mengenai ladang, karena (ladang itu) dirusak oleh kambing-kambing kaumnya. Dan Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu. Dan Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu. Dan Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya."

   Ayat ini menggambarkan kebijaksanaan Nabi Sulaiman dalam menyelesaikan perselisihan, meskipun bukan kisah tentang dua wanita dan seorang bayi.

2. **Surah Sad (38:30-40)**:

   > "Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia sangat taat (kepada Allah). (Ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore, maka dia berkata, 'Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan.' 'Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku.' Lalu dia memotong kaki dan lehernya. Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah). Kemudian dia bertaubat. Dia berkata, 'Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun setelahku. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.' Maka Kami tundukkan angin kepadanya, yang berhembus dengan perintahnya ke mana saja yang dia kehendaki, dan (Kami tundukkan pula) setan-setan, semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan (Kami tundukkan pula) yang lain yang terikat dalam belenggu. Inilah anugerah Kami; maka berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) tanpa perhitungan."

   Ayat-ayat ini menggambarkan kekuasaan dan kebijaksanaan Nabi Sulaiman yang diberikan oleh Allah.

### Kesimpulan

Kisah tentang dua wanita yang memperebutkan seorang anak **tidak disebutkan dalam Al-Qur'an**, tetapi lebih dikenal melalui riwayat dalam Alkitab. Namun, Al-Qur'an menyebutkan kebijaksanaan Nabi Sulaiman secara umum sebagai karunia dari Allah. Jika Anda ingin mengetahui kisah lengkap tentang dua wanita dan bayi, Anda dapat merujuk ke Alkitab (1 Raja-raja 3:16-28). 


Ceritakan kisah sahabat nabi dalam membuktikan dua orang yang mengaku ibu dari seorang anak?

### Contoh Kebijaksanaan Sahabat Nabi

Meskipun tidak ada kisah persis seperti itu, ada beberapa contoh bagaimana para sahabat Nabi Muhammad ﷺ menunjukkan kebijaksanaan dan keadilan dalam menyelesaikan perselisihan:

1. **Kisah Ali bin Abi Thalib**:

   Ali bin Abi Thalib, salah satu sahabat Nabi yang terkenal dengan kebijaksanaannya, pernah diminta untuk memutuskan perselisihan antara dua orang tentang hak kepemilikan. Dengan kecerdasan dan keadilannya, Ali mampu menemukan solusi yang adil dan memuaskan kedua belah pihak.

2. **Kisah Umar bin Khattab**:

   Umar bin Khattab, khalifah kedua, dikenal karena keadilannya yang luar biasa. Suatu kali, ada seorang wanita yang mengadukan suaminya karena tidak memberikan nafkah yang cukup. Umar segera memanggil suaminya dan memastikan bahwa hak wanita tersebut terpenuhi. Umar selalu menekankan pentingnya keadilan dan kebijaksanaan dalam memutuskan perkara.

3. **Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq**:

   Abu Bakar, khalifah pertama, juga dikenal karena kebijaksanaannya. Ketika terjadi perselisihan di antara kaum Muslimin, Abu Bakar selalu berusaha menyelesaikannya dengan adil dan bijaksana, mengikuti teladan Nabi Muhammad ﷺ.

### Pelajaran dari Kisah-Kisah Ini

Kisah-kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya **keadilan**, **kebijaksanaan**, dan **kasih sayang** dalam menyelesaikan perselisihan. Meskipun kisah spesifik tentang dua orang yang mengaku sebagai ibu dari seorang anak tidak ditemukan dalam riwayat sahabat Nabi, nilai-nilai yang diajarkan oleh para sahabat dalam menyelesaikan masalah tetap relevan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Jika Anda tertarik dengan kisah-kisah lain tentang kebijaksanaan para sahabat Nabi, saya bisa menceritakan lebih banyak! 😊


Sumber : Deepseek

Rabu, 05 Maret 2025

Apakah Ada Dalil Shalat Isrok

 Shalat Isyraq adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah matahari terbit dan telah naik setinggi tombak (kira-kira 15-20 menit setelah matahari terbit). Shalat ini tidak secara khusus disebutkan dalam Al-Qur'an, tetapi terdapat beberapa hadis yang menjadi dasar pelaksanaannya.


### Dalil tentang Shalat Isyraq:

1. **Hadis Riwayat Tirmidzi:**

   Rasulullah ﷺ bersabda:

   > مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ  

   *"Barangsiapa yang shalat Subuh berjamaah, kemudian duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu shalat dua rakaat, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna."* (HR. Tirmidzi, No. 586)


   Hadis ini menunjukkan keutamaan duduk berdzikir setelah shalat Subuh hingga matahari terbit, kemudian melaksanakan shalat dua rakaat (shalat Isyraq).


2. **Hadis Riwayat Muslim:**

   Rasulullah ﷺ bersabda:

   > صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ  

   *"Shalatnya orang-orang yang taat (awwabin) adalah ketika anak unta merasa kepanasan (yakni saat matahari mulai panas)."* (HR. Muslim, No. 748)


   Waktu "anak unta merasa kepanasan" merujuk pada waktu setelah matahari terbit, yang juga berkaitan dengan waktu shalat Isyraq.


### Tata Cara Shalat Isyraq:

- Dilaksanakan dua rakaat.

- Waktunya dimulai sekitar 10-20 menit setelah matahari terbit, saat matahari telah naik setinggi tombak.

- Dilakukan dengan niat shalat sunnah Isyraq.


### Kesimpulan:

Shalat Isyraq adalah shalat sunnah yang memiliki keutamaan besar berdasarkan hadis-hadis Nabi ﷺ. Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an, praktik ini didukung oleh dalil-dalil hadis yang sahih. Wallahu a'lam.


Sumber : AI Deepseek.com

Kamis, 20 Februari 2025

Syarat Syah Puasa

🌸 شُرُوْطُ صِحَّةِ ٱلصَّوْمِ :
أيْ إِذَا تَوَفَّرَتْ هٰذِهِ ٱلشُّرُوْطُ صَحَّ ٱلصَّوْمُ، وَهِيَ أَرْبَعَةٌ :

🌺 Syarat Sah Puasa :
👉 Jika semua syarat puasa terpenuhi, maka hukum puasa yang dilaksanakan adalah Shah.
👉 Syarat Shahnya Puasa ada Empat, yaitu :
١ - ٱلْإِسْلاَمُ، فَيُشْتَرَطُ أَنْ يَكُوُنَ مُسْلِمًا جَمِيْعَ ٱلنَّهَارِ، وَلَوْ إِرْتَدَّ لَحْظَةً وَاحِدَةً بَطَلَ صَوْمُهُ.
٢ - ٱلْعَقْلُ، فَيُشْتَرَطُ أَنْ يَكُوْنَ عَاقِلًا " مُمَيِّزًا " جَمِيْعَ ٱلنَّهَارِ، وَفَلَوْ جُنَّ وَلَوْ لَحْظَةً وَاحِدَةً بَطَلَ صَوْمُهُ، وَأَمَّا ٱلْإِغْمَآءُ وَٱلسُّكْرُ فَسَيَأْتِي تَفْصِيْلُهُ فِيْ مُبْطِلَاتِ ٱلصَّوْمِ.
٣ - ٱلنّقَآءُ مِنَ ٱلْحَيْضِ وَٱلنِّفَاسِ، فَيُشْتَرَطُ أَنْ تَكُوْنَ ٱلْمَرْأَةُ طَاهِرَةً جَمِيْعَ ٱلنَّهَارِ، فَلَوْ حَاضَتْ فِيْ آخِرِ لَحْضَةٍ مِنَ ٱلنَّهَارِ بَطَلَ صَوْمُهَا، وَكَذَالِكَ لَوْ طَهُرَتْ أَثْنَآءَهُ وَلَكِنْ يُسَنُّ لَهَا ٱلْإِمْساَكُ. ٢
٤ - ٱلْعِلْمُ بِكَوْنِ ٱلْوَقْتِ قَابِلًا لِلصَّوْمِ : أَنْ يَعْلَمَ أَنَّ ٱلْيَوْمَ ٱلذِيْ يُرِيْدُ أَنْ يَصُوْمَهُ يَصِحُّ فِيْهِ ٱلصَّوْمُ بِأَنْ لَمْ يَكُنْ مِنَ ٱلْإِيَّامِ ٱلَّتِيْ نَهْيِ عَنِ ٱلصِّيَامِ فِيْهَا.
1. Islam. Disyaratkan selama melaksanakan puasa " sepanjang siang " harus dalam keadaan islam. Sehingga, jika murtad sebentar saja, maka hukum puasanya batal.
2. Berakal. Selama berpuasa harus dalam keadaan berakal. Jika sebentar saja mengalami gila, maka hukum puasanya batal. Sedangkan kalau pingsan, epilepis, atau mabuk, maka akan dijelaskan di belakang dalam bab yang menjelaskan dalam hal-hal yang membatalkan puasa.
3. Bersih dari Haidl dan Nifas. Sepanjang siang disyaratkan seorang wanita harus bersih dari Haidl dan Nifas. Sehingga jika seorang wanita mengalami Haidl di tengah siang, maka hukum puasanya batal. Begitu juga jika suci di tengah siang, namun bagi wanita yang berhenti haidlnya di siang hari sunnah untuk menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa.
4. Mengetahui bahwa hari tersebut sah untuk melakukan puasa, maksudnya orang yang berpuasa harus mengetahui bahwa hari yang ia akan puasa sah untuk melakukan berpuasa, yakni bukan hari-hari yang dilarang untuk berpuasa.

🎀 شُرُوْطُ وُجُوْبِ ٱلصَّوْمِ :
أَيْ إِذَا تَوَفَّرَتْ هٰذِهِ ٱلشُّرُوْطُ وَجَبَ ٱلصَّوْمُ، وَهِيَ خَمْسَةٌ :
١ - ٱلْإِسْلَامُ : فَلَا يُخَاطَبُ  بِهِ ٱلْكَافِرُ فِيْ ٱلدُّنْيَا، وَأَمَّاٱلْمُرْتَدُ فَيَجِبُ عَلَيْهِ ٱلْقَضَآءُ إِذَا رَجَعَ إِلیٰ ٱلْإِسْلَامِ تَغْلِيْظًا عَلَيْهِ.
٢ - ٱلتَّكْلِيفُ، أَيْ : أنْ يَكُوْنَ بالِغًا عاَقِلًا، وَأَمَّاٱلصَّبِيُّ فَيَجِبُ عَلَیٰ وَلِيِّ أَمْرِهِ أَنْ يَأْمُرَهُ بِالصَّوْمِ لِسَبْعِ سِنِيْنَ وَيَضْرِبَهُ إِذَا تَرَكَهُ لِعُشْرِ سِنِيْنَ إِنْ أَطَاقَهُ.
٣ - ٱلْإِطَاقَةُ : أيْ : ٱلْقُدْرُ عَلَيْهِ، وَٱلْإِطَاقَةُ تَكُوْنُ حِسًّا وَشَرْعًا.

