Kamis, 24 Oktober 2024

💫 BAB MENERANGKAN DZIKIR SEUSAI SHOLAT 💫

أَجْمَعَ ٱلْعُلَمَآءُ عَلیٰ ٱسْتِحْبَابِ ٱلذِّكْرِ بَعْدَ ٱلصَّلَاةِ، وَجَآءَتْ فِيْهِ أَحَادِيْثٌ كَثِيْرَةٌ صَحِيْحَةٌ فِيْ أَنْوَاعِ مِنْهُ مُتَعَدِّدَةٌ، فَنَذْكُرُ أَطْرَافًا مِنْ أَهْمِهَا.
Para Ulama' sepakat bahwa dzikir seusai sholat itu hukumnya sunnah, saking banyaknya dalil yang menerangkan bahwa dzikir itu sunnah maka kami ( Imam Nawawi ) hanya menyebut pada beberapa ujung hadits saja.
رُوَيْنَافِيْ كِتَابِ ٱلتُّرْمُذِيِّ عَنْ أَبِيْ أَمَامَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ : قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ أَيُّ ٱلدُّعَاءُ أَسْمَعُ؟ قَالَ " جَوْفُ ٱللَّيْلِ ٱلْأٓخِرِ "، وَدُبُرُ ٱلصَّلَوَاتِ ٱلْمَكْتُوْبَاتِ ".
Telah diriwayatkan dalam Sunan at-Turmudzi dari Abi Amamah al-Bahily mudah-mudahan Allah ﷻ paring Ridho dateng Beliaunya. آمين. Telah berkata bahwa : Kapan Kanjeng Rosul Muhammad ﷺ saat berdo'a? 
Aku dengar bahwa Baginda Rosul Muhammad ﷺ berdo'a itu pada pertengahan malam yang terakhir, dan atau setiap selesai sholat Fardlu.
وَفِيْ رِوَايَةٍ فِيْ صَحِيْحَيْهِمَا عَنِ إِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَفْعَ ٱلصَّوْتِ بِالذِّكْرِ حِيْنَ يَنْصَرِفُ ٱلنَّاسِ مِنَ ٱلْمَكْتُوْبَةِ كَانَ عَلیٰ عَهْدِ رَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ ٣، وَقَالَ إبْنُ عَبَّاسٍ : كُنْتُ أَعْلَمُ إِذَا إنْصَرَفُوْا إِذَا سَمِعْتُهُ.
Pada riwayat tertentu, bahwa didalam Kitab Shohih Imam Bukhori dan Imam Muslim di ceritakan dari Imam Ibnu Abbas RA : Sesungguhnya mengeraskan suara dalam dzikir pada saat selesai sholat Fardlu itu telah diamalkan sejak zaman Rosulillah Muhammad ﷺ, dipertegas oleh Imam Ibnu Abbas : Aku mengetahui sendiri bahwa Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ telah mengerjakan hal demikian seusai sholat fardlu.
٣ - قَالَ ٱلْمُصَنِّفُ : هٰذَا دَلِيْلٌ لِمَا قَالَهُ بَعْضُ ٱلسَّلَفِ أَنَّهُ يُسْتَحَبُّ رَفْعُ ٱلصَّوْتِ بِالتَّكْبِيْرِ وَالذِّكْرِ عُقْبَ ٱلْمَكْتُوْبَةِ، وَغَيْرِهِمْ مُتَّفَقُوْنَ عَلیٰ عَدَمِ إِسْتِحْبَابِ رَفْعِ ٱلصَّوْتِ بِالتَّكْبِيْرِ وَالذِّكْرِ، وَحَمِلَ ٱلشَّافِعِيُّ هٰذَا ٱلْحَدِيْثُ عَلیٰ أَنَّهُ جَهْرٌ وَقْتًا يَسِيْرًاحَتَّی يُعَلِّمَهُمْ صِفَةَ ٱلذِّكْرِ، لَا أَنَّهُمْ جَهَرُوْا دَآئِمًا أه.
3. Dalam catatan kaki :
Ngendiko Imam Nawawi sebagai penulis Kitab ini, Itu sebagai landasan Dalil para Ulama' Salaf menerangkan bahwa : mengeraskan suara dari Takbir dan dzikir lainnya itu adalah Sunnah diamalkan pada habis sholat fardlu, dan Ulama' lainnya sepakat bahwa  pengerasan suara dalam takbir dan dzikir itu sunnah.
Menurut pendapat Imam Syafi'i RA bahwa Dalil yang menerangkan bahwa dzikir bersuara itu boleh dilakukan pada waktu-waktu tertentu tidak untuk selamanya.


