📡KENAPA BAGINDA ROSUL ﷺ SAAT DI SIDROTUL MUNTAHA' BER-AUDENSI DENGAN ALLAH ﷻ SENDIRIAN?
وَإِنَّمَا لَمْ يَحْصِلُ لِلنَّبِيِّ مِثْلَ مَاحَصَلَ لِجِبْرِيْلِ مِنَ ٱلْمُشَقَّةِ وَعَدَمِ الطَّاقَةِ لِأَنَّ النَّبِيَّ مُرَادٌ وَمَطْلُوْبٌ، فَأَعْطَاهُ اللّٰهُ قُوَّةً وَاسْتِعْدَادًا لِتَحْمِلَ هٰذَاالْمَقَامُ بِخِلاَفِ غَيْرِهِ وَلِذَالِكَ لَمَّا تَجَلَّی اللّٰهُ لِلْجَبَلِ إِنْدكَّ وَغَارَ الْأَرْضُ وَخَرَّ مُوْسیٰ صَعِقًا مُنَ الْجَلاَلِ لِأَنَّ مُوْسیٰ طَالِبٌ وَمُرِيْدٌ وَمُحَمَّدٌ مَطْلُوْبٌ وَمَطْلُوْبٌ وَمُرَادٌ، وَفَرْقٌ كَبِيْرٌ بَيْنَ الْمَقَامَيْن.
Ketika Malaikat Jibril AS belum berhasil mengantar Baginda Rosul Muhammad ﷺ Sowan dateng Ngersanipun Allah ﷻ saat berada di Sidrotul-Muntaha' Malaikat merasa Musyakkit (terasa berat) untuk melangkah sekalipun sudah dicoba tapi gagal karena memang beda Maqomnya.
Sebagaimana yang telah dikutib dalam surat As-Shoffat 164 Allah dawuh " وَمَامِنَّاإِلَّالَهُ مَقَامٌ مَعْلُوْمٌ " Pangapunten, apa kata Malaikat Jibril AS, kulo niki saestune benten maqomipun antara dalem kaleh panjenengan.
Karena Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ puniko sebagai Piantun engkang dipun padosi dining Allah, beda kalian Nabi Musa AS ketika sedang naik ke puncak Gunung Thurisaina, beliau sedang mencari Robnya ngantos Riyadloh selama 40 hari 41 malam, bada batas itu Allah hanya menampakkan kebesarannya mengirim api sebiji dzarroh dari Neraka maka puncak Gunung tersebut meledak sehingga Nabi Musa spontan tersungkur.
Disitu dapat dibedakan antara derajat Nabi Musa AS dengan Baginda Rosul Muhammad ﷺ yang maqomnya jauh lebih tinggi.
📡KENAPA BAGINDA ROSUL ﷺ SAAT DI SIDROTUL MUNTAHA' BER-AUDENSI DENGAN ALLAH ﷻ SENDIRIAN?
وَإِنَّمَا لَمْ يَحْصِلُ لِلنَّبِيِّ مِثْلَ مَاحَصَلَ لِجِبْرِيْلِ مِنَ ٱلْمُشَقَّةِ وَعَدَمِ الطَّاقَةِ لِأَنَّ النَّبِيَّ مُرَادٌ وَمَطْلُوْبٌ، فَأَعْطَاهُ اللّٰهُ قُوَّةً وَاسْتِعْدَادًا لِتَحْمِلَ هٰذَاالْمَقَامُ بِخِلاَفِ غَيْرِهِ وَلِذَالِكَ لَمَّا تَجَلَّی اللّٰهُ لِلْجَبَلِ إِنْدكَّ وَغَارَ الْأَرْضُ وَخَرَّ مُوْسیٰ صَعِقًا مُنَ الْجَلاَلِ لِأَنَّ مُوْسیٰ طَالِبٌ وَمُرِيْدٌ وَمُحَمَّدٌ مَطْلُوْبٌ وَمَطْلُوْبٌ وَمُرَادٌ، وَفَرْقٌ كَبِيْرٌ بَيْنَ الْمَقَامَيْن.
