Edisi khusus, Jum'at ke 5 Bulan Maret 2023 tentang Cara Puasanya Orang Tua yang sedang sakit, wanita sedang hamil dan menyusui.
وَرَوٰی ٱلبُخَارِيُ عَنْ عَطَاءٍ أَنّهُ سَمِعَ إِبْنَ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما يَقْرَأُ " وَعَلیٰ ٱلَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍ ۗ" ٱلبقرة ١٨٤
قَالَ إبن عباسٍ : لَيْسَتْ بِمَنْسُوْحَةٍ، هِيَ لِلشَّيْخِ الكَبيْرِ، وَالمَرْأةُ الكَبِيْرَةِ، لَايَسْتَطِيْعَانِ أنْ يَصُوْماَ فَيُطْعِمَانِ مَكاَنَ كُلِّ يَوْمٍ مِسْكِيْنًا. كما في صحيح البخاري باب التفسير.
Imam Bukhory telah meriwayatkan, dari Shahabat 'Atho' RA beliau mendengar langsung dari Shahabat Abdullah bin Abbas mudah"an Allah SWT paring ridlo keduanya,
Merujuk dari surat Albaqoroh ayat 184 yang artinya : Dan Bagi mereka۔mereka yang berat menjalankannya yakni Orang sakit berat, orang yang tua, orang yang sedang hamil atau yang sedang menyusui, maka wajib bayar fidyah,
Yaitu memberi makan orang miskin.
Menurut Imam Ibnu Abbas, ayat ini tidak direvisi : Berlaku bagi Orang laki yang tua dan wanita tua, keduanya tidak mampu untuk berpuasa maka baginya diwajibkan untuk memberi makanan tiap hari selama bulan Romadlon kepada orang miskin.
* ماَهُوَ حُكْمُ ٱلْحامِلُ وَالْمُرْضِعُ؟
آلْحُبْلٰی وَالْمُرْضِعُ إذَا خَافَتَا عَلٰی أَنْفُسِهِمَا أوْعَلیٰ وَلَدَيْهِمَا أفْطَرْتَا، لِأنَّ حُكْمَهُمَا حُكْمُ الْمَرِيْضِ، وَقَدْ سُئِلَ الحَسَنُ البَصْرِيُّ عَنِ الحَامِلِ وَالمُرْضِعِ إذَا خَافَتَا عَلیٰ أَنْفُسِهِمَا أَوْ
وَلَدِهِمَا فَقَالَ : أيُّ مَرَضٍ أشَدُّ مِنَ الْحَمْلِ ؟ تَفْطُرُ وَتَقْتَضِيُ.
Bagaimana hukumnya wanita hamil dan wanita yang menyusui bayinya?
Wanita hamil dan wanita yang sedang menyusui bila terjadi kelainan, yakni takut kalau menimpa pada ibu dan janinnya dan atau bayi yang sedang disusuinya, maka dalam hal ini diperbolehkan IFTHOR yakni membatalkan puasa sebagaimana yang dihujjahkan oleh Imam Hasan Bashri ketika ditanyakan tentang hal tersebut, Beliau memberikan qiyas ditamsilkan seperti orang yang sedang sakit. Kemudian dipertanyakan : Mana yang lebih berat antara orang yang sedang sakit dengan orang hamil? Disini diambil jalan tengah yaitu membatalkan puasa dan menqodlo' puasanya.
وَهٰذَا بِالتِّفَاقِ الفُقَهَاءِ، وَلَكِنْ إِخْتَلَفُوْا هَلْ يَجِبُ عَليْهِمَا ٱلقَضَاءُ مَعَ الْفِدْيَةِ، أَمْ يَجِبُ ٱلقَضَاءُ فَقَطْ؟
Dalam hal ini para Ulama' fiqih sepakat, akan tetapi ada perbedaan pendapat, Apakah cukup ditebus dengan Fidyah dan atau wajib Qodlo' saja?
ذَهَبَ أَبُوْ حَنِفَةَ إِلٰی أَنَّ الْوَاجِبَ عَلَيهِماَ هُوَ القَضَاءُ فَقَطُّ، وَذَهَبَ الشَافِعِيُّ وَأَحْمَدُ إِلیٰ أَنَّ عَلَيْهِمَا القَضَاءَ مَعَ الفِدْيَةِ.
Menurut pandangan Imam Abu Hanifah keduanya yakni wanita Hamil dan wanita menyusui cukup qodlo', sementara menurut pendapat Imam Syafi'ie dan Imam Ahmad idealnya dilaksanakan keduanya, yakni bayar fidyah dan qodlo'.
حُجَّةُ الشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدَ :
أَنَّ الْحَامِلَ وَالمُرْضِعَ دَاخِلَتَانِ فِيْ مَنْطُوْقِ الأيَةِ الكَرِيْمَةِ " وَعَلیٰ الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهُ فِدْيَةٌ "
البقرة ١٨٤ لِأَنّهَا تَشْمِلُ الشَّيْخَ الكَبِيْرَ، وَالمَرْأَةَ الفَانِيَةِ، وَكُلَّ مَنْ يُجْهِدَهُ الصَّوْمُ فَعَلَيْهِمَا الفِدْيَةُ كَمَاتَجِبُ الشَّيْخُ الْكَبِيْرُ.
Hujjah Imam Syafi'ie dan Imam Ahmad bin Hambal :
Sesungguhnya wanita hamil dan wanita sedang menyusui itu dikategorikan sebagai yang terkandung dalam ayat 184 pada surat Albaqoroh artinya mereka۔mereka itu tergolong berat melakukan puasa, dalam hal ini diqiyaskan seorang kakek dan nenek yang sudah lanjut usia, setiap orang yang dirasa berat untuk puasa karena sudah udzur maka kepadanya diwajibkan bayar fidyah sebagaimana yang di berlakukan terhadap orang tua yang sudah udzur.
Kami nuqil dari Kitab
Tafsiru Ayatil Ahkam minal Qur'an
بِقَلَمِ مُحَمَّدْ عَلِيِّ ٱلصَّابُوْنِيِّ، الجزءُ الأول، ص ١٤٧۔١٤٨
والله الموافق إلی أقوم الطريق،
الفقير من رحمة الله عز وجل،
Moch Turchan Amar,
Sidoarjo, 08 Romadlon 1444 H/30 Maret 2023.