ـ حِسًّا : فَلَا يَجِبُ عَلیٰ شَيْخِ ٱلْهَرَمِ وَٱلمَرِيْضِ الَّذِيْ لَايُرْجیٰ بَرَؤُهُ.
ـ شَرْعًا : فَلاَ يَجِبُ عَلیٰ ٱلْحَائِضِ وَٱلنُّفَسآءِ. 
٤ - ٱلصِّحَّةُ : فَلاَ يَجِبُ عَلیٰ ٱلْمَرِيْضِ. 
وَضَابِظُ ٱلْمَرِيْضِ ٱلْمُبِيْحِ لِلْفِطْرِ : هُوَ الَّذِيْ يَخَافُ مِنْهُ ٱلْهِلَاكُ أوْ تَأَخَّرُ ٱلشِّفَآءِ أوْ زِيَادَةِ ٱلْمَرَضِ، وَذَلِكَ مَا يُسَمَّیٰ " مَحْذُوْرَةَ ٱلتَّيَمُّمِ "
٥ - ٱلْإِقَامَةُ : فَلَايَجِبُ عَلیٰ ٱلْمُسَافِرِ ٱلَّذِيْ يُسَافِرُ سَفَرًا طَوِيْلًا " ٨٢ كِيْلُوْ مِتْرٍ " مُبَاحًا، وَيُسْتَرَطُ - لِجَوازِ ٱلْفِطْرِ فُيْ ٱلسَّفَرِ - أَنْ يُسَافِرَ قَبْلَ طُلُوْعِ ٱلْفَجْرِ.
👈 وَالْأَفْضَلُ ٱلصَّوْمُ لِلْمُسَافِرِ إنْ لَمْ يَشُقَّ عَلَيْهِ، فَإِنْ شَقَّ فَالْفِطْرُ أَفْضَلُ.

🌺 Syarat wajib Puasa.
👉 Jika semua syarat ini terpenuhi, maka wajib berpuasa.
👉 Syarat wajib berpuasa ada lima, yaitu :
1. Islam. Maka orang Kafir tidak dituntut melaksanakan puasa ketika masih di dunia. Sedangkan bagi orang murtad wajib mengqodlo' puasa yang ditinggalkan selama murtad ketika sudah kembali masuk Islam, karena sebagai bentuk hukuman atas perbuatannya.
2. Mukallaf yaitu Baligh dan berakal. Adapun anak kecil, maka tidak wajib berpuasa, namun bagi walinya wajib memerintah anak tersebut untuk berpuasa ketika berusia tujuh tahun dan memukulnya jika meninggalkan dan kuat untuk berpuasa saat berusia sepuluh tahun.
3. Mampu berpuasa. Mampu berpuasa ditinjau dari dua aspek, aspek lahiriyah dan aspek syariat.
👉 Lahiriyah : Maka tidak wajib puasa bagi orang yang sudah sangat tua dan orang yang sakit yang tidak ada harapan sembuh.
👉 Syariat : Maka tidak wajib berpuasa bagi wanita Haidl dan Nifas.
4. Sehat. Maka tidak wajib puasa bagi orang yang sakit.
👉 Batasan sakit yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa :
Sakit yang jika berpuasa, maka dikhawatirkan meninggal dunia memperlambat kesembuhan, atau bertambah sakit. Dan ini disebut dengan hal-hal yang memperbolehkan tayammum " مَحْذُوْرُ آلتَّيَمُّمِ ".
5. Muqim. Maka tidak wajib berpuasa bagi Musafir yang melakukan perjalanan jauh "ۢ82 Km" yang diperbolehkan oleh syariat. Disyaratkan untuk boleh tidak puasa harus berangkat sebelum fajar Shubuh.
Yang utama bagi Musafir adalah berpuasa jika tidak merasa berat. Jika merasa berat, maka yang lebih utama adalah tidak berpuasa.
Demikian semoga bermanfaat dan mohon maaf bila terdapat khilaf.
Kami nuqil dari Kitab Fiqih Taqrirotus-Sadidah pada Syarat Shah dan Wajibnya Puasa halaman 438-439,
والله أعلم بالصواب،
والله ٱلموفق إلی أقوم ٱلطريق.
الفقير إلی رحمة الله عزّیٰ وجلیّٰ.
Moch Turchan Amar,
Sidoarjo, 14 Sya'ban 1445 H/24 Februari 2024 M.

Rabu, 19 Februari 2025

Ramadhan

Ramadan adalah bulan suci dalam kalender Islam yang dianggap sebagai salah satu waktu paling penting bagi umat Muslim. Berikut adalah penjelasan mengenai Ramadan bagi seorang Muslim:

1. **Puasa (Shaum)**: Ramadan dikenal sebagai bulan puasa. Umat Muslim yang sudah baligh dan sehat diwajibkan untuk berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam. Puasa tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari perbuatan buruk seperti berkata kasar, berbohong, atau berperilaku tidak baik.

2. **Bulan Al-Qur'an**: Ramadan adalah bulan di mana Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Umat Muslim dianjurkan untuk membaca dan merenungkan Al-Qur'an lebih banyak selama bulan ini.

3. **Malam Lailatul Qadar**: Malam Lailatul Qadar, yang diyakini sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan, terjadi pada salah satu malam di sepuluh hari terakhir Ramadan. Umat Muslim berusaha untuk mencari malam ini dengan memperbanyak ibadah.

4. **Ibadah Tambahan**: Selain puasa, umat Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah seperti shalat tarawih (shalat malam khusus Ramadan), sedekah, dan berdoa.

5. **Peningkatan Spiritual**: Ramadan adalah waktu untuk introspeksi, meningkatkan kesabaran, disiplin, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Umat Muslim berusaha untuk menjadi lebih baik secara spiritual dan moral.

6. **Berbuka Puasa (Iftar)**: Berbuka puasa adalah momen yang dinantikan setiap hari selama Ramadan. Umat Muslim biasanya berbuka dengan kurma dan air, mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, sebelum melanjutkan dengan makan malam.

7. **Sahur**: Sebelum fajar, umat Muslim bangun untuk makan sahur, yang merupakan makan sebelum memulai puasa. Sahur penting untuk memberikan energi sepanjang hari.

8. **Zakat Fitrah**: Di akhir Ramadan, umat Muslim diwajibkan untuk membayar zakat fitrah, yaitu sedekah yang diberikan kepada yang membutuhkan sebelum shalat Idul Fitri.

9. **Idul Fitri**: Ramadan diakhiri dengan perayaan Idul Fitri, yang merupakan hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa dan beribadah. Umat Muslim berkumpul dengan keluarga dan teman, saling memaafkan, dan merayakan hari yang penuh sukacita ini.

Secara keseluruhan, Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, pengampunan, dan kesempatan untuk memperbaiki diri bagi umat Muslim.

Sejarah ramadhan
Sejarah Ramadan terkait erat dengan sejarah Islam dan memiliki makna yang mendalam bagi umat Muslim. Berikut adalah penjelasan mengenai sejarah Ramadan:

1. **Turunnya Al-Qur'an**: Ramadan dianggap sebagai bulan yang paling suci dalam Islam karena pada bulan inilah Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini terjadi pada malam Lailatul Qadar, yang dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Qadr (97:1-5). Turunnya wahyu pertama ini terjadi di Gua Hira, dekat Mekah, ketika Nabi Muhammad SAW sedang beribadah.

2. **Perintah Puasa**: Kewajiban berpuasa selama bulan Ramadan ditetapkan pada tahun kedua Hijriyah (624 Masehi), setelah Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya hijrah dari Mekah ke Madinah. Perintah ini dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah (2:183-185), yang menyatakan bahwa puasa diwajibkan bagi umat Muslim agar mereka menjadi orang yang bertakwa.

3. **Peristiwa Penting dalam Sejarah Islam**: Beberapa peristiwa penting dalam sejarah Islam terjadi selama bulan Ramadan, antara lain:
   - **Perang Badar**: Pertempuran pertama antara umat Muslim dan kaum Quraisy Mekah terjadi pada tanggal 17 Ramadan tahun 2 Hijriyah. Perang ini dimenangkan oleh umat Muslim meskipun jumlah mereka lebih sedikit.
   - **Fathu Mekah (Pembebasan Mekah)**: Pada tahun 8 Hijriyah, Nabi Muhammad SAW dan pasukannya memasuki Mekah tanpa pertumpahan darah dan berhasil membebaskan kota tersebut dari kekuasaan kaum Quraisy. Peristiwa ini terjadi pada bulan Ramadan.

4. **Tradisi dan Ibadah**: Selama berabad-abad, umat Muslim di seluruh dunia telah menjalankan berbagai tradisi dan ibadah selama Ramadan, seperti puasa, shalat tarawih, membaca Al-Qur'an, dan memberikan sedekah. Tradisi-tradisi ini terus dilestarikan hingga saat ini.

5. **Malam Lailatul Qadar**: Malam Lailatul Qadar, yang diyakini sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan, terjadi pada salah satu malam di sepuluh hari terakhir Ramadan. Umat Muslim berusaha untuk mencari malam ini dengan memperbanyak ibadah.

Secara keseluruhan, sejarah Ramadan mencerminkan pentingnya bulan ini dalam Islam sebagai waktu untuk meningkatkan spiritualitas, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan merenungkan ajaran-ajaran Al-Qur'an. Ramadan juga menjadi waktu untuk memperkuat ikatan sosial dan kemanusiaan melalui berbagai amal dan ibadah.


Jumat, 07 Februari 2025

Mengapa Terjadi Perbedaan Awal Bulan Hijriyah antara NU, Pemerintah dan Muhammadiyah?

Perbedaan penentuan awal bulan Hijriyah antara Nahdlatul Ulama (NU), Pemerintah Indonesia, dan Muhammadiyah disebabkan oleh perbedaan metode yang digunakan dalam menentukan awal bulan. Berikut adalah penjelasan detailnya:

---

 1. Metode yang Digunakan
   - NU:
     - Menggunakan metode rukyatul hilal bil fi'li (pengamatan hilal secara langsung).
     - NU mengikuti prinsip bahwa hilal harus benar-benar terlihat oleh mata atau alat bantu optik                   (seperti teleskop) setelah Matahari terbenam.
     - Jika hilal tidak terlihat, bulan berjalan digenapkan menjadi 30 hari (istilahnya: istikmal).