أَجْمَعَ ٱلْعُلَمَآءُ عَلیٰ ٱسْتِحْبَابِ ٱلذِّكْرِ بَعْدَ ٱلصَّلَاةِ، وَجَآءَتْ فِيْهِ أَحَادِيْثٌ كَثِيْرَةٌ صَحِيْحَةٌ فِيْ أَنْوَاعِ مِنْهُ مُتَعَدِّدَةٌ، فَنَذْكُرُ أَطْرَافًا مِنْ أَهْمِهَا.
Para Ulama' sepakat bahwa dzikir seusai sholat itu hukumnya sunnah, saking banyaknya dalil yang menerangkan bahwa dzikir itu sunnah maka kami ( Imam Nawawi ) hanya menyebut pada beberapa ujung hadits saja.
رُوَيْنَافِيْ كِتَابِ ٱلتُّرْمُذِيِّ عَنْ أَبِيْ أَمَامَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ : قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ أَيُّ ٱلدُّعَاءُ أَسْمَعُ؟ قَالَ " جَوْفُ ٱللَّيْلِ ٱلْأٓخِرِ "، وَدُبُرُ ٱلصَّلَوَاتِ ٱلْمَكْتُوْبَاتِ ".
Telah diriwayatkan dalam Sunan at-Turmudzi dari Abi Amamah al-Bahily mudah-mudahan Allah ﷻ paring Ridho dateng Beliaunya. آمين. Telah berkata bahwa : Kapan Kanjeng Rosul Muhammad ﷺ saat berdo'a? 
Aku dengar bahwa Baginda Rosul Muhammad ﷺ berdo'a itu pada pertengahan malam yang terakhir, dan atau setiap selesai sholat Fardlu.
وَفِيْ رِوَايَةٍ فِيْ صَحِيْحَيْهِمَا عَنِ إِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَفْعَ ٱلصَّوْتِ بِالذِّكْرِ حِيْنَ يَنْصَرِفُ ٱلنَّاسِ مِنَ ٱلْمَكْتُوْبَةِ كَانَ عَلیٰ عَهْدِ رَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ ٣، وَقَالَ إبْنُ عَبَّاسٍ : كُنْتُ أَعْلَمُ إِذَا إنْصَرَفُوْا إِذَا سَمِعْتُهُ.
Pada riwayat tertentu, bahwa didalam Kitab Shohih Imam Bukhori dan Imam Muslim di ceritakan dari Imam Ibnu Abbas RA : Sesungguhnya mengeraskan suara dalam dzikir pada saat selesai sholat Fardlu itu telah diamalkan sejak zaman Rosulillah Muhammad ﷺ, dipertegas oleh Imam Ibnu Abbas : Aku mengetahui sendiri bahwa Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ telah mengerjakan hal demikian seusai sholat fardlu.
٣ - قَالَ ٱلْمُصَنِّفُ : هٰذَا دَلِيْلٌ لِمَا قَالَهُ بَعْضُ ٱلسَّلَفِ أَنَّهُ يُسْتَحَبُّ رَفْعُ ٱلصَّوْتِ بِالتَّكْبِيْرِ وَالذِّكْرِ عُقْبَ ٱلْمَكْتُوْبَةِ، وَغَيْرِهِمْ مُتَّفَقُوْنَ عَلیٰ عَدَمِ إِسْتِحْبَابِ رَفْعِ ٱلصَّوْتِ بِالتَّكْبِيْرِ وَالذِّكْرِ، وَحَمِلَ ٱلشَّافِعِيُّ هٰذَا ٱلْحَدِيْثُ عَلیٰ أَنَّهُ جَهْرٌ وَقْتًا يَسِيْرًاحَتَّی يُعَلِّمَهُمْ صِفَةَ ٱلذِّكْرِ، لَا أَنَّهُمْ جَهَرُوْا دَآئِمًا أه.
3. Dalam catatan kaki :
Ngendiko Imam Nawawi sebagai penulis Kitab ini, Itu sebagai landasan Dalil para Ulama' Salaf menerangkan bahwa : mengeraskan suara dari Takbir dan dzikir lainnya itu adalah Sunnah diamalkan pada habis sholat fardlu, dan Ulama' lainnya sepakat bahwa pengerasan suara dalam takbir dan dzikir itu sunnah.
Menurut pendapat Imam Syafi'i RA bahwa Dalil yang menerangkan bahwa dzikir bersuara itu boleh dilakukan pada waktu-

