أَعْذَارُ ٱلصَّلَاةِ
أَرْبَعَةٌ : ٱلنَّوْمُ، وَٱلنِّسْيَانُ، وَٱلْجَمْعُ، وَٱلْإِكْرَاهُ.
وَمَعْنیٰ أَعْذَارِ الصَّلَاةِ، أَي : أَنَّهُ لَا يَأْثَمُ مَنْ أَخَّرَ ٱلصَّلَاةَ عَنْ وَقْتِهَابِأَيِّ عُذْرٍ مِنْ هٰذِهِ ٱلْأَعْذَارِ.
Udzur sholat ada empat : yaitu tertidur, lupa, jama' dan dipaksa.
Yang dimaksud udzur sholat adalah tidak berdosa bagi orang yang menunda sholat hingga keluarnya waktu disebabkan udzur-udzur ini.
كَما قَالَ صَاحِبُ " صَفْوَةُ الزُّبَدِ "
لَاعُذْرَ فِيْ تَأْخِيْرِهَا إِلَّا لِسَاهْ ✿ أَوْنَوْمٍ أَوْلِلْجَمْعِ، أوْلِلْإِكْرَاه
Sebagaimana yang diungkapkan penyusun Shofwatuz Zubad :
" Tidak dianggap udzur di dalam mengakhirkan sholat kecuali bagi orang yang lupa, atau tertidur, karena jama' atau karena di paksa."
١ - ٱلنَّوْمُ : يَكُوْنُ عُذْرًا إِذَا نَامَ قَبْلَ دُخُوْلِ الْوَقْتِ، وَأَمَّا إِذَا نَامَ بَعْدَ دُخُوْلِ ٱلْوَقْتِ فَلَا يُعْتَبَرُ عُذْرًا، إِلَّا إِذَا كَانَ مِنْ عَادَاتِهِ : ٱلْقِيَامُ مِنَ ٱلنَّوْمِ قَبْلَ خُرُوْجِ الْوَقْتِ، أو أَوْصیٰ ثِقَةً يُوْقِظُهُ قَبْلَ ٱلخُرُوْجِ الْوَقْتِ.
1. Tidur dianggap udzur jika dilakukan sebelum masuk waktu. Sedang tidur yang dilakukan setelah masuk waktu, maka tidak dianggap udzur kecuali memiliki kebiasaan terbangun sebelum habis waktu, atau berpesan pada orang yang dapat di percaya untuk membangunkan sebelum keluarnya waktu.
وَيُسَنُّ إِِيْقَاظُ مَنْ ناَمَ قَبْلَ دُخُوْلِ ٱلْوَقْتِ، وَيَجِبُ إِيْقَاظُ مَنْ نَامَ بَعْدَ دُخُوْلِ الْوَقْتِ.
Di Sunnahkan membangunkan seorang bila tidurnya sebelum masuk waktu sholat, dan di wajibkan membangunkan seseorang yang tidurnya setelah masuk waktu sholat.
٢ - ٱلنِّسْيَانُ : يَكُوْنُ عُذْرًا إذَا كَانَ سَبَبُهُ أَمْرًا مُبَاحًا، وَأَمَّا إِذَا كَانَ مَكْروُهًا أوْحَرَامًا فَلَا يُعْذَرَ.
2. Lupa dianggap udzur jika di sebabkan sesuatu yang mubah. Sedangkan lupa yang di sebabkan perkara yang makruh atau haram, maka tidak dianggap udzur.
٣ - ٱلْجَمْعُ بَيْنَ ٱلصَّلَاتَيْنِ : أيْ تَقْدِيْمُ ٱلصَّلَاةِ عَنْ وَقْتِهَا، أوْتَأْخِيْرُهَا عَنْهُ، وَذَلِكَ لِلْجَمْعِ بَيْنَهَا وَبَيْنَ صَلَاةِ أُخْریٰ، بِسَبَبِ ٱلسَّفَرِ أوْالْمَرَضِ أوْالْمَطَرِ.
3. Menjama' sholat, mendahulukan sholat sebelum waktunya atau mengakhirkan hingga keluar waktu. Hal itu di lakukan karena untuk mengumpulkan satu sholat dengan sholat yang lain sebab bepergian, sakit atau turun hujan.
٤ - الْإِكْرَاهُ : بِأَنْ يُكْرَهَ عَلیٰ إِخْرَاجِ الصَّلَاةِ عَنْ وَقْتِهَا، فَيُعْذَرُ فِيْ ذَلِكَ إِذَا تَوَفَّرَتْ شُرُوْطُ الإِكْرَاهِ.
4. Di paksa, yaitu di paksa untuk mengeluarkan sholat dari waktunya. Hal ini di anggap udzur jika memenuhi syarat-syarat pemaksaan.
✪ وَشُرُوْطُ ٱلْإِكْرَاهِ : أَرْبَعَةٌ :
١ - قُدْرَةُ الْمُكْرِهِ عَلیٰ تَحْقِيْقِ مَاهَدَّدَ بِهِ بِوِلَايَةٍ أوْ تَغَلُّبَ. ١
٢ - عَجْزُ ٱلمُكْرَهِ عَنْ دَفْعِ مَاأُكْرِهَ بِهِ بِهَرَبٍ أوْ إسْتِغَاثَةٍ.
٣ - ظَنُّ المُكْرَهِ أَنَّهُ إنِ امْتَنَعَ فَعَلَ الْمُكْرِهُ مَاخَوَّفَهُ بِهِ.
٤ - أن لَا تَكُوْنَ هُنَاكَ قَرِيْنَةُ ٱخْتِيَارِ.
Syarat - syarat pemaksaan ada empat :
1. Pemaksa mampu membuktikan ancamannya karena ia berkuasa atau kuat.
2. Yang di paksa tidak mampu nenolak paksaan dengan berlari atau minta tolong.
3. Yang di paksa dugaan kuat jika menolak niscaya pemaksa akan melakukan ancamannya.
4. Tidak ada tanda tanda bahwa orang yang di paksa melakukan paksaan itu dengan kehendaknya sendiri.
Mudah-mudahan bermanfaat dan mohon maaf bila terdapat khilaf,
Kami nuqil dari Kitab Fiqih Taqrirotus Sadidah Bab Udzur Sholat halaman 190 - 191.
والله أعلم بالصواب،
والله الموفق إلی أقوم الطريق،
مِنْ الفقير إلی رحمة الله عز وجل.
Moch Turchan Amar,
Sidoarjo, 06 Robiul Awal 1445H / 22 September 2023M.
link Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=6ZiVHe-h3qs