   - Muhammadiyah:
     - Menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal (perhitungan astronomis dengan kriteria hilal sudah wujud di atas ufuk).
     - Muhammadiyah tidak memerlukan pengamatan hilal secara langsung. Mereka mengandalkan perhitungan matematis dan astronomis untuk menentukan apakah hilal sudah terbentuk di atas ufuk.
     - Jika hilal sudah wujud (berada di atas ufuk saat Matahari terbenam), maka bulan baru dimulai, meskipun hilal tidak terlihat.

   - Pemerintah Indonesia:
     - Menggunakan metode rukyatul hilal yang dipadukan dengan hisab.
     - Pemerintah melalui Kementerian Agama mengadakan sidang itsbat untuk menentukan awal bulan berdasarkan laporan pengamatan hilal dari berbagai lokasi di Indonesia.
     - Jika hilal tidak terlihat, bulan berjalan digenapkan menjadi 30 hari (istikmal).

---

 2. Kriteria yang Berbeda
   - NU:
     - Kriteria utama adalah visibilitas hilal (hilal harus terlihat).
     - NU menganggap bahwa metode rukyat lebih sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan "berpuasalah karena melihat hilal dan berbukalah karena melihat hilal" (HR. Bukhari dan Muslim).

   - Muhammadiyah:
     - Kriteria utama adalah wujudul hilal (hilal sudah ada di atas ufuk saat Matahari terbenam).
     - Muhammadiyah menganggap bahwa hisab lebih akurat dan modern, serta tidak bergantung pada kondisi cuaca yang mungkin menghalangi pengamatan hilal.

   - Pemerintah:
     - Kriteria pemerintah adalah gabungan antara rukyat (pengamatan) dan hisab (perhitungan).
     - Pemerintah berusaha memadukan kedua pendekatan untuk mencapai kesepakatan nasional.

---

 3. Faktor Penyebab Perbedaan
   - Perbedaan Metode:
     - NU mengutamakan pengamatan langsung, sementara Muhammadiyah mengutamakan perhitungan astronomis.
   - Kondisi Geografis dan Cuaca:
     - Pengamatan hilal bisa terhambat oleh cuaca buruk, awan, atau polusi cahaya, sehingga hasil rukyat bisa berbeda-beda di berbagai lokasi.
   - Perbedaan Kriteria Matematis:
     - Muhammadiyah menggunakan kriteria wujudul hilal yang mungkin berbeda dengan hasil perhitungan pemerintah atau NU.
   - Keputusan Sidang Itsbat:
     - Pemerintah mengadakan sidang itsbat yang melibatkan berbagai pihak, termasuk NU dan Muhammadiyah, tetapi keputusan akhir bisa berbeda dengan keputusan masing-masing organisasi.

---

 4. Contoh Kasus
   - Misalnya, pada penentuan awal Ramadhan 1444 H (2023 M):
     - Muhammadiyah sudah menetapkan awal Ramadhan berdasarkan hisab, meskipun hilal belum terlihat.
     - NU dan Pemerintah menunggu hasil rukyat. Jika hilal tidak terlihat, mereka akan menggenapkan bulan Sya'ban menjadi 30 hari.
     - Hal ini menyebabkan perbedaan tanggal mulai puasa antara Muhammadiyah dengan NU dan Pemerintah.

---

 5. Upaya Penyatuan
   - Upaya untuk menyatukan perbedaan ini telah dilakukan melalui dialog dan musyawarah, tetapi hingga saat ini belum ada kesepakatan yang bulat.
   - Beberapa pihak mengusulkan penggunaan metode imkanur rukyat (kriteria kemungkinan terlihatnya hilal) yang memadukan hisab dan rukyat, tetapi ini juga belum sepenuhnya diterima oleh semua pihak.

---

Kesimpulan
Perbedaan awal bulan antara NU, Pemerintah, dan Muhammadiyah terjadi karena perbedaan metode dan kriteria yang digunakan. NU mengutamakan pengamatan hilal, Muhammadiyah mengandalkan perhitungan astronomis, sementara Pemerintah mencoba memadukan keduanya. Perbedaan ini adalah bagian dari keragaman pendekatan dalam Islam dan tidak mengurangi keabsahan ibadah masing-masing kelompok.

Sumber Deepseek 06:12 tanggal 07-02-2025

Kamis, 06 Februari 2025

Modus Penipuan Mengaku Hallo BCA (bank BCA)

    Kamis 6 Februari 2025 jam 10 pagi saya di kejutkan dengan telepon WA yang masuk di HP saya, nomer HP yang masuk +62 818-371-387 dengan nama yang tampil di layar  HP saya ~~HalloBCA,

Beberapa panggilan yang saya tolak dan sekali yang saya terima

spontan saya abaikan karena lagi males membalas telepon. Beberapa kali telpun masuk dengan nomer yang sama akhirnya saya angkat. saya dikejutkan dengan perkataan penipu bahwa di rekening saya ada indikasi orang lain yang akan melakukan transaksi mencurigakan sebesar Rp. 3.000.000,00. Transaksi ini bisa di batalkan oleh yang mengaku petugas bank dengan cara 



Foto Profil telepon penipu

SMS yang dikirimkan penipu

mengecek SMS yang masuk ke HP saya. SMS yang masuk ke saya sesuai gambar diatas. Kemudian saya di suruh untuk mengeklik link yang ada di sms. Saya  menekan  tombol link di sms dengan tampilan web yang hampir sama dengan web internet banking BCA

Tampilan web BCA Palsu

Berikutnya saya di suruh menekan Blokir Kartu, Tombol Blokir Kartu saya tekan dan muncul isian data seperti gambar di bawah. Saya di suruh memasukkan nomor kartu atm beserta expired dan 3 nomer CIF. nah berikutnya ini saya yang mulai ragu karena saya di suruh buka aplikasi myBCA yang di situ saya di pandu untuk mengeluarkan OTP. Mungkin pengeluaran otp ini bagi yang tidak sering menggunakan aplikasi myBCA dikira biasa.


Tampilan web BCA palsu

Saya Mulai ragu dan mengatakan apakah ini benar petugas HalloBCA, di jawab oleh penipu iya jangan ragu kami petugas resmi BCA. Saya tetap ragu dan bilang sudah saya akan pergi ke bank saja untuk memastikan apakah benar. di jawab oleh penipu kalau tidak di cancel sekarang transaksi Rp. 3.000.000,00   akan mengurangi rekening bapak. saya sambil lihat saldo dan mutasi di internet banking BCA tidak ada pengurangan Rp. 3.000.000. karena itu telepon saya matikan dan saat itu  penipu berusaha beberapa kali  menghubungi saya dan saya tolak terus.


    Untuk memastikan keamanan rekening saya, saya telepon Bank BCA cab A. Yani Surabaya. dan di sarankan untuk memblokir kartu atm, memblokir aplikasi MY BCA, memblokir oneklikBCA. setelah pemblokiran ini saya di beri nomer ATM baru dan reset aplikasi myBCA, sedang oneklikBCA tidak saya aktifkan dahulu karena pintu masuk penipu kata petugas bank memanfaatkan fasilitas onekliBCA.

    Alhamdulillah rekening saya aman-aman saja, semoga di kemudian hari saya dan pembaca di selamatkan dari keburukan dunia selamat dari penipu. saya berdoa agar kita semua kepada Allah SWT agar diberi keselamatan dunia dan akherat aamiin.

HIKMAH DALAM SEBUAH PENGINGAT SEBAB TERJADINYA MI'ROJ

🎆حِكْمَةٌ 🀺 فِيْ ذِكْرِ سَبَبِ ٱلْمِعْرَاجِ 🎆


قَالَ عُثْمَانُ بْنُ حَسَنِ ٱلجُوْبَرِيِّ فيْ (ذُرَّةِ ٱلواعِظِيْنَ ) : وَأَمَّا سَبَبُ الْمِعْرَاجِ ... فَهُوَ أَنَّ الْأَرْضَ إفْتَخَرَتْ عَلیٰ السَّمَآءِ، فَقَالَتْ الْأَرْضُ : أَنَاخَيْرٌ مِنْكِ، لِأَنَّ اللّٰهَ زَيَّنَنِيْ بِالْبِلَادِ، وَالْبِحَارِ، وَالْأَنْهَارِ، وَالْأَشْجَارِ، وَالْجِبَالِ، وَغَيْرِهَا.


🎆 HIKMAH : DALAM SEBUAH PENGINGAT SEBAB TERJADINYA MI'ROJ 🎆

Ngendiko Syaikh Usman bin Hasan al-Jubary dalam sebuah kitabnya " Dzurrotul-Wa'idhin" Kenapa sampai terjadi peristiwa Mi'roj? Bahwa pada saat itu sesungguhnya Bumi telah adu-argumentasi dengan langit, dengan lantang bumi memuji dirinya sendiri : Aku lebih bagus dari anda wahai langit, karena Allah ﷻ telah menghiasi kami dengan adanya negeri, beberapa lautan yang terbentang luas, beberapa sungai, beberapa pepohonan, dan gunung dan lainnya.

فَقَالَتْ السَّمَآءُ : أَنَاخَيْرٌ مِنْكِ، لِأَنَّ ٱلشَّمْسَ، وَالْقَمَرَ، وَالْكَوَاكِبَ، وَالْأَفْلَاكَ، وَالْبُرُوْجَ، وَالْعَرْشَ، وَالْكُرْسِيَّ، وَالْجَنَّةَ فِيِّ.

Langitpun tidak berdiam diri dan angkat bicara :

Ketahui wahai bumi : Bahwa kami lebih baik dari-pada anda : Karena keberadaan matahari, rembulan, beberapa bintang, Beberapa Galaxi, bintang buruj, Arsyul-Adhim, Kursi, dan Surga semuanya berada pada kami.

وَقَالَتْ ٱلْأَرْضُ : فِيِّ بَيْتٌ يَزُوْرُهُ وَيَطُوْفُ بِهِ الْأَنْبِيَآءُ، وَالْمُرْسَلُوْنَ، وَالْأَوْلِيَآءُ، وَالْمُؤْمِنُوْنَ عَامَّةً.

