Berawal dari gegap gempita pilpres tahun 2014 yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 Juli berteptan hari rabu atau 11 romadhon 1435H, dimana ada dua capres
No.1 Prabowo Subianto dengan Wakil M. Hatta Rajasa
No.2 Joko Widodo (Jokowi) dengan wakil M Jusuf Kalla
Tulisan ini diambil dari sosial media, Facebook dan whatapp, sumber tulisan ini tidak jelas apa benar dari Gus Mus yang merupakan salah satu teman kuliah Gus Dur (Abdurrahman wahid) semasa di mesir, tetapi walau begitu tulisan ini bisa dijadikan pedoman kita dalam menyikapi pilpres dan pileg yang dilakukan setiap 5 tahun sekali. (sekali lagi sumber tulisan ini tidak Jelas)
"Apabila kalian mendukung calon pemimpin tentunya kalian tidak sekedar mendukung, tapi menginginkan agar calon kalian itu benar-benar menjadi pemimpin. Untuk itu tentunya kalian perlu mempengaruhi orang agar juga mendukung calon kalian. Cara yang paling baik mempengaruhi orang agar ikut mendukung, ialah dengan menonjolkan kebaikan-kebaikan calon kalian. Bukan dengan memburuk-burukkan calon pemimpin saingan. Mengapa? Sebab, dengan memburuk-burukkan calon pemimpin saingan, pasti akan dibalas dengan hal yang sama. Dan dengan demikian, kedua calon pemimpin akan terlihat buruk semua di mata masyarakat yang hendak kalian pengaruhi.
No.1 Prabowo Subianto dengan Wakil M. Hatta Rajasa
No.2 Joko Widodo (Jokowi) dengan wakil M Jusuf Kalla
Tulisan ini diambil dari sosial media, Facebook dan whatapp, sumber tulisan ini tidak jelas apa benar dari Gus Mus yang merupakan salah satu teman kuliah Gus Dur (Abdurrahman wahid) semasa di mesir, tetapi walau begitu tulisan ini bisa dijadikan pedoman kita dalam menyikapi pilpres dan pileg yang dilakukan setiap 5 tahun sekali. (sekali lagi sumber tulisan ini tidak Jelas)
"Apabila kalian mendukung calon pemimpin tentunya kalian tidak sekedar mendukung, tapi menginginkan agar calon kalian itu benar-benar menjadi pemimpin. Untuk itu tentunya kalian perlu mempengaruhi orang agar juga mendukung calon kalian. Cara yang paling baik mempengaruhi orang agar ikut mendukung, ialah dengan menonjolkan kebaikan-kebaikan calon kalian. Bukan dengan memburuk-burukkan calon pemimpin saingan. Mengapa? Sebab, dengan memburuk-burukkan calon pemimpin saingan, pasti akan dibalas dengan hal yang sama. Dan dengan demikian, kedua calon pemimpin akan terlihat buruk semua di mata masyarakat yang hendak kalian pengaruhi.
Apabila masing-masing 'menghitamkan' yang lain, siapakah kemudian yang terlihat 'putih' untuk dipilih?
Pikirkanlah ini dan jangan pernah lupa bahwa semua calon pemimpin yang sedang bersaing bukanlah orang-orang asing. Mereka semua adalah putera-putera Indonesia yang menginginkan kebaikan Indonesia. Indonesia kita semua.
Semoga Allah memberi hidayah kepada kita dan melindungi kita semua dari adu-domba setan yang terkutuk."