✯ شُرُوْطُ جَمْعِ تَقْدِيْمِ : سَبْعَةٌ.
١ - ٱلْبَدَاءَةُ بِالْأُوْلٰی، أَيْ : ٱلتَرْتِيْبُ، فَيَبْدَأُ بِالصَّلَاةِ ٱلْأِوْلیٰ ( ٱلظُّهْرِ أَوِٱلْعَصْرِ ).
٢ - نِيَّةُ ٱلْجَمْعِ فِيْهَا، أَيْ : يَنْوِيْ جَمْعَ ٱلتَّقْدِيْمِ فِيْ أَثْنَآءِ ٱلصَّلَاةِ ٱلْأُوْلیٰ وَلَوْ مَعَ ٱلسَّلاَمِ، فَيَجُوْزُ فِيْ أَثْنَآءِ ٱلصَّلَاةِ كُلِّهَا، وَلَا يُسْتَرَطُ أَنْ تَكُوْنَ أَثْنَآءَ تَكْبِيْرَةِ ٱلْإِحْرَامِ فَقَطْ وَلَكِنْ ٱلْأَفْضَلُ أَنْ تَكُوْنَ أَثْنآءَهَا.
٣ - بَقَآءُ وَقْتِ ٱلْأُوْلیٰ، أَيْ : لَايَجُوْزُ جَمْعُ لَهُ ٱلْجَمْعُ إِلَّا إِذَا بَقيَ زَمَنٌ مِنْ وَقْتِ ٱلصَّلَاةِ ٱلْأُوْلیٰ يُمْكِنُهُ أَدَاءُ ٱلصَّلَاتَيْنِ.
۞ Syarat Jama' Taqdim ada Tujuh :
1. Memulai jama' dengan sholat yang pertama, yaitu tertib dengan melakukan sholat dhuhur atau msghrib dulu.
2. Niat jama' saat sholat yang pertama, yaitu niat jama' taqdim saat sholat yang pertama meskipun saat salam. Sehingga niat boleh dilakukan di tengah-tengah sholat yang pertama, tidak di syaratkan harus saat takbirotul ihrom saja, namun yang utama dilakukan saat takitotul ihrom.
3. Waktu sholat pertama belum habis. Tidak diperbolehkan melaksanakan jama' taqdim, kecuali kedua sholat yang dijama' bisa dilaksanakan sebelum waktu sholat yang pertama habis.
٤ - ٱلْمُوَالَاةُ بَيْنَهُمَا، أَيْ لَايَطُوْلُ ٱلْفَصْلُ بَيْنَ ٱلصَّلَاتَيْنِ، فَإِنْ طَالَ ٱلْفَصْلُ عُرْفًا - وَبَعْضُهُمْ قَدَّرَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيْفَتَيْنِ - لَمْ يَجُزِ ٱلْجَمْعِ.
٥ - ظَنُّ صِحَّةِ ٱلْأُوْلیٰ، فَلَا يَجُوْزُ ٱلْجَمْعُ مَعَ بُطْلَانِ ٱلصَّلَاةِ ٱلْأُوْلیٰ.
٦ - دَوَامُ ٱلْعُذْرِ إِلیٰ تَمَامِ الْإِحْرَامِ بِالثَّانِيَةِ، أَيْ : يَسْتَمِرُّ سَفْرُهُ ( عُذْرُهُ )إِلیٰ نِهَايِةِ تَكْبِيْرَةِ ٱلْإِحْرَامِ لِلصَّلَاةِ الثَّانِيَةِ، فَلَوْ إنْقَطَعَ سَفْرُهُ قَبْلَ ذَلِكَ فَلَا يَجُوْزُ لَهُ الْجَمْعُ، بَلْ يُصَلِّي ٱلثَّانِيَةَ فِيْ وَقْتِهَا.
٧ - ٱلْعِلْمُ بِجَوَازِ ٱلْجَمْعِ : بِأَنْ تَتَوَفَّرَ بَقِيَّةُ ٱلشُّرُوْطِ، وَذَلِكَ بِأَنْ يَكُوْنَ سَفْرُهُ طَوِيْلًا مُبَاحًا، وَأَنْ يَخْرُجَ مِنَ ٱلْبَلَدِ، ( بِتَجَاوُزِ ٱلسُّوْرِ أَوِٱلْعُمْرَانِ ).
4. Terus-menerus diantara kedua sholat, yaitu tidak ada pemisah yang lama secara urf. diantara keduanya. Jika terpisa secara urf, tidak diperbolehkan jama' taqdim. Sebagian ulama' memperkirakan pemisah yang lama dengan masa yang cukup untuk melaksanakan dua rokaat yang minimal.
5. Mempunyai dugaan bahwa sholat yang pertama shah. Maka tidak diperkenankan jama' taqdim jika sholat yang pertama tidak shah.
6. Dalam keadaan udzur (bepergian) hingga selesai melaksanakan takbiratul ihram sholat yang kedua. Maksudnya ia masih berstatus musafir hingga sempurna melaksanakan takbirotul ihrom sholat yang kedua. Jika perjalanannya selesai atau terputus sebelum itu, maka tidak boleh melakukan jama', bahkan harus melaksanakan sholat kedua pada waktunya sendiri.
7. Mengetahui bahwa boleh melakukan sholat jama' dengan memenuhi syarat-syaratnya, yaitu perjalannya menempuh jarak jauh dan hukumnya tidak haram, serta sudah keluar dari desa dengan melewati batas desa atau keramaian.
كَمَا قَالَ صَاحِبُ " صَفْوَةُ الزُّبَدِ ) :
وَشَرْطُهُ : ٱلنِّيَةُ فِيْ الْأُوْلیٰ، وَمَا # رَتِّبْ، وَالْوِلَا، وَإِنْ يَتَمَمَّا.
Sebagaimana yang di ungkapkan oleh penyusun sofwatu az-Zubad :
" Syarat jama' taqdim adalah niat di shalat yang pertama, tertib, terus-menerus meskipun dengan melakukan tayammum. "
Semoga manfaat, dan mohon maaf bila terdapat kesalahan.
Kami nuqil dari kitab kuning Fiqih " ٱلتقريرات السديدة "
Bab jama' sholat halaman 319-320
والله الموفق إلی أقوم الطريق،
ٱلفقير إلی رحمة الله،
Moch Turchan Amar,
Sidoarjo, 06 Shafar 1447 H/01 Agustus 2025 M.
❉ ❉ ❉