Giliran Bumi yang angkat bicara : 

Ketahuilah didalam diriku terdapat ; Baitullah setiap saat diziarahi dan di thowafi para Nabi, para Rosul, para Kekasih Allah, serta orang mukmin keseluruhan.

وَقَالَتْ السَّمَآءُ : فِيِّ البَيْتُ الْمَعْمُوْرِ يَطُوْفُ بِهِ مَلَآئِكَةُ السَّمَاوَاتِ، وِفِيْ الْجَنَّةِ الَّتِيْ هِيَ مَأْویٰ أَرْوَاحِ الْأَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَأَرْوَاحِ الْأَوْلِيَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ.

Giliran Langit yang angkat bicara :

Didalam diriku terdapat Baitul Makmur yang setiap saat para Malaikat berthowaf mengelilinginya, didalam diriku pula terdapat surga didalamnya dipenuhi oleh arwah para Nabi dan Rosul serta arwahnya kekasih Allah yang baik-baik.

وَقَالَتِ الْأَرْضُ : إنَّ سَيِّدَ الْمُرْسَلِيْنَ، وَخَاتِمَ النَّبِيِّيْنَ، وَحَبِيْبَ رَبِّ الْعَالَميْنَ، وَأَفْضَلَ الْمَوْجُوْدَاتِ عَلَيْهِ أَكْمَلَ ٱلتَّحِيَّاتِ وَطَنَ فِيِّ، وَأَجْرَی شَرِيْعَتَهُ عَلَيَّ.

Bumipun angkat bicara : Sesungguhnya pemimpin beberapa Rosul, dan sebagai pamungkas Para Nabi, dan Kekasih Sang Penguasa Alam, serta yang paling utama sesuatu yang wujud, serta yang paling sempurna dalam pemberi penghormatan kepada Sang pencipta alam semesta serta berlakunya SyariatNya itu semua berada pada kami bumi.

فَلَمَّا سَمِعَتْ السَّمَآءُ هٰذَا... عَجِزتْ وَسَكَتَتْ عَنِ الْجَوَابِ، وَتَوَجَّهَتْ عَلیٰ اللّٰهِ تعَالیٰ، فَقَالَتْ : إِلٰهِيْ، أَنْتَ تَجِبُ الْمُضْطَرُّ إِذَا دَعَاكَ، وَأَنَاعَجَزْتُ عَنْ جَوَابِ الْأَرْضِ ؛ فَأَسْأَلُكَ أَنْ يَصْعَدَ مُحَمَّدٌ إِلَيَّ فَأَتَّشَرَّفَ بِهِ كَمَاتَشَرَّفَتِ الْأَرْضُ بِجَمَالِهِ وَافْتَخَرَّتْ،

Ketika keberadaan langit merasa tersudut setelah mendengar hujjah bumi yang cukup akurat dia seketika diam seribu bahasa, dan langsul sowan menuju Allah ﷻۢ dengan merunduk : Duh Gusti, Panjenengan yang berhaq untuk meresponi argumentasi bumi yang cukup akurat, kami merasa kalah satu langkah, kulo nyuwun sak estu dateng Panjenengan kapurih ngunggahake Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ dateng kulo kersane imbang antara mulyane Bumi lan mulyane langit.

فَأَجَابَ دَعَوَتْهَا، وَأَوْحیٰ اللّٰهُ تَعالیٰ إلیٰ جِبْرِيْلِ فَقَالَ : إذْهَبْ الْجَنَّةِ وَخُذِ الْبُرَّاقَ، وَإذْهَبْ إلیٰ مُحَمَّدٍ، فَذهَبَ جِبْرِيْلُ وَرَأیٰ أَرْبَعِيْنَ ألْفَ بُرَّاقٍ يَرْتَعُوْنَ فِيْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ، وَعَلیٰ جَبْهَتِهِمْ إسْمُ مُحَمَّدٍ، وَرَأیٰ فِيْهِمْ بُرَاقًا مُنَكِّسًا رَأْسَهُ يَبْكِيْ وَتَسِيْلُ مِنْ عَيْنَيْهِ الدُّمُوْعَ، فَقَالَ جِبْرِيْلُ : مَالَكَ يَابُرَاقُ؟ قَالَ : يَاجِبْرِيْلُ؛ إِنِّيْ سَمِعْتُ مُنْذُ أرْبَعِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ إسْمَ مُحَمَّدٍ، فَوَقَعَ فِيْ قَلْبِيْ مَحَبَّةً صَاحِبَ هٰذَاالْإِسْمِ وَعَشْقَتُهُ، وَبَعْدَ ذٰلِكَ لَمْ أَحْتِجُّ إلیٰ طَعَامٍ وَلَاشَرَابٍ، وَاحْتَرَقَتْ بِنارِ الْعِشْقِ، فَقَالَ جِبْرِيْلُ : أَنَا أَصِلُكَ بِمَعْشُوْقِكَ، ثُمَّ أَسْرَجُهُ وَأَلْجَمَهُ، وَجَآءَ بِهِ إلیٰ النَّبِيِّ صَلّٰی اللّٰهُ عَليْهِ وَسَلَّمَ .....) إلیٰ آخِرِ القِصَّةِ الْمَذْكُوْرَةِ.

Maka terjawablah usulan langit yang sudah di sekenariokan oleh Allah SWT.

Kemudian Allah ﷻ mengutus Malaikat Jibril AS untuk segera survey ke Surga melihat Buroq yang akan dipersiapkan sebagai kendaraan Kanjeng Rosul Muhammad ﷺ. Hasil survey Malaikat Jibril AS ternyata di dalam Surga terdapat 40.0000 Burroq yang dipelihara di perkebunan surga, anehnya setiap Burroq tersebut pada dahinya terdapat nama مُحَمَّدٌ ﷺ, kemudian Malaikat Jibril AS melihat ada satu Burroq yang aneh menundukkan kepalanya sembari menangis meneteskan air matanya, melihat keadaan demikian Malaikat Jibril AS menanyakan kepadanya : Kenapa Anda menangis? Sang Burroqpun matur dateng Malaikat Jibril AS : Wahai Malaikat Jibril kulo sampun mireng bilih nama Gusti Nabi Muhammad ﷺ sejak empat puluh ribu tahun yang lalu, dalam bathin hati dalem sampun tertanam rasa cinta dateng beliau yang empunya nama مُحَمَّدٌ ﷺ saking mboten kuwat ngempet kulo, terkait hal mekaten ngantos kulo mboten  dahar lan mboten minum, Sak meniko terkabullah harapan dalem saget kepanggih Piantun engkang dalem rindukan selama ini.

Akhirnya Malaikat Jibril AS berkata : Saya siap untuk menemukan piantun yang anda rindukan selama ini, berkat wasilah Malaikat Jibril AS sang Burroq dipun aturake dateng Baginda Rosul Muhammad ﷺ sebagai kendaraan utamanya menuju Sidrotul-Muntaha.

Mekaten mugi manfaat untuk mempertebal keimanan kita, mohon maaf bila terdapat khilaf.

Kami nuqil dari kitab " نُوْرُ ٱلظَّلاَمِ " karya :

ٱلشيخ العالم العلامة أبي عبد الْمعطي محمد بن عمربن علي نوويِّ الجاوي البنتني التناري رحمه الله تعالی. ص ٢٥٩-٢٦١

والله الموفق إلی أقوم الطريق،

الفقير إلی رحمة الله،

Moch Turchan Amar,

Sda, 03 Sya'ban 1446 H/02 Februari 2025 M.

Link Youtube

URL halaman



Kamis, 23 Januari 2025

❄ HAL- HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT ❄

بَابُ مُبْطِلَاتِ ٱلصَّلَاةِ، وَهِيَ أَرْبَعَةٌ :

Hal-hal yang membatalkan sholat ada empat :

ٱلْأَوَّلُ : ٱلْكَلَامُ، وَفِيْهِ تَفْصِيْلٌ :

١- إِذَا كَانَ كَثيْرًا ( أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ ١، فَأكْثَرَ) : يُبْطِلُ مُطْلَقًا، سَوَآءٌ أكَانَ مُتَعَمِّدًا أَمْ نَاسِيًا.

ب - إِذَا كَانَ قَلِيْلًا ( أَقَلَّ مِنْ أَرُبَعِ كَلِمَاتٍ عُرْفِيَّةٍ ) فَيُبْطِلُ إِذَا كَانَ مُتَعَمِّدًا.

 ❉ Pertama : Berbicara. Ada beberapa perincian dalam hal ini ;

a. Ketika yang di ucapkan banyak ( empat kalimat atau lebih ), maka sholatnya batal secara mutlak, baik sengaja atau lupa.

b. Ketika yang di ucapkan sedikit ( tidak lebih dari empat kalimat secara urf), maka sholatnya batal jika di sengaja.


  ✿ ضَابِطُ ٱلْكَلَامِ الَّذِيْ يُبْطِلُ الصَّلاَةِ : هُوَ الْكَلاَمُ الصَّالحُ لِخِطَابِ ٱلْأَدَمِيِّيْنَ.

✪ Batasan ucapan yang bisa membatalkan sholat adalah ucapan yang layak digunakan komunikasi dengan manusia.

◊ مَسَآئِلُ فِيْ ٱلْكَلَامِ فِيْ الصَّلَاةِ. 

(١) لَايُبْطِلُ ٱلْكَلاَمُ الْقَلِيْلُ فِيْ ثَلاَثِ حَالَاتٍ :

١- إِذَا كَانَ نَسِيًا ،

٢- إِذَا كَانَ جَاهِلًا ٣،

٣- إِذَا سَبَقَ لِسَانُهُ.

۞ Permasalah Ucapan di Dalam Sholat:

1. Ucapan sedikit tidak akan membatalkan sholat dalam tiga keadaan:

- Ketika lupa

- Ketika tidak tahu tentang keharamannya.

- Ketika lisannya tidak sengaja mengucapkan.

(٢). ٱلنُّطْقُ بِحَرْفٍ وَاحِدٍ : لَايُبْطِلُ وَإِنْ كَانَ مُتَعَمِّدًا، إِلَّا فِيْ ثَلَاثِ حَالَاتٍ، فَإِنَّهُ يُبْطِلُ :

١- إِذَا كَانَ ٱلْحَرْفُ مَمْدُوْدًا.

٢- إِذَا كَانَ مُفْهِمًا، كَقَوْلِ (قِ) مِنَ الْوِقَايَةِ، أَوْ (عِ) مِنَ الْوِعَايَةِ. 

