Kamis, 23 Januari 2025

❄ HAL- HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT ❄

بَابُ مُبْطِلَاتِ ٱلصَّلَاةِ، وَهِيَ أَرْبَعَةٌ :

Hal-hal yang membatalkan sholat ada empat :

ٱلْأَوَّلُ : ٱلْكَلَامُ، وَفِيْهِ تَفْصِيْلٌ :

١- إِذَا كَانَ كَثيْرًا ( أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ ١، فَأكْثَرَ) : يُبْطِلُ مُطْلَقًا، سَوَآءٌ أكَانَ مُتَعَمِّدًا أَمْ نَاسِيًا.

ب - إِذَا كَانَ قَلِيْلًا ( أَقَلَّ مِنْ أَرُبَعِ كَلِمَاتٍ عُرْفِيَّةٍ ) فَيُبْطِلُ إِذَا كَانَ مُتَعَمِّدًا.

 ❉ Pertama : Berbicara. Ada beberapa perincian dalam hal ini ;

a. Ketika yang di ucapkan banyak ( empat kalimat atau lebih ), maka sholatnya batal secara mutlak, baik sengaja atau lupa.

b. Ketika yang di ucapkan sedikit ( tidak lebih dari empat kalimat secara urf), maka sholatnya batal jika di sengaja.


  ✿ ضَابِطُ ٱلْكَلَامِ الَّذِيْ يُبْطِلُ الصَّلاَةِ : هُوَ الْكَلاَمُ الصَّالحُ لِخِطَابِ ٱلْأَدَمِيِّيْنَ.

✪ Batasan ucapan yang bisa membatalkan sholat adalah ucapan yang layak digunakan komunikasi dengan manusia.

◊ مَسَآئِلُ فِيْ ٱلْكَلَامِ فِيْ الصَّلَاةِ. 

(١) لَايُبْطِلُ ٱلْكَلاَمُ الْقَلِيْلُ فِيْ ثَلاَثِ حَالَاتٍ :

١- إِذَا كَانَ نَسِيًا ،

٢- إِذَا كَانَ جَاهِلًا ٣،

٣- إِذَا سَبَقَ لِسَانُهُ.

۞ Permasalah Ucapan di Dalam Sholat:

1. Ucapan sedikit tidak akan membatalkan sholat dalam tiga keadaan:

- Ketika lupa

- Ketika tidak tahu tentang keharamannya.

- Ketika lisannya tidak sengaja mengucapkan.

(٢). ٱلنُّطْقُ بِحَرْفٍ وَاحِدٍ : لَايُبْطِلُ وَإِنْ كَانَ مُتَعَمِّدًا، إِلَّا فِيْ ثَلَاثِ حَالَاتٍ، فَإِنَّهُ يُبْطِلُ :

١- إِذَا كَانَ ٱلْحَرْفُ مَمْدُوْدًا.

٢- إِذَا كَانَ مُفْهِمًا، كَقَوْلِ (قِ) مِنَ الْوِقَايَةِ، أَوْ (عِ) مِنَ الْوِعَايَةِ. 

٣- إِذَا كَانَ بِقَصْدِ ٱللِّعَبِ.

(2). Mengucapkan satu huruf tidak membatalkan sholat meskipun dengan sengaja kecuali dalam tiga keadaan, maka bisa membatalkan sholat :

- Ketika membaca Mad (panjang).

- Ketika memahamkan seperti ucapan (قِ) dari masdar " ٱلْوِقَايَةُ " yang mengandung makna " jagalah ", atau ucapan (عِ) dari masdar " ٱلْوِعَايَةُ" yang mengandung makna kumpulkan.

- Ketika bertujuan main-main.

كَمَاقَالَ صَاحِبُ " صَفْوَةُ الزُّبَدِ " 

..............# وَتَرْكُهُ عِمْدًاكَلَامًا لِلْبَشَرِ،

حَرْفَيْنِ أَوْحَرْفًا بِمَدِّ صَوْتَكَا # أَوْمُفهِمٍ، وَلَوْ بِضِحْكٍ أَوْبُكَا.

أَوْ ذِكْرٍ أَوْقِرَاءَةٍ، تَجَرَّدَا # لِلْفَهْمِ، أَوْ لَمْ يَنْوِ شَيْئًاأَبَدَا.

أَوْ خَاطِبَ الْعَاطِسَ بِالتَّرَاحُّمِ # أَوْرَدَّ تَسْلِيْمًا عَلیٰ الْمُسَلِّمِ.

Sebagaimana yang di ungkapkan oleh penyusun syair Shafwatu az-Zubad:

............... # Tidak bicara pada manusia secara sengaja.

Dengan dua huruf atau satu huruf dengan membaca Mad, atau memahamkan meskipun di sertai tertawa atau menangis.

Atau dzikir dan bacaan yang bertujuan intuk memberi pemahaman saja atau tidak niat apapun.

Atau berbicara pada orang yang bersin dengan do'a يَرْحَمْكَ اللّٰهُ, 

Atau menjawab salam pada orang yang sedang mengucapkan salam.

Mugi manfaat, pangapunten bilih wonten khilaf.

Kami nuqil dari kitab Fiqih " تَقْرِيْرَاتُ السَّديْدَةُ pada Bab Batalnya sholat halaman 260-261

والله الموفق إلی أقوم الطريق،

الفقير ألی رب الجليل

Moch Turchan Amar, 

masjid Ikhlas WBA, Jum'at legi, 24 Rajab 1446 H./24 Januari 2025

٭٭٭ ❉ ❉ ❉٭٭٭

link Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=6_fFRn6JKUg