Ketika Malaikat Jibril AS belum berhasil mengantar Baginda Rosul Muhammad ﷺ Sowan dateng Ngersanipun Allah ﷻ saat berada di Sidrotul-Muntaha' Malaikat merasa Musyakkit (terasa berat) untuk melangkah sekalipun sudah dicoba tapi gagal karena memang beda Maqomnya.
Sebagaimana yang telah dikutib dalam surat As-Shoffat 164 Allah dawuh " وَمَامِنَّاإِلَّالَهُ مَقَامٌ مَعْلُوْمٌ " Pangapunten, apa kata Malaikat Jibril AS, kulo niki saestune benten maqomipun antara dalem kaleh panjenengan.
Karena Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ puniko sebagai Piantun engkang dipun padosi dining Allah, beda kalian Nabi Musa AS ketika sedang naik ke puncak Gunung Thurisaina, beliau sedang mencari Robnya ngantos Riyadloh selama 40 hari 41 malam, bada batas itu Allah hanya menampakkan kebesarannya mengirim api sebiji dzarroh dari Neraka maka puncak Gunung tersebut meledak sehingga Nabi Musa spontan tersungkur.
Disitu dapat dibedakan antara derajat Nabi Musa AS dengan Baginda Rosul Muhammad ﷺ yang maqomnya jauh lebih tinggi.
📡 SISI LAIN TENTANG KEUNIKAN DAN KEAJAIBAN FASILITAS SURGA BUAT ORANG YANG KHUSYU' SHOLATNYA.
وَذَكَرَ الْفَشَّنِيُّ فُيْ شَرْحِ الأَربَعيْنَ أَنَّهُ وَرَدَ أَنَّ فيْ الجَنَّةِ شَجَرَةٌ إِسّمُهَا التَّحِيَّاتُ، وَعَليّهَا طَائِرٌ إسُمُهَا الْمُبَاركاتُ، وَتَحْتُهَا عَيْنٌ إسْمُهَا الطَّيِّبَاتُ، فَإِذا قَالَ العَبْدُ ذَٰلِكَ فِيْ كُلِّ صَلاَةٍ نَزَلَ ذَالِكَ الطَّائِرِ مِنْ فَوْقِ الشَّجَرِ وَإنْغَمَسُ فِيْ تلِْكَ الْعيْنِ، ثُمَّ خَرَجَ مِنْهَا وَهُوَ يَنْفَضُّ أَجْنِحَتَهُ فَيَقَطَّرُ المآءُ مِنْ عَلَيْهِ فَيَخْلُقُ اللّٰهُ مِنْ كُلِّ قَطْرَةٍ مِنهُ مَلَكًا يِسْتغْفِرُ لِذَلِكَ العبْدُ إلیٰ يِومِ القِيَامَةِ أه برماوي.
Pada Bagian lain Imam Al-Fasy-syani dalam Syarah kitab Arbain-Nawawi menerangkan bahwa di dalam Surga itu terdapat Pohon yang namanya ATTAHIYYATU diatasnya dihinggapi burung yang namanya Al-MUBAROKATU, dan dibawanya teralir sumber mata air namanya At-THOYYIBAT, disaat seorang Musholli melafalkan Kalimat tersebut waktu Tasyahhud maka turunlah burung-burung tersebut dari atas pohon surga tersebut kemudian mencebur dalam sumber mata air tersebut sambil menghempaska sayap-sayapnya kekanan dan kekiri maka terjadilah beberapa butiran. Butiran air tersebut Allah jadikan Malaikat yang selalu membaca istighfar buat orang-orang yang aktive membaca Tasyahhud tersebut hingga hari qiyamat.
Semoga manfaat, mohon maaf bila terdapat khilaf.
Kami nuqil dari kitab Bujairimi Jilid 2 halaman 185.
والله الموفق إلی أقوم الطريق،
الفقير إلی رحمة الله،
Moch Turchan Amar,
Sda, 13 Jumadil Akhir 1446 H/15 Desember 2024 H.
٭٭٭ ❉ ❉ ❉٭٭٭