٣- إِذَا كَانَ بِقَصْدِ ٱللِّعَبِ.

(2). Mengucapkan satu huruf tidak membatalkan sholat meskipun dengan sengaja kecuali dalam tiga keadaan, maka bisa membatalkan sholat :

- Ketika membaca Mad (panjang).

- Ketika memahamkan seperti ucapan (قِ) dari masdar " ٱلْوِقَايَةُ " yang mengandung makna " jagalah ", atau ucapan (عِ) dari masdar " ٱلْوِعَايَةُ" yang mengandung makna kumpulkan.

- Ketika bertujuan main-main.

كَمَاقَالَ صَاحِبُ " صَفْوَةُ الزُّبَدِ " 

..............# وَتَرْكُهُ عِمْدًاكَلَامًا لِلْبَشَرِ،

حَرْفَيْنِ أَوْحَرْفًا بِمَدِّ صَوْتَكَا # أَوْمُفهِمٍ، وَلَوْ بِضِحْكٍ أَوْبُكَا.

أَوْ ذِكْرٍ أَوْقِرَاءَةٍ، تَجَرَّدَا # لِلْفَهْمِ، أَوْ لَمْ يَنْوِ شَيْئًاأَبَدَا.

أَوْ خَاطِبَ الْعَاطِسَ بِالتَّرَاحُّمِ # أَوْرَدَّ تَسْلِيْمًا عَلیٰ الْمُسَلِّمِ.

Sebagaimana yang di ungkapkan oleh penyusun syair Shafwatu az-Zubad:

............... # Tidak bicara pada manusia secara sengaja.

Dengan dua huruf atau satu huruf dengan membaca Mad, atau memahamkan meskipun di sertai tertawa atau menangis.

Atau dzikir dan bacaan yang bertujuan intuk memberi pemahaman saja atau tidak niat apapun.

Atau berbicara pada orang yang bersin dengan do'a يَرْحَمْكَ اللّٰهُ, 

Atau menjawab salam pada orang yang sedang mengucapkan salam.

Mugi manfaat, pangapunten bilih wonten khilaf.

Kami nuqil dari kitab Fiqih " تَقْرِيْرَاتُ السَّديْدَةُ pada Bab Batalnya sholat halaman 260-261

والله الموفق إلی أقوم الطريق،

الفقير ألی رب الجليل

Moch Turchan Amar, 

masjid Ikhlas WBA, Jum'at legi, 24 Rajab 1446 H./24 Januari 2025

٭٭٭ ❉ ❉ ❉٭٭٭

link Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=6_fFRn6JKUg

Kamis, 16 Januari 2025

Kemakruhan di tinjau dari pelaksanaan sholat.

 💠Keempat : Kemakruhan di tinjau dari pelaksanaan sholat.

(٤). مَكْرُوْهَاتٌ مِنْ نَاحِيَّةِ فِعْلِهَا وَهِيَ : إثْنَتَا وَعِشْرِيْنَ.

١ - كَفُّ شَعْرِهِ وَثَوْبِهِ (٢)

٢ - رَفْعُ الْبَصَرِ إِلیٰ السَّمآءِ.

٣ - وَضعُ الْيَدِ عَلیٰ خَاصِرَتِهِ.


٤ - مَسْحُ جَبْهَتِهِ وَتَسْوِيَةُ الْحصیٰ فُيْ مَحَلِّ السُّجُوْدِ.

٥ - ٱلنَّقْرُ فِيْ السُّجُوْدِ كَالْغُرَابِ.

1. Melipat rambut dan pakaian.

2. Memandang ke arah atas.

3. Meletakkan kedua tangan di pinggang (jawa walangkerik).

4. Mengusap kening dan membersihkan kerikil di tempat sujud.

5. Mencocokkan hidung saat sujud seperti burung gagak.

٦ - جِلْسَةُ ٱلْإِقْعَاءِ كَالْكِلَابِ، صُوْرَتُهَا : أَنْ يَجْعَلَ أَلْيَتَيْهِ عَلیٰ الْأَرْضِ وَكَذٰلِكَ رِجْلَيْهِ، وَيَنْصِبَ سَاقَيْهِ.

٧ - ٱلْجُلُوْسُ مَادًّا رِجْلَيْهِ لِلْقِبْلَةِ.

٨ - ٱلْإِلْتِفَاتُ بِوَجْهِهِ لِغَيْرِ حَاجَةٍ.

٩ - ٱلْبَصْقُ فِيْ غَيْرِ ٱلْمَسْجِدِ : عَنْ يَمِيْنِهِ أَوْقُبَالَتِهِ.

١٠ - ٱلْقِيَامُ عَلیٰ رِجْلٍ وَاحِدَةٍ، وهُوَ مَا يُسَمَّیٰ ( ٱلصَّفْنُ )

6. Duduk Iq'a' seperti anjing. Bentuknya adalah meletakkan kedua pantat dan kedua kaki di lantai dan menegakkan kedua betis.

7. Duduk dengan menjulurkan kedua kaki ke arah qiblat.

8. Menoleh tanpa ada hajat.

9. Meludah kesamping kanan atau kedepan di luar masjid.

10. Berdiri hanya pada kaki satu, dan ini di sebut as-shafnu.

١١ - لَصْقُ إحْدٰی رِجْلَيْنِ بِالْأُخْریٰ للرَّجُلِ، وَهُوَ مَايُسَمَّی ( ٱلصَّفْدُ ).

١٢ - التَّشْبِيْكُ لِلأَصَابِعِ.

١٣ - ٱلصَّلَاةُ مُخْتَصِرًا -١-، وَهُوَ وَضْعُ اليَدِ عَلیٰ الْخَاصِرَةِ.

١٤ - ٱلْإِهْتِزَارُ يُمْنَةً وَيُسْرَةً.

١٥ - أَنْ يُرَوِّحَ عَلیٰ نَفْسِهِ فِيْ الصَّلَاةِ.

١٦ - وَضْعُ الْيَدِ عَلیٰ فَمِّهِ اوْأنْفِهِ بِلاَحَاجَةٍ.

11. Menempelkan kedua kaki bagi orang laki-laki, dan ini disebut as-safdu.

12. Mentasybik jari tangan, yaitu memasukkan jari salah satu tangan ke selah jari tangan yang satunya.

13. Sholat dengan meletakkan tangan di pinggang.

14. Al-ihtijar, yaitu memukul ke arah kanan dan kiri.

15. Melegakan dirinya (santai) dalam pelaksanaan sholat.

16. Meletakkan tangan pada mulut atau hidung tanpa ada hajat.

١٧ - شَدُّ ٱلْوَسْطِ.

١٨- مُقَارَنَةُالْإمَامِ فِيْ الأفْعَالِ.

١٩ - ٱلتَّثَآئُبُ.

٢٠ - ٱلْإِشَارَةُ بِمَا يُفْهَمُ لِغَيْرِ حَاجَةٍ.

٢١ - فَرْقعَةُ الْأَصَابِعِ.

٢٢ - ٱلْإسْنَادُ إلیٰ مَا يَسْقّطُ بِسُقُوْتِهِ.

17. Mengikat perut.

18. Melakukan amaliyah-amaliyah sholat bersamaan dengan imam.

19. Menguap.

20. Memberikan isyarat yang memahamkan tanpa ada hajat.

21. Mengencangkan jari.

22. Bersandar pada sesuatu yang sekira seandainya sandarannya itu hilang niscaya ia akan jatuh.

Mugi manfaat, mohon maaf bila terdapat khilaf.

Kami nuqil dari kitab fiqih " تقريرات السديدة " pada bagian Makruh dalam sholat halaman 257-259.

والله الموفق إلی أقوم الطريقِ.

ألفقير إلی رحمة الله.

Moch Turchan Amar,

Masjid Al-Ikhlas WBA, 17 Rojab 1446 H/17 Januari 2025 M.


link Youtube 

www.youtube.com/watch?v=kILp6a9-0Ss

https://www.youtube.com/live/kILp6a9-0Ss?si=62yhKyV72o0K8QEV

٭٭٭ ❉ ❉ ❉٭٭٭


Kamis, 09 Januari 2025

Risalah Kemakruhan Dalam Sholat.


(٣). مَكْرُوْهَاتٌ مِنْ نَاحِيَةِ مُخَالَفَةِ بَعْضِ ٱلسُّنَنِ أوْتَرْكِهَا :
💿 Ketiga : Kemakruhan di tinjau dari menyalahi atau meninggalkan sebagian kesunnahan.
١ - ٱلْإِسْرَارُ وَالْجَهْرُ فِيْ غَيْرِ مَوْضِعِهِمَا.
٢ - إِلْصَاقُ عَضُدَيْهِ بِجَنْبَيْهِ لِلذَّكَرِ.
٣ - إلْصَاقُ بَطْنِهِ بِفَخِذَيّهِ لِلذَّكَرُ أيْضًا.
٤ - ٱلْجَهْرُ خَلْفَ ٱلْإِمَامِ بِغَيْرِ " آمِيْنَ " وَمَاٱسْتَثْنیٰ.
٥ - إطَالَةُ ٱلتَّشَهُّدِ ٱلْأَوَّلِ وَالدُّعَآءُ بَعْدَهُ.
1. Memelankan dan mengeraskan suara bukan pada tempatnya.
2. Menempelkan kedua lengan atas pada kedua lambung saat sujud bagi laki-laki.
3. Menempelkan perut pada kedua paha saat sujud juga bagi laki-laki.
4. Mengeraskan suara di belakang Imam selain ucapan (Amien) dan hal-hal yang di kecualikan.
5. Memperpanjang tasyahhud awwal dan doa setelahnya.
٦ - تَرْكُ ٱلسُّوْرَةِ فِيْ الرَّكْعَتَيْنِ ٱلْأُوْلَيَيْنِ.
٧ - تَرْكُ تَكْبِيْرَةِ ٱلْإِنْتِقَالَاتِ.
٨ - تَرْكُ أَذْكَارِ الرُّكُوْعِ وَالْإِعْتِدَالِ وَالسُّجُوْدِ وَالْجُلُوْسُ بِيْنَ ٱلسَّجْدِتيْنِ.
٩ - تَرْكُ الدُّعَآءِ فِيْ ٱلتَّشَهُّدِ ٱلْأٓخِرِ.
١٠ - عَدَمُ السُّجُوْدِ عَلیٰ أَنْفِ.
6. Tidak membaca surat dari Al-Qur'an setelah membaca al-Fatihah di dua rokaat yang pertama.
7. Meninggalkan takbir al-Intiqal.
8. Meninggalkan dzikir-dzikiran saat ruku', i'tidal, sujud dan duduk diantara dua sujud.
9. Tidak membaca do'a didalam tasyahhud akhir.
10. Tidak sujud pada hidung.
١١ - قِرَآءَةُ الْقُرْآنِ فِيْ غَيْرِالْقِيَامِ بِقَصْدِ الْقِرَآءَةِ لَاللِذِّكْرِ.
١٢ - خِفْضُ رَأْسِهِ فِيْ رُكُوْعِهِ.
١٣ - سَتْرُ يَدَيْهِ عِنْدَ الْإِحْرَامِ وَالسُّجُوْدِ.
١٤ - أَنْ يَلْتَفِتَ فِيْ سَلاَمِهِ بسُرْعَةٍ، كَالّتِفَاتِ الثَّعْلَبِ.
١٥ - أَنْ يَبْرُكَ كَالْبَعِيْرِ : بِأَنْ يُقَدِّمَ يَدَيْهِ عَلیٰ رُكْبَتَيْهِ فِيْ السُّجُوْدِ.
١٦ - ٱفْتِرَاشُ السَّبُعِ " ٱلْكَلْبِ " وَهُوَ أَنْ يَضَعَ ذِرَاعَيْهِ عَلیٰ الْأَرْضِ فيْ السُّجُوْدِ. -١-
11. Membaca surat al-Qur'an selain saat berdiri dengan tujuan membaca al-Qur'an bukan tujuan dzikir.
12. Menundukkan kepala saat ruku'.
13. Menutup kedua tangan saat takbirotul ihrom dan sujud.
14. Segera menoleh saat salam seperti menolehnya Ruba.
15. Menderum seperti Unta. Yaitu meletakkan kedua tangan  terlebih dahulu sebelum kedua lutut saat sujud.
16. Iftirosy seperti binatang buas (anjing), yaitu meletakkan kedua lengan bawah di lantai saat sujud.