waktu tertentu tidak untuk selamanya.

وَرُوَيْنَا بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ فِيْ سُنَنِ أَبِيْ دَاوُدَ وَٱلنَّسَآئيِّ عَنْ مُعَاذٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللّٰهِ ﷺ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ : " يَامُعَاذُ، وَاللّٰهِ إِنِّيْ لَأُحِبُّكَ " فَقَالَ : " أُوْصِيْكَ يَامُعَاذُ، لَاتَدَعَنَّ فِيْ دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُوْلُ : أَللّٰهُمَّ أَعِنِّيْ عَلیٰ ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ ".
Telah di riwayatkan pada kita dengan Sanad yang Shohih di ambil dari Sunan Abi Dawud dan Sunan Nasa'ie dari Shahabat Mu'adz bin Jabal RA : Sesungguhnya Baginda Rosul Muhammad ﷺ pernah memegang pundakku sembari Dawuh " Wahai Mu'adz : Demi Allah saya ini cinta pada Anda, kemudian Beliau ﷺ berwasiat : Wahai Mu'adz Jangan coba-coba meninggalkan dalam setiap Anda selesai sholat untuk membaca do'a : Ya Allah, panjenengan paringi kepada kami untuk selalu ingat dateng panjenengan dan tetap syukur serta bagusnya ibadah kami dateng panjenengan ".
وَرُوَيْنَا فِيْ كِتَابِ إِبْنِ سِنيٰ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللّٰهِ ﷺ إِذَا قَضَیٰ صَلَاتَهُ مَسَحَ جَبْهَتَهُ بِيَدِهِ ٱلْيُمْنیٰ ثُمَّ قَالَ : " أَشْهَدُ أَنْ لَآإِلٰهَ اللّٰهُ ٱلرَّحْمٰنُ ٱلرَّحِيْمُ، أَللّٰهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّيْ ٱلْهَمَّ وَالْحَزَنَ ".
Telah di riwayatkan pada kita, dalam Kitabnya Imam Ibnu Shina, dari Imam Anas bin Malik RA berkata : Bahwa Baginda Rosul Muhammad ﷺ pada setiap akhir salam ( selesai dari sholatnya ) mengusap kening beliau dengan tangan kanannya sembari berdo'a " Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut di sembah kecuali Allah ﷻ Yang Punya Sifat Kasih dan Sayang. Ya Allah Tuhan kami, hilangkan beberapa broblematika kami serta kesedihan kami ".

Mugi manfaat mohon maaf bila terdapat khilaf.
Kami nuqil dari Kitab " ألْأَذْكَارُ ٱلنَّوَوِيَّةِ " pada Bab Dzikir halaman 112-117
والله الموفق إلی أقوم الطريق،
ألفقير إلی رحمة الله،
Moch Turchan Amar,
Sda, 21 Robi'ul akhir 1446 H/25 Oktober 2024 M.
٭٭٭ ❉ ❉ ❉٭٭٭