Mekaten mugi manfaat, mohon maaf bila terdapat khilaf.
Kami nuqil dari kitab Fiqih " تَقْرِيْرَاتُ السَّدِيْدَةُ " pada Bab Makruh dalam Sholat halaman 256-257.

والله الموفق إلی أقوم الطريق.
ألفقير إلی رحمة الله،

Moch Turchan Amar,
Masjid Alikhlas, WBA, Sidoarjo, 10 Rojab 1446 H/10 Januari 2025.
٭ ٭٭ ❉ ❉ ❉٭٭٭

Kamis, 02 Januari 2025

MAJLIS PEMBAHASAN TENTANG BEBERAPA KEUTAMAAN BULAN ROJAB.

🌊 مَجْلِسُ فِيْ فَضَآئِلِ شَهْرِ رَجَبَ 🍀

قَالَ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ : " إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ إثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتَابِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضِ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمْ (ٱلتوبة : ٣٦ ).
سَبَبُ نُزُلِ هٰذِهِ الْآيَةِ أنَّ الْمُؤْمِنَ سَارُوا مِنَ الْمَدِيْنَةِ إلیٰ أَهْلِ مَكَّةَ قَبْلَ أَنْ يَفْتَحَ عَلیٰ رَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ فَقَالُوْا : إِنَّا نَخَافُ أَنْ يُقَاتِلَنَا كُفَّارَ مَكَّةَ فِيْ الشَّهْرِ الْحَرَامِ، فَأَنْزَلَ اللّٰهُ تَعَالیٰ " إنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عند اللّٰه إثْنَا عَشَرَ فِيْ كِتَابِ اللّٰهِ " يَعْنِيْ فِيْ لَوْحِ الْمَحْفُوْظِ

" يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضِ مِنْهَا أرْبَعَةٌ حُرُمٌ " يَعْنِيْ مِنَ الْعِدَّةِ حَرَمٍ، يَعْنِيْ رَجَبَ، وَذَاالْقَعْدَةِ، وَذَاالْحَجَّةِ، وَالْمُحَرَّمِ، وَاحِدٌ فَرْدٌ وَهُوَ رَجَبَ، وَثَلَاثَةٌ سَرْدٌ مُتَتَابِعَةٌ " ذٰلِكَ ٱلدِّيْنُ ٱلْقَيِّمُ " ٱلتوبة ٣٦ " يَعْنِيْ الْحِسَابُ القَيِّمُ الْمُسْتَقِيْمُ.

Allah Azza wajalla telah bersabda : Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia memciptakan langit dan bumi, di antara ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus,...
Sebab turunnya ayat ini sesungguhnya orang mukmin kala-itu telah sepakat baik yang dari penduduk Madinah maupun Makkah ingin mengajukan pertanyaan kepada Baginda Rosul Muhammad ﷺ sebelum Fathul Makkah sembari mengeluarkan pernyataan bersama : bahwa mereka-mereka takut kalau terjadi peperangan antara Kaum Anshor+Muhajirin dari ancaman Kuffar Makkah dalam bulan-bulan yang di Mulyakan Allah. Maka turunlah ayat tersebut untuk memberikan penenang kepada kaum Anshor dan kaum Muhajirin.
Ternyata ayat tersebut sudah termaktub dalam Lauhul-Mahfudl.
Di saat Allah ﷻ telah menciptakan Tujuh langit dan Tujuh bumi sudah ada catatan bahwa dalam dua belas bulan tersbut terdapat empat bulan yang di mulyakan Allah, yakni :

- Rajab
- Dzul Qo'dah
- Dzul Hijjah dan
- Muharrom.

Satu ( Rojab ) sendirian.
Tiga ( Dzul-Qo'dah, Dzul Hijjah dan Muharrom gandeng ).

Mekaten mugi manfaat, mohon maaf bila terdapat khilaf.
Kami nuqil dari kitan " ٱلْغُنْيَةُ " oleh Syaikh Abdul Qodir Jailany halaman 317
والله الموفق إلی أقوم الطريق.
الفقير إلی رحمة الله،
Moch Turchan Amar,
Masjid Al Ikhlas Wisma Bungurasih,
Sidoarjo, 03 Rajab 1446 H/03 Januari 2025 M.
٭٭٭ ❉ ❉ ❉٭٭٭

Kamis, 26 Desember 2024

MENERANGKAN PERTANYAAN DUA MALAIKAT KEPADA HAMBAH ALLAH DAN MOHON PERLINDUNGAN DARI SIKSA QUBUR DAN SIKSA NERAKA.

🌄بَابُ فِيْ سُؤَالِ ٱلْمَلَكَيْنِ لِلْعَبْدِ وَفِيْ التَّعَوُّذِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ 🙌



ٱلْبُخَارِيُّ عَنْ أَنَسِ إِبّنِ مَالِكٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ ﷺ : ( إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا وَضَعَ فِيْ قَبْرِهِ، وَتَوَلَّی عَنْهُ أَصْحَابُهُ. إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ فَيَقْعُدَانِهِ فَيَقُوْلَانِ لَهُ مَاكُنْتَ تَقُوْلُ فِيْ هٰذَاالرَّجُلُ مُحَمَّدٍ ﷺ؟ 

Imam Bukhori dalam Shohihnya telah menulis tentang hadits tersebut cukup panjang, melalui Shahabat Anas bin Malik RA telah berkata : Bahwa Baginda Rosul Muhammad ﷺ nate dawuh : " Sesungguhnya hambah Allah ketika sedang dimasukkan dalam Alam Qubur, dan sejenak ditinggal pulang oleh para pelayatnya.

Maka si Hambah tersebut sungguh telah mendengar SUARA SANDAL Para Pelayat tersebut, tidak lama kemudian si Hambah didatangi dua Malaikat (Munkar dan Nakir) sembari mendudukkan Hambah dan Keduanya saling menanyakan kepada hambah sebagaimana yang pernah di ajarkan oleh Baginda Rosul Muhammad ﷺ?

فَأَمَّاٱلْمُؤْمِنُ فَيَقُوْلُ : أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهِ، فَيَقُوْلُ لَهُ : أُنْظُرْ إِلیٰ مَقْعَدِكَ مِنَ ٱلنَّارِ قَدْ أَبْدَلَكَ اللّٰهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنَ الْجَنَّةِ فَيَراهُمَا جَمِيْعًا )

Bagi hambah Allah yang beriman dengan santainya matur : Kulo nekseni saestuni bilih Kanjeng Rosul Muhammad ﷺ puniko sebagai Hambah Allah sekaligus UtusanNya, seketika itu dikatakan kepadanya : Lihat tempat anda yang semula terlihat Pemandangan Api Neraka mulai hari ini diganti oleh Allah ﷻ berubah menjadi full pemandangan Surga hal demikian telah di saksikan bersama antara Kedua Malaikat Munkar Nakir plus Hambah Allah yang beriman tersebut ).

وَقَالَ قَتَادَةُ : وَذِكْرُ لَنَا أَنَّهُ يَفْسَحُ لَهُ فِيْ قَبْرِهِ أَرْبَعُوْنَ ذِرَاعًا. وَقَالَ مُسْلِمٌ : سَبْعُوْنَ ذِرَاعًا. وَيَمْلَأُ عَلَيْهِ خُضْرًا إلیٰ يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ، 

Berpendapat Imam Qotadah tentang bahwasanya Hambah Allah yang beriman tersebut disamping mendapat pandangan se-hari-hari terlihat Surga dapat Royalti tempat quburannya dilapangkan menjadi Empat-puluh dziro'.

Beda dengan pendapat Imam Muslim : Hambah Allah yang beriman tersebut tempatnya dilapangkan menjadu Tujuh-puluh Dziro'.

Kemudian Alam Barzahnya ter-upgrad berubah menjadi bentuk warna HIJAU ROYO hal demikian dialaminya nganti Dino-Qiyamat.

هٰذَاالرَّجُلُ؟ فَيَقُوْلُ لَا أَدْرِيْ كُنْتُ مَاأقُوْلُ مَايَقوْلُ النَّاسُ. فَيُقَالُ : لَادَرَيتَ وَلَا تَلَيْتَ. فَيَضْرِبُ بِمِطَارَقٍ مِنْ حَدِيْدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيْحُ صَيْحَةً يَسْمَعْهَا مَنْ يَلِيْهِ إِلَّا ٱلثَّقَلَيْنِ "

Kembali dateng Hadits yang diriwayatkan oleh Shahabat Anas bin Malik, Ngendiko Kanjeng Rosul Muhammad ﷺ bahwa : Keberadaan orang Munafiq dan Orang Kafir ketika Dua Malaikat Munkar dan Nakir saat bertanya kepada kedua orang tersebut ( Munafiq dan Kafir ) mereka berdua orah ishoh jawab alias " berkata HAH, HAH, " mendengar jawabab tersebut Dua Malaikat tersebut mengayunkan palunya terdiri dari besi mengangah dipukulkan kepada si hambah Munafiq dan Kafir tersebut hingga bercucuran darah dari kedua telinganya dengan teriakan keras, hingga seluruh makhluq kedengaran kecuali Jin dan Manusia."

Semoga bermanfaat, mohon maaf bila terdapat khilaf,

Kami nuqil dari kitab " ٱلتَّذكِرَةُ فُيْ أحْوالِ الموتی وأمور الْأٰخرَةِ "

Pada Bab pertanyaan dua Malaikat Munkar-Nakir, halaman 93.

والله الموفق إلی أقوم الطريق،

ألفقير إلی رب الجليل،

Moch Turchan Amar,

Sidoajo, 25 Jumadil Akhir 1446 H/27 Desember 2024 M.

٭٭٭ ❉ ❉ ❉٭٭٭

Sabtu, 14 Desember 2024

Surga dan Isrok Mikroj

📡KENAPA BAGINDA ROSUL ﷺ SAAT DI SIDROTUL MUNTAHA' BER-AUDENSI DENGAN ALLAH ﷻ SENDIRIAN?
وَإِنَّمَا لَمْ يَحْصِلُ لِلنَّبِيِّ مِثْلَ مَاحَصَلَ لِجِبْرِيْلِ مِنَ ٱلْمُشَقَّةِ وَعَدَمِ الطَّاقَةِ لِأَنَّ النَّبِيَّ مُرَادٌ وَمَطْلُوْبٌ، فَأَعْطَاهُ اللّٰهُ قُوَّةً وَاسْتِعْدَادًا لِتَحْمِلَ هٰذَاالْمَقَامُ بِخِلاَفِ غَيْرِهِ وَلِذَالِكَ لَمَّا تَجَلَّی اللّٰهُ لِلْجَبَلِ إِنْدكَّ وَغَارَ الْأَرْضُ وَخَرَّ مُوْسیٰ صَعِقًا مُنَ الْجَلاَلِ لِأَنَّ مُوْسیٰ طَالِبٌ وَمُرِيْدٌ وَمُحَمَّدٌ مَطْلُوْبٌ وَمَطْلُوْبٌ وَمُرَادٌ، وَفَرْقٌ كَبِيْرٌ بَيْنَ الْمَقَامَيْن. 
Ketika Malaikat Jibril AS belum berhasil mengantar Baginda Rosul Muhammad ﷺ Sowan dateng Ngersanipun Allah ﷻ saat berada di Sidrotul-Muntaha' Malaikat merasa Musyakkit (terasa berat) untuk melangkah sekalipun sudah dicoba tapi gagal karena memang beda Maqomnya.
Sebagaimana yang telah dikutib dalam surat As-Shoffat 164 Allah dawuh " وَمَامِنَّاإِلَّالَهُ مَقَامٌ مَعْلُوْمٌ " Pangapunten, apa kata Malaikat Jibril AS, kulo niki saestune benten maqomipun antara dalem kaleh panjenengan.
Karena Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ puniko sebagai Piantun engkang dipun padosi dining Allah, beda kalian Nabi Musa AS ketika sedang naik ke puncak Gunung Thurisaina, beliau sedang mencari Robnya ngantos Riyadloh selama 40 hari 41 malam, bada batas itu Allah hanya menampakkan kebesarannya mengirim api sebiji dzarroh dari Neraka maka puncak Gunung tersebut meledak sehingga Nabi Musa spontan tersungkur.
Disitu dapat dibedakan antara derajat Nabi Musa AS dengan Baginda Rosul Muhammad ﷺ yang maqomnya jauh lebih tinggi.


📡KENAPA BAGINDA ROSUL ﷺ SAAT DI SIDROTUL MUNTAHA' BER-AUDENSI DENGAN ALLAH ﷻ SENDIRIAN?
وَإِنَّمَا لَمْ يَحْصِلُ لِلنَّبِيِّ مِثْلَ مَاحَصَلَ لِجِبْرِيْلِ مِنَ ٱلْمُشَقَّةِ وَعَدَمِ الطَّاقَةِ لِأَنَّ النَّبِيَّ مُرَادٌ وَمَطْلُوْبٌ، فَأَعْطَاهُ اللّٰهُ قُوَّةً وَاسْتِعْدَادًا لِتَحْمِلَ هٰذَاالْمَقَامُ بِخِلاَفِ غَيْرِهِ وَلِذَالِكَ لَمَّا تَجَلَّی اللّٰهُ لِلْجَبَلِ إِنْدكَّ وَغَارَ الْأَرْضُ وَخَرَّ مُوْسیٰ صَعِقًا مُنَ الْجَلاَلِ لِأَنَّ مُوْسیٰ طَالِبٌ وَمُرِيْدٌ وَمُحَمَّدٌ مَطْلُوْبٌ وَمَطْلُوْبٌ وَمُرَادٌ، وَفَرْقٌ كَبِيْرٌ بَيْنَ الْمَقَامَيْن. 
Ketika Malaikat Jibril AS belum berhasil mengantar Baginda Rosul Muhammad ﷺ Sowan dateng Ngersanipun Allah ﷻ saat berada di Sidrotul-Muntaha' Malaikat merasa Musyakkit (terasa berat) untuk melangkah sekalipun sudah dicoba tapi gagal karena memang beda Maqomnya.
Sebagaimana yang telah dikutib dalam surat As-Shoffat 164 Allah dawuh " وَمَامِنَّاإِلَّالَهُ مَقَامٌ مَعْلُوْمٌ " Pangapunten, apa kata Malaikat Jibril AS, kulo niki saestune benten maqomipun antara dalem kaleh panjenengan.
Karena Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ puniko sebagai Piantun engkang dipun padosi dining Allah, beda kalian Nabi Musa AS ketika sedang naik ke puncak Gunung Thurisaina, beliau sedang mencari Robnya ngantos Riyadloh selama 40 hari 41 malam, bada batas itu Allah hanya menampakkan kebesarannya mengirim api sebiji dzarroh dari Neraka maka puncak Gunung tersebut meledak sehingga Nabi Musa spontan tersungkur.
Disitu dapat dibedakan antara derajat Nabi Musa AS dengan Baginda Rosul Muhammad ﷺ yang maqomnya jauh lebih tinggi.


📡 SISI LAIN TENTANG KEUNIKAN DAN KEAJAIBAN FASILITAS SURGA BUAT ORANG YANG KHUSYU' SHOLATNYA.
وَذَكَرَ الْفَشَّنِيُّ فُيْ شَرْحِ الأَربَعيْنَ أَنَّهُ وَرَدَ أَنَّ فيْ الجَنَّةِ شَجَرَةٌ إِسّمُهَا التَّحِيَّاتُ، وَعَليّهَا طَائِرٌ إسُمُهَا الْمُبَاركاتُ، وَتَحْتُهَا عَيْنٌ إسْمُهَا الطَّيِّبَاتُ، فَإِذا قَالَ العَبْدُ ذَٰلِكَ فِيْ كُلِّ صَلاَةٍ نَزَلَ ذَالِكَ الطَّائِرِ مِنْ فَوْقِ الشَّجَرِ وَإنْغَمَسُ فِيْ تلِْكَ الْعيْنِ، ثُمَّ خَرَجَ مِنْهَا وَهُوَ يَنْفَضُّ أَجْنِحَتَهُ فَيَقَطَّرُ المآءُ مِنْ عَلَيْهِ فَيَخْلُقُ اللّٰهُ مِنْ كُلِّ قَطْرَةٍ مِنهُ مَلَكًا يِسْتغْفِرُ لِذَلِكَ العبْدُ إلیٰ يِومِ القِيَامَةِ أه برماوي.
Pada Bagian lain Imam Al-Fasy-syani dalam Syarah kitab Arbain-Nawawi menerangkan bahwa di dalam Surga itu terdapat Pohon yang namanya ATTAHIYYATU diatasnya dihinggapi burung yang namanya Al-MUBAROKATU, dan dibawanya teralir sumber mata air namanya At-THOYYIBAT, disaat seorang Musholli melafalkan Kalimat tersebut waktu Tasyahhud maka turunlah burung-burung tersebut dari atas pohon surga tersebut kemudian mencebur dalam sumber mata air tersebut sambil menghempaska sayap-sayapnya kekanan dan kekiri maka terjadilah beberapa butiran. Butiran air tersebut Allah jadikan Malaikat yang selalu membaca istighfar buat orang-orang yang aktive membaca Tasyahhud tersebut hingga hari qiyamat.
Semoga manfaat, mohon maaf bila terdapat khilaf.
Kami nuqil dari kitab Bujairimi Jilid 2 halaman 185.
والله الموفق إلی أقوم الطريق،
الفقير إلی رحمة الله،
Moch Turchan Amar,
Sda, 13 Jumadil Akhir 1446 H/15 Desember 2024 H.
 ٭٭٭ ❉ ❉ ❉٭٭٭

Kamis, 24 Oktober 2024

💫 BAB MENERANGKAN DZIKIR SEUSAI SHOLAT 💫

أَجْمَعَ ٱلْعُلَمَآءُ عَلیٰ ٱسْتِحْبَابِ ٱلذِّكْرِ بَعْدَ ٱلصَّلَاةِ، وَجَآءَتْ فِيْهِ أَحَادِيْثٌ كَثِيْرَةٌ صَحِيْحَةٌ فِيْ أَنْوَاعِ مِنْهُ مُتَعَدِّدَةٌ، فَنَذْكُرُ أَطْرَافًا مِنْ أَهْمِهَا.
Para Ulama' sepakat bahwa dzikir seusai sholat itu hukumnya sunnah, saking banyaknya dalil yang menerangkan bahwa dzikir itu sunnah maka kami ( Imam Nawawi ) hanya menyebut pada beberapa ujung hadits saja.
رُوَيْنَافِيْ كِتَابِ ٱلتُّرْمُذِيِّ عَنْ أَبِيْ أَمَامَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ : قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ أَيُّ ٱلدُّعَاءُ أَسْمَعُ؟ قَالَ " جَوْفُ ٱللَّيْلِ ٱلْأٓخِرِ "، وَدُبُرُ ٱلصَّلَوَاتِ ٱلْمَكْتُوْبَاتِ ".
Telah diriwayatkan dalam Sunan at-Turmudzi dari Abi Amamah al-Bahily mudah-mudahan Allah ﷻ paring Ridho dateng Beliaunya. آمين. Telah berkata bahwa : Kapan Kanjeng Rosul Muhammad ﷺ saat berdo'a? 
Aku dengar bahwa Baginda Rosul Muhammad ﷺ berdo'a itu pada pertengahan malam yang terakhir, dan atau setiap selesai sholat Fardlu.
وَفِيْ رِوَايَةٍ فِيْ صَحِيْحَيْهِمَا عَنِ إِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَفْعَ ٱلصَّوْتِ بِالذِّكْرِ حِيْنَ يَنْصَرِفُ ٱلنَّاسِ مِنَ ٱلْمَكْتُوْبَةِ كَانَ عَلیٰ عَهْدِ رَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ ٣، وَقَالَ إبْنُ عَبَّاسٍ : كُنْتُ أَعْلَمُ إِذَا إنْصَرَفُوْا إِذَا سَمِعْتُهُ.
Pada riwayat tertentu, bahwa didalam Kitab Shohih Imam Bukhori dan Imam Muslim di ceritakan dari Imam Ibnu Abbas RA : Sesungguhnya mengeraskan suara dalam dzikir pada saat selesai sholat Fardlu itu telah diamalkan sejak zaman Rosulillah Muhammad ﷺ, dipertegas oleh Imam Ibnu Abbas : Aku mengetahui sendiri bahwa Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ telah mengerjakan hal demikian seusai sholat fardlu.
٣ - قَالَ ٱلْمُصَنِّفُ : هٰذَا دَلِيْلٌ لِمَا قَالَهُ بَعْضُ ٱلسَّلَفِ أَنَّهُ يُسْتَحَبُّ رَفْعُ ٱلصَّوْتِ بِالتَّكْبِيْرِ وَالذِّكْرِ عُقْبَ ٱلْمَكْتُوْبَةِ، وَغَيْرِهِمْ مُتَّفَقُوْنَ عَلیٰ عَدَمِ إِسْتِحْبَابِ رَفْعِ ٱلصَّوْتِ بِالتَّكْبِيْرِ وَالذِّكْرِ، وَحَمِلَ ٱلشَّافِعِيُّ هٰذَا ٱلْحَدِيْثُ عَلیٰ أَنَّهُ جَهْرٌ وَقْتًا يَسِيْرًاحَتَّی يُعَلِّمَهُمْ صِفَةَ ٱلذِّكْرِ، لَا أَنَّهُمْ جَهَرُوْا دَآئِمًا أه.
3. Dalam catatan kaki :
Ngendiko Imam Nawawi sebagai penulis Kitab ini, Itu sebagai landasan Dalil para Ulama' Salaf menerangkan bahwa : mengeraskan suara dari Takbir dan dzikir lainnya itu adalah Sunnah diamalkan pada habis sholat fardlu, dan Ulama' lainnya sepakat bahwa  pengerasan suara dalam takbir dan dzikir itu sunnah.
Menurut pendapat Imam Syafi'i RA bahwa Dalil yang menerangkan bahwa dzikir bersuara itu boleh dilakukan pada waktu-waktu tertentu tidak untuk selamanya.


أَجْمَعَ ٱلْعُلَمَآءُ عَلیٰ ٱسْتِحْبَابِ ٱلذِّكْرِ بَعْدَ ٱلصَّلَاةِ، وَجَآءَتْ فِيْهِ أَحَادِيْثٌ كَثِيْرَةٌ صَحِيْحَةٌ فِيْ أَنْوَاعِ مِنْهُ مُتَعَدِّدَةٌ، فَنَذْكُرُ أَطْرَافًا مِنْ أَهْمِهَا.
Para Ulama' sepakat bahwa dzikir seusai sholat itu hukumnya sunnah, saking banyaknya dalil yang menerangkan bahwa dzikir itu sunnah maka kami ( Imam Nawawi ) hanya menyebut pada beberapa ujung hadits saja.
رُوَيْنَافِيْ كِتَابِ ٱلتُّرْمُذِيِّ عَنْ أَبِيْ أَمَامَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ : قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ أَيُّ ٱلدُّعَاءُ أَسْمَعُ؟ قَالَ " جَوْفُ ٱللَّيْلِ ٱلْأٓخِرِ "، وَدُبُرُ ٱلصَّلَوَاتِ ٱلْمَكْتُوْبَاتِ ".
Telah diriwayatkan dalam Sunan at-Turmudzi dari Abi Amamah al-Bahily mudah-mudahan Allah ﷻ paring Ridho dateng Beliaunya. آمين. Telah berkata bahwa : Kapan Kanjeng Rosul Muhammad ﷺ saat berdo'a? 
Aku dengar bahwa Baginda Rosul Muhammad ﷺ berdo'a itu pada pertengahan malam yang terakhir, dan atau setiap selesai sholat Fardlu.
وَفِيْ رِوَايَةٍ فِيْ صَحِيْحَيْهِمَا عَنِ إِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَفْعَ ٱلصَّوْتِ بِالذِّكْرِ حِيْنَ يَنْصَرِفُ ٱلنَّاسِ مِنَ ٱلْمَكْتُوْبَةِ كَانَ عَلیٰ عَهْدِ رَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ ٣، وَقَالَ إبْنُ عَبَّاسٍ : كُنْتُ أَعْلَمُ إِذَا إنْصَرَفُوْا إِذَا سَمِعْتُهُ.
Pada riwayat tertentu, bahwa didalam Kitab Shohih Imam Bukhori dan Imam Muslim di ceritakan dari Imam Ibnu Abbas RA : Sesungguhnya mengeraskan suara dalam dzikir pada saat selesai sholat Fardlu itu telah diamalkan sejak zaman Rosulillah Muhammad ﷺ, dipertegas oleh Imam Ibnu Abbas : Aku mengetahui sendiri bahwa Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ telah mengerjakan hal demikian seusai sholat fardlu.
٣ - قَالَ ٱلْمُصَنِّفُ : هٰذَا دَلِيْلٌ لِمَا قَالَهُ بَعْضُ ٱلسَّلَفِ أَنَّهُ يُسْتَحَبُّ رَفْعُ ٱلصَّوْتِ بِالتَّكْبِيْرِ وَالذِّكْرِ عُقْبَ ٱلْمَكْتُوْبَةِ، وَغَيْرِهِمْ مُتَّفَقُوْنَ عَلیٰ عَدَمِ إِسْتِحْبَابِ رَفْعِ ٱلصَّوْتِ بِالتَّكْبِيْرِ وَالذِّكْرِ، وَحَمِلَ ٱلشَّافِعِيُّ هٰذَا ٱلْحَدِيْثُ عَلیٰ أَنَّهُ جَهْرٌ وَقْتًا يَسِيْرًاحَتَّی يُعَلِّمَهُمْ صِفَةَ ٱلذِّكْرِ، لَا أَنَّهُمْ جَهَرُوْا دَآئِمًا أه.
3. Dalam catatan kaki :
Ngendiko Imam Nawawi sebagai penulis Kitab ini, Itu sebagai landasan Dalil para Ulama' Salaf menerangkan bahwa : mengeraskan suara dari Takbir dan dzikir lainnya itu adalah Sunnah diamalkan pada habis sholat fardlu, dan Ulama' lainnya sepakat bahwa pengerasan suara dalam takbir dan dzikir itu sunnah.
Menurut pendapat Imam Syafi'i RA bahwa Dalil yang menerangkan bahwa dzikir bersuara itu boleh dilakukan pada waktu-

waktu tertentu tidak untuk selamanya.

وَرُوَيْنَا بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ فِيْ سُنَنِ أَبِيْ دَاوُدَ وَٱلنَّسَآئيِّ عَنْ مُعَاذٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللّٰهِ ﷺ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ : " يَامُعَاذُ، وَاللّٰهِ إِنِّيْ لَأُحِبُّكَ " فَقَالَ : " أُوْصِيْكَ يَامُعَاذُ، لَاتَدَعَنَّ فِيْ دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُوْلُ : أَللّٰهُمَّ أَعِنِّيْ عَلیٰ ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ ".
Telah di riwayatkan pada kita dengan Sanad yang Shohih di ambil dari Sunan Abi Dawud dan Sunan Nasa'ie dari Shahabat Mu'adz bin Jabal RA : Sesungguhnya Baginda Rosul Muhammad ﷺ pernah memegang pundakku sembari Dawuh " Wahai Mu'adz : Demi Allah saya ini cinta pada Anda, kemudian Beliau ﷺ berwasiat : Wahai Mu'adz Jangan coba-coba meninggalkan dalam setiap Anda selesai sholat untuk membaca do'a : Ya Allah, panjenengan paringi kepada kami untuk selalu ingat dateng panjenengan dan tetap syukur serta bagusnya ibadah kami dateng panjenengan ".
وَرُوَيْنَا فِيْ كِتَابِ إِبْنِ سِنيٰ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللّٰهِ ﷺ إِذَا قَضَیٰ صَلَاتَهُ مَسَحَ جَبْهَتَهُ بِيَدِهِ ٱلْيُمْنیٰ ثُمَّ قَالَ : " أَشْهَدُ أَنْ لَآإِلٰهَ اللّٰهُ ٱلرَّحْمٰنُ ٱلرَّحِيْمُ، أَللّٰهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّيْ ٱلْهَمَّ وَالْحَزَنَ ".
Telah di riwayatkan pada kita, dalam Kitabnya Imam Ibnu Shina, dari Imam Anas bin Malik RA berkata : Bahwa Baginda Rosul Muhammad ﷺ pada setiap akhir salam ( selesai dari sholatnya ) mengusap kening beliau dengan tangan kanannya sembari berdo'a " Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut di sembah kecuali Allah ﷻ Yang Punya Sifat Kasih dan Sayang. Ya Allah Tuhan kami, hilangkan beberapa broblematika kami serta kesedihan kami ".

Mugi manfaat mohon maaf bila terdapat khilaf.
Kami nuqil dari Kitab " ألْأَذْكَارُ ٱلنَّوَوِيَّةِ " pada Bab Dzikir halaman 112-117
والله الموفق إلی أقوم الطريق،
ألفقير إلی رحمة الله،
Moch Turchan Amar,
Sda, 21 Robi'ul akhir 1446 H/25 Oktober 2024 M.
٭٭٭ ❉ ❉ ❉